Sudah 13 Tahun Anggaran Pendidikan 20%, Saatnya Dievaluasi Secara Kualitatif

Gedung Universitas Kristen Indonesia (UKI) di Cawang
Gedung Universitas Kristen Indonesia (UKI) di Cawang, Jakarta (KalderaNews/JS de Britto)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Akademisi Indonesia, Prof. Dr. H. Jimly Asshiddiqie, S.H., M.H menegaskan Universitas Kristen Indonesia (UKI) terus berkembang menjadi salah satu pusat unggulan yang dapat diandalkan bagi kemajuan masyarakat, bangsa dan negara secara inklusif untuk seluruh warga bangsa dan peserta didik dari manca negara.

“Kesetaraan hak setiap warga untuk mendapatkan pendidikan bermutu haruslah dapat diakses secara luas oleh siapa saja di dunia yang semakin penuh dengan dinamika perubahan disruptif,” ujarnya dia acara Dies Natalis ke-27 Program Pascasarjana Universitas Kristen Indonesia baru-baru ini.

Menyikapi anggaran pendidikan yang dialokasikan oleh pemerintah, terangnya, setiap kebijakan terkait anggaran pendidikan yang diambil mempunyai dampak dan implikasi serius terhadap pembangunan masyarakat terdidik di Indonesia, yang berkaitan erat dengan semua sektor pembangunan.

BACA JUGA:

“Pada tahun 2008 kami membuat landmark decision, putusan bersejarah anggaran pendidikan mulai tahun 2009 harus 20 persen sesuai pasal 31 UUD. Tahun 2009 sampai sekarang anggaran pendidikan 20%, sudah 13 tahun ini perlu dievaluasi secara kualitatif. Hanya hitungan angka saja, selama ini kita selalu bicara kualitas pembelajaran. Relevansi pendidikan kita sesuai kebutuhan jaman atau tidak. Apakah pendidikan merata atau tidak?”

Jimly melihat kualitas dan integritas SDM di Indonesia perlu ditingkatkan secara merata, dengan tujuan agar nantinya pengelolaan SDA yang sangat banyak di Indonesia dapat berjalan dengan adil dan mensejahterakan.

“13 tahun memenuhi Amanah UUD, saat ini sudah waktunya dievaluasi dan sifatnya mendesak. Jika kekayaan SDA di Indonesia diolah oleh kualitas SDM yang masih rendah maka kekayaan SDA bukanlah sebuah anugerah, tapi justru dapat menjadi sumber malapetaka. Kita harus mempersiapkan kualitas dan integritas SDM Indonesia supaya setara dengan kuantitas penduduk Indonesia.”

Ia lantas mengajak UKI untuk memainkan peranan penting dalam pembangunan nasional, dengan pembentukan pribadi masing-masing sebagai modal kepemimpinan di masa depan.

“Jadilah pemimpin yang siap menjadi guru. Role modelling itulah fungsi kepemimpinan. Lulusan UKI dapat memainkan 3 peran, sebagai transformational leader, system builder, educating dan role model. Alumni UKI mari melakukan transformational system, membangun modernisasi system bernegara supaya negara tergantung pada aturan.”

“Mari bersama-sama bergotong- royong membangun negara modern di masa depan, ditopang integritas dan kualitas SDM yang mampu mengelola SDA yang kaya dan mengelola modernitas kegiatan bernegara,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News

*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu!




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*