Kebijakan Gubernur NTT Masuk Sekolah Jam 5 Pagi Ganggu Jam Shalat Subuh di Masjid

Para siswa SMA di NTT. (Ist.)
Para siswa SMA di NTT. (Ist.)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Anggota Komisi X DPR RI Fahmy Alaydroes menilai kebijakan Gubernur NTT yang mewajibkan pelajar SMA/SMK mulai masuk sekolah sejak pukul 5 pagi, patut dipertimbangkan kembali. Pasalnya, kebijakan tersebut dinilai tidak efektif dan tidak efisien untuk mendukung penyelenggaran pembelajaran.

“Maksudnya baik, mendidik pelajar agar terbiasa disiplin, memanfaatkan waktu sejak dini hari. Namun, kebijakan itu menjadi tidak bijak bila kemudian memberatkan, merepotkan, dan membuat gaduh banyak pihak, terutama pihak orangtua,” ujar Fahmy.

Ia menilai kebijakan tersebut berpotensi mengganggu kesempatan para pelajar maupun para guru untuk menjalankan ibadah. Seperti, menunaikan shalat subuh di masjid, jika terdapat individu yang beragama Islam.

BACA JUGA:

“Hal ini pasti akan memicu kontroversi di tengah masyarakat,” tandasnya.

Lebih lanjut, Fahmy beranggapan, proses pendisiplinan pelajar dan peningkatan mutu bisa dilakukan dengan berbagai cara. Dirinya pun menekankan agar dalam membuat kebijakan pemenuhan standar mutu pendidikan tidak mengada-ada.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*