Esensi Demokrasi Itu Partisipasi, Rektor Unika Atma Jaya: Kunci dari Partisipasi Itu Literasi

Rektor Unika Atma Jaya Jakarta, Dr. Agustinus Prasetyantoko. (Dok.AtmaJaya)
Rektor Unika Atma Jaya Jakarta, Dr. Agustinus Prasetyantoko. (Dok.AtmaJaya)

JAKARTA, KalderaNews.com – Rektor Unika Atma Jaya, Dr. Agustinus Prasetyantoko, menyampaikan bahwa esensi dari demokrasi sendiri ialah partisipasi, dan kunci dari partisipasi adalah literasi. Sehingga peran media sangat penting untuk meningkatkan literasi mengenai politik untuk generasi muda.

“Orang muda wajib berpartisipasi dalam meningkatkan kualitas demokrasi, sehingga siapa yang nantinya terpilih merupakan calon yang optimal bagi kemajuan bangsa dan negara,” tegasnya dalam Diskusi Publik dengan tema “Peran Pemuda dan Media dalam Mendukung Masa Depan Demokrasi di Asia Tenggara” pada 4 September 2023 lalu.

Acara diskusi diselenggarakan olhe Perhimpunan Pengembangan Media Nusantara (PPMN) berkolaborasi dengan Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya dan Pusat Studi Politik Universitas Indonesia (Puskapol UI).

BACA JUGA:

“Semoga para mahasiswa sebagai pemilih muda memiliki literasi dan pengetahuan yang lebih baik agar demokrasi di Indonesia menjadi lebih baik,” tutup Prasetyantoko.

Sementara itu, Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Unika Atma Jaya, Salvatore Simarmata menyampaikan tanggapannya terkait fenomena pemuda dan peran media digital.

“Saya meyakini ada sebuah pola baru yang lebih berbahaya, khususnya menjelang pemilu 2024, yaitu para generasi muda kita telah terkooptasi. Yaitu sebuah paradoks dalam demokrasi digital saat ini bahwa dengan semakin majunya era digital, orang-orang yang terjun dalam dunia kampanye digital juga merupakan generasi muda.”

Generasi Muda Perlu Diedukasi

Ia mengingat bahwa generasi muda masa kini masih perlu untuk diedukasi secara mendalam terkait isu politik, terlebih informasi yang didapatkan melalui media hanya sebagian kecil saja dan tidak dipelajari secara lebih jelas.

Saat ini patut diakui bahwa informasi untuk bisa mempelajari para legislatif yang tengah mencalonkan diri masih sangat terbatas. Terutama dengan adanya kenyataan pahit yang masih menjadi tren masa kini, yakni para pemilih cenderung memilih berdasarkan sentimen primordial, seperti agama & etnis tertentu, dan bukan berdasarkan isu-isu lain yang sedang diusung.

Menutup kegiatan diskusi publik pada siang hari itu, Salvatore mengajak para peserta yang hadir yang terdiri dari mahasiswa berbagai universitas untuk mewaspadai terhadap propaganda komputasional, yakni sebuah proses agenda setting yang menyebarluaskan informasi menyesatkan secara sengaja dengan memanfaatkan data perilaku pengguna internet.

Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News

*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmuTertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*