
JAKARTA, KalderaNews.com — Seperti di banyak belahan bumi lain, di Amerika Serikat guru dipandang sebagai profesi altruistik. Orang menjalaninya dengan semangat pengabdian tanpa syarat. Oleh karena itu profesi ini dihormati.
Namun Paman Sam sedang menghadapi masalah besar. Ribuan orang meninggalkan profesi guru oleh berbagai sebab yang memprihatinkan.
Di berbagai tempat, bahkan mungkin sebagian besar di AS, sistem pendukung pendidikan AS ini tengah mengalami keruntuhan dan menghadapi serangan. Ada guru yang setiap hari pulang ke rumah dengan lelah, dan biasanya menangis dalam perjalanan pulang.
BACA JUGA:
- Pengalaman Seru Profesor Tim Pasang Asal Indonesia Mengajar di AS dan NZ. Sudah Belasan Tahun lho!
- 18 Maret Hari Arsitektur Indonesia, Begini Sejarah Arsitektur di Indonesia
- Dongkrak Kompetensi SDM Tanah Air, SGU-PIDI 4.0 Gelar Seminar dan Kompetisi Nasional
Ini merupakan salah satu gambaran muram keadaan guru di sekolah-sekolah negeri di AS, yang ditulis oleh Alexandra Robbins dalam bukunya yang baru terbit, ‘The Teachers.’
Robbins adalah seorang wartawan dan buku-bukunya sering menempati daftar bestseller The New York Times. Buku karyanya ini diterbitkan oleh penerbit Dutton, diluncurkan 14 Maret lalu.
Menurut Jeff Rowe, yang menukil isi buku setebal 344 halaman ini untuk kantor berita Associated Press, The Teachers berkisah tentang apa yang salah dengan sekolah milik pemerintah di AS. Hal itu terutama dilihat melalui mata, telinga, dan pengalaman tiga guru di berbagai wilayah negara itu. Penulis buku ini melengkapi pengamatan guru tersebut dengan mewawancarai ratusan guru lainnya.
Berikut ini adalah tantangan pendidikan di AS yang disebutkan oleh para guru dan disajikan pada buku ini.
- Gaji dan tunjangan secara signifikan tertinggal dibanding gaji profesi lain. Apalagi banyak guru memasuki profesi ini dengan beban utang mahasiswa (student loan) yang akan menggelayuti hidup mereka puluhan tahun. Robbins mencatat bahwa guru lima kali lebih mungkin mengambil pekerjaan sampingan daripada profesi lain.
- Sumber daya yang mendasar seperti kertas dan pemanas ruangan seringkali tidak tersedia.
- Banyak sekali orang tua murid yang bercerai, tidak mampu mengendalikan anak-anak mereka, dan mereka memburu dan mengancam guru, beberapa bahkan marah besar jika anak-anak mereka mendapat nilai rendah. Seorang guru yang menyarankan orang tua membacakan buku untuk anaknya setiap hari diberi tahu “itu tugasmu”.
- Alih-alih mendukung guru, beberapa kepala sekolah menekan mereka untuk menurunkan standar agar siswa naik kelas.
- Jumlah spesialis terbatas dan satu saja siswa berkebutuhan khusus di kelas dapat menghambat pembelajaran untuk orang lain. The Teachers mengutip statistik yang menunjukkan 14% siswa berusia 3 hingga 21 tahun sekarang berada di kelas pendidikan khusus.
- Pejabat daerah sering mengganggu dengan cara yang tidak terlihat sebelumnya dalam pendidikan Amerika, mengamanatkan, misalnya, agar guru menghindari realitas perbudakan yang mungkin membuat siswa merasa bersalah. Pada tahun 2021, The Washington Post melaporkan bahwa Moms for Liberty sebuah organisasi nirlaba konservatif di New Hampshire menawarkan hadiah $500 kepada orang yang pertama kali berhasil memergoki seorang guru sekolah negeri yang melanggar undang-undang baru negara bagian tentang pembelajaran mengenai ras.
Jeff Rowe mengatakan dalam buku ini para guru mempertahankan dedikasi mereka di tengah semua rintangan ini, tetapi penulis buku ini membiarkan pembaca bertanya-tanya berapa lama mereka dapat mempertahankan kesetiaan mereka kepada generasi berikutnya Amerika.
Menurut Jeff Rowe, The Teachers adalah seruan untuk bertindak bahwa sebagai bangsa, sebagai komunitas, warga AS berutang lebih banyak kepada guru daripada yang sudah mereka diberikan. Seperti yang dikatakan Robbins, “sangat penting bagi kita untuk memperbaiki kondisi kerja mereka sebelum terlambat.”
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com
Leave a Reply