Penguatan Karakter Jadi Roh Pendidikan, Masih Butuh Kolaborasi

Peluncuran program digitalisasi sekolah di Gedung Srindit Ranai, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Rabu, 18 September 2019
Peluncuran program digitalisasi sekolah di Gedung Srindit Ranai, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Rabu, 18 September 2019 (KalderaNews/Kemdikbud)
Sharing for Empowerment

RIAU, KalderaNews.com – Kepala Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) Kemendikbudristek, Rusprita Putri Utami menyampaikan bahwa penguatan karakter merupakan ruh dari pendidikan Indonesia yang tidak terbatas pada kompetensi intelektual.

Generasi bangsa harus memiliki pengetahuan dan pemahaman intelektual disertai karakter yang kuat berlandaskan nilai-nilai Pancasila.

“Untuk menjadikan Indonesia semakin hebat, penguatan karakter di lingkungan pendidikan membutuhkan kolaborasi dan gotong-royong semua lapisan ekosistem pendidikan, mulai dari satuan pendidikan, pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, keluarga, dan masyarakat,” ujar Rusprita saat membuka kegiatan DKT di Hotel Novotel Pekanbaru, Riau pada Senin, 13 Maret 2023.

BACA JUGA:

Rusprita berharap seluruh lapisan ekosistem pendidikan akan dapat mengimbaskan implementasi materi penguatan karakter kepada satuan pendidikan yang ada di bawah kewenangan dinas pendidikan dan juga kepada masyarakat luas.

Sementara itu, di level kebijakan teknis, pemerintah daerah diharapkan mempunyai aturan terkait penguatan karakter.

“Tidak hanya itu, daerah juga kita minta untuk melakukan sosialisasi dan kolaborasi program dengan komunitas terutama mengenai implementasi penguatan karakter,” imbuh Rusprita.

Kegiatan DKT tersebut dilakukan pada 13-15 Maret 2023 dengan melibatkan ekosistem pendidikan yaitu para pemangku kepentingan pendidikan di Tri Pusat Pendidikan terdiri dari satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat di Provinsi Riau.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung, Yadi Mulyadi menegaskan perlunya komitmen dan peranan pemerintah daerah dalam mendukung upaya penguatan karakter, baik di lingkungan satuan pendidikan ataupun masyarakat.

“Kami sudah melaksanakan penguatan kompetensi pengawas, kepala sekolah, dan tenaga pendidik, kemudian membenahi manajemen ekosistem sekolah. Kami juga mendorong sekolah untuk mengikuti program-program penguatan karakter dari Kemendikbusristek,” ujar Yadi.

Sementara itu, Pembina Komunitas Tuli Lancang Kuning, Santi Setyaningrum, memandang penting implementasi penguatan karakter khususnya bagi penyandang disabilitas seperti penguatan karakter terkait pemahaman toleransi dan keberagaman yang faktanya mampu meningkatkan kepercayaan diri para penyandang disabilitas.

“Dengan adanya penguatan karakter terkait pemahaman toleransi dan keberagaman inilah yang membuat masyarakat non-tuli, disabilitas, dan teman tuli saling berbaur tanpa memandang keterbatasannya,” ucap Santi.

Selain tentang toleransi, Komunitas Tuli Lancang Kuning Riau juga telah melakukan praktik baik penguatan karakter mengenai perilaku jujur, mandiri, kreatif, dan keberagaman atau inklusivitas.

“Harapannya, masyarakat juga dapat memahami tentang keberagaman sehingga terbangun ekosistem yang ramah terhadap penyandang disabilitas,” pungkas Santi.

Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News

*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*