Dianggap Telmi karena Gagal Fokus pada Penjelasan Dosen? Tenang Bestie, Baca Ini Dulu!

Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com — Umumnya mahasiswa idaman dosen adalah yang berkonsentrasi penuh pada pokok-pokok yang dijelaskan. Bukan malahan memperhatikan hal-hal yang dianggap tidak penting.

Pandangan ini tampaknya harus direvisi, Bestie.  Itu bila kamu setuju pada hasil studi Alexandra Decker, peneliti pasca-doktoral di McGovern Institute for Brain Research Massachusetts Institute of Technology.

Hasil penelitiannya bersama Michael Dubois,  baru-baru ini terbit di jurnal Psychonomic Bulletin & Review, dan menyajikan perspektif berbeda.

BACA JUGA:

“Kesimpulan kami adalah bahwa penyimpangan perhatian ini dapat membantu untuk belajar karena saat kita terlalu fokus atau terlalu terpaku, kita kehilangan informasi di lingkungan kita yang mungkin berguna,” kata Decker.

Decker adalah peneliti pasca-doktoral di McGovern Institute for Brain Research Massachusetts Institute of Technology dan mantan mahasiswa pascasarjana di laboratorium Amy Finn dan Katherine Duncan – keduanya asociate profesor di departemen psikologi Universitas Toronto di Fakultas Seni & Sains.

Menurut studi itu, ketika seseorang gagal fokus pada sebuah penjelasan utama yang disampaikan dosen, tidak selalu berarti ia kurang cerdas atau telat mikir. Bukan pula karena dia tidak serius menyimak.

Sangat mungkin ia sedang berkonsentrasi pada informasi sekunder atau pinggiran, yang tidak ditekankan oleh sang dosen. Dan hal itu sesungguhnya tidak kalah penting artinya bagi proses pembelajaran.

Menurut para peneliti, studi mereka membuka kemungkinan bahwa  penyimpangan perhatian dapat diperluas dan memungkinkan seseorang menerima lebih banyak informasi dari lingkungannya.

Studi mereka menunjukkan  bahwa responden memperoleh pembelajaran yang lebih tinggi pada informasi yang tidak ditargetkan, ketika perhatian mereka terhadap informasi yang ditargetkan tidak tercapai.

Studi itu mengatakan  bahwa peserta yang menghabiskan lebih banyak waktu dalam keadaan perhatian yang buruk, memperoleh pembelajaran terbesar tentang informasi sampingan atau periferal.

“Kita mengalami penyimpangan perhatian sepanjang waktu dan, umumnya, hal itu dianggap sebagai hal yang buruk,” kata Decker, yang mengerjakan studi tersebut sebelum bergabung dengan MIT.

“Tapi kami ingin tahu apakah terlalu fokus pada tujuan pembelajaran mungkin bukan hal yang baik dan apakah penyimpangan perhatian dapat memperluas perhatian kita dan memungkinkan kita menerima lebih banyak informasi dari lingkungan kita.”

“Banyak pekerjaan telah dilakukan untuk mencoba dan meningkatkan perhatian dan tetap fokus lebih lama,” kata Dubois.

“Tetapi pemikiran kami adalah bahwa kita harus mengonseptualisasikan kembali penyimpangan  perhatian sebagai kesempatan untuk mempelajari sesuatu yang lain. Dengan kata lain, kehilangan perhatian belum tentu merupakan hal yang buruk.”

Hasil studi ini memberikan wawasan baru terhadap perdebatan lama tentang dua teori penyimpangan perhatian yang kontras.

Pertama adalah teori yang menyatakan bahwa manusia memiliki jumlah perhatian yang terbatas. Ketika kita kehilangan hal itu, kita tidak memperoleh  informasi apa pun, baik yang relevan dengan tujuan maupun yang tidak relevan.

Tetapi penelitian ini tampaknya  mendukung teori yang kedua, yang mengatakan terjadinya penyimpangan perhatian mempromosikan pembelajaran konten yang tidak relevan dengan tujuan. Sebab, terjadinya penyimpangan perhatian bukan karena menipisnya sumber perhatian, melainkan  karena perhatian dialihkan dari tugas utama ketika sumber perhatian utama itu menjadi terlalu monoton.

Studi dengan responden 53 mahasiswa University of Toronto, Kanada ini, membuka kemungkinan bahwa kita mengalami penyimpangan perhatian karena hal itu membantu kita mempelajari hal-hal yang menurut kita tidak relevan pada saat itu – bukan hanya karena sulit mempertahankan perhatian untuk waktu yang lama.

Dengan kata lain, kita mengalami penyimpangan perhatian bukan karena ‘telmi,’ tetapi karena perhatian kita terpakai untuk mempelajari banyak informasi lain. Dan, banyak informasi yang bisa dipelajari dari lingkungan kita.

Kesimpulannya, studi ini mengatakan perlu diakui bahwa ada banyak cara belajar yang terbukti efektif. ◼

Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnyadi Google News

*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmuTertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*