JAKARTA, Kalderanews.com — Di masa Pandemi COVID-19, Profesor Chiara Formichi harus menemukan kenyataan kurang menyenangkan. Ia harus menghadapi pembatasan perjalanan karena wabah tersebut. Akibatnya tidak semua rencana risetnya dapat berjalan seperti yang dikehendaki.
Setelah buku perdananya terbit pada awal pandemi, ia melanjutkan penelitian untuk tema berikutnya. Dia mengambil cuti pada musim gugur 2019 untuk menjelajahi arsip yang disimpan di Belanda, sebelum pindah ke Singapura pada Januari 2020 dengan harapan bekerja di Indonesia dan Australia.
Tiga tahun kemudian, Formichi mengatakan dia masih belum dapat mengakses arsip yang awalnya dia rencanakan untuk dibaca, terutama karena protokol kesehatan masyarakat dan pembatasan perjalanan. Meski begitu, ia mengungkapkan rasa terima kasih atas kekayaan sumber-sumber studi Indonesia dan pekerjaan yang telah dilakukannya selama ini.
BACA JUGA:
- Sejarah Era Kolonial di Indonesia Diusulkan Masuk Kurikulum Pendidikan Belanda
- Pelajaran Bahasa Indonesia di Australia Perlu Diintensifkan, Wah, Bakal Butuh Banyak Guru Nih
- Kampus Islam di Indonesia Beri Gelar Doktor Honoris Causa kepada Pejabat Vatikan
Proyek Formichi saat ini mengeksplorasi peran sehari-hari kerja yang terkait dengan perawatan dan pengasuhan (care) di Indonesia akhir masa kolonial dan awal pasca kemerdekaan 1945.
Leave a Reply