WONOGIRI, KalderaNews.com – Kasus pencabulan siswi di bawah umur terjadi lagi. Sebanyak 12 siswi di Wonogiri dicabuli. Para siswi yang masih duduk di bangku Madrasah Ibtidaiyyah (MI) itu mengalami pencabulan di sekolahnya.
Bupati Wonogiri Joko Sutopo, yang akrab disapa Jekek pun akhirnya angkat bicara soal kasus tersebut.
Jekek menyebutkan, bahwa Pemerintah Daerah (Pemda) Wonogiri akan melakukan evaluasi internal agar kasus pelecehan seksual di Kabupaten Wonogiri tidak terjadi lagi ke depannya.
“Kami akan lakukan evaluasi internal terhadap peristiwa percabulan 12 siswi yang terjadi di Kabupaten Wonogiri,” ujar bupati dalam siaran pers, Selasa, 6 Juni 2023.
BACA JUGA:
- FSGI: Dunia Pendidikan Darurat Kekerasan Seksual, 202 Anak Jadi Korban!
- Cegah Kekerasan Seksual, USD Yogyakarta Lantik Satgas PPKS yang 90 Persennya Perempuan
- Waduh, Selama 2023 Sudah 10 Kasus Kejahatan Seksual Terjadi di Lembaga Pendidikan
Dari adanya kasus 12 siswi di Wonogiri dicabuli tersebut, Jekek pun menegaskan bahwa penting adanya pendidikan seks di kalangan anak usia sekolah dasar.
Menurutnya, hal ini penting dilakukan agar siswa terhindar dari degradasi moral.
Dengan adanya pendidikan seks ini, diharapkan anak-anak akan lebih antisipasi terhadap segala tindak pelecehan seksual.
Meskipun saat ini sebenarnya sudah ada kurikulum pendidikan seks, namun masih berorientasi pada pendidikan agamanya.
Kurikulum pendidikan seks untuk anak
Lebih dari itu, Jekek mengusulkan kepada Pemerintah Pusat untuk membuat kurikulum pendidikan seks kepada anak-anak terkait batasan mana saja yang harus dijaga anak.
“Semestinya dengan kasus keterjadian ini, kalau kami boleh usul dimulai. Anak-anak diberikan pemahaman batasan-batasan mana yang boleh disentuh dan mana yang tidak boleh disentuh,” tambah Jekek lagi.
Jekek juga mengatakan bahwa perlu adanya kajian khusus dan langkah komprehensif terkait dengan kurikulum seks pada anak usia sekolah ini.
Hal ini dilakukan agar kegiatan belajar mengajar ada suatu pemahaman yang bersifat pribadi.
“Itu dari awal dari usia dini sehingga anak-anak memiliki pemahaman untuk menjaga diri dan membentengi diri. Ini bukan sesuatu yang tabu lagi,” jelasnya lagi.
Selain itu, Jekek yang juga Politisi PDI Perjuangan itu juga menyebutkan masalah perkembangan teknologi yang menjangkiti anak-anak.
Saat ini, ada anak yang mengalami dewasa dini, sehingga anak tersebut ingin tahu tentang aktivitas seksual melalui internet.
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu!
Leave a Reply