Dubes Jepang Buka Suara terkait Banyak Sekolah Tutup di Jepang, Ini Penyebabnya

Sekolah di Jepang kekurangan siswa dan tutup. (Ist.)
Sekolah di Jepang kekurangan siswa dan tutup. (Ist.)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Duta Besar (Dubes) Jepang untuk Republik Indonesia, Kanasugi Kenji buka suara terkait banyak sekolah tutup di Jepang.

“Benar, sekolah-sekolah tutup, karena tingkat kesuburan yang menurun,” ujar Kanasugi.

Tapi sekolah Jepang tidak ditutup begitu saja. Banyak sekolah yang digabung. Dua sekolah digabung menjadi satu sehingga jumlah sekolah semakin berkurang.

Kata Kanasugi, pemerintah Jepang telah mencoba berbagai upaya terbaik untuk meningkatkan tingkat kesuburan di negaranya.

BACA JUGA:

“Salah satunya dengan mendorong kaum muda untuk menikah dan memiliki lebih banyak anak,” katanya.

Mengapa orang muda di Jepang enggan menikah?

Kanasugi menjawab bahwa orang muda Jepang telah membentuk gaya hidup sebagai lajang dan merasa terbebani dengan pernikahan dan anak.

“Saya rasa anak muda membentuk gaya hidup mereka sebagai seorang lajang. Mereka menikmati hidup mereka,” kata Kanasugi.

“Mereka merasa terbebani untuk memiliki anak karena dengan menikah, memiliki anak, mereka harus mengubah gaya hidup secara keseluruhan. Jadi mereka lebih memilih untuk tetap melajang dan menikmati hidup mereka,” tambahnya.

Sekolah di Jepang tutup

Beberapa waktu lalu, sebuah sekolah di Desa Ten-ei, Prefektur Fukushima, utara Jepang harus ditutup karena tidak adanya murid.

Dua siswa bernama Eita Sato dan Aoi Hoshi menjadi satu-satunya dan lulusan terakhir di SMP Yumoto yang terletak di desa itu.

Fenomena tutupnya sekolah terjadi akibat angka kelahiran di Jepang anjlok lebih cepat dari yang diperkirakan.

Jumlah depopulasi makin meningkat, utamanya di daerah pedesaan seperti Ten-ei, area ski pegunungan dan mata air panas di prefektur Fukushima.

Angka kelahiran turun drastis di bawah 800.000 pada 2022, rekor terendah baru. Perkiraan pemerintah menyebut, depopulasi juga delapan tahun lebih awal dari yang diharapkan.

Fenomena ini memberikan pukulan telak bagi sekolah umum yang lebih kecil. Padahal ini seringkali menjadi jantung kota dan desa pedesaan.

Menurut data pemerintah, sekitar 450 sekolah tutup setiap tahun. Antara tahun 2002 dan 2020, hampir 9.000 sekolah menutup pintu mereka selamanya, sehingga sulit bagi daerah terpencil untuk memikat penduduk baru yang berusia lebih muda.

Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News

*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmuTertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*