
JAKARTA, KalderaNews.com – BMKG mengingatkan masyarakat agar selalu waspada potensi cuaca ekstrem di masa peralihan atau pancaroba dari kemarau ke hujan.
“Cuaca ekstrem berpotensi terjadi selama peralihan, mulai dari hujan lebat disertai petir dan angin kencang serta hujan es,” kata Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati.
Dwikorita mengatakan, arah angin bertiup sangat bervariasi, sehingga mengakibatkan kondisi cuaca bisa dengan tiba-tiba berubah dari panas ke hujan atau sebaliknya.
BACA JUGA:
- BMKG: Teknologi dan Kearifan Lokal Jurus Ampuh Atasi Krisis Air Imbas Perubahan Iklim
- Bumi Kian “Mendidih”, BMKG Ajak Generasi Muda Segera Lakukan Aksi Nyata
- Prediksi BMKG: Oktober Masih Kering, Jangan Main Api, Tapi November Rain Kok!
Tetapi, di masa pancaroba ini, secara umum biasanya cuaca di pagi hari cerah, kemudian siang hari mulai tumbuh awan, dan hujan menjelang sore hari atau malam.
Dwikorita menyebut, awan Cumulonimbus (CB) biasa tumbuh saat pagi jelang siang, bentuknya seperti bunga kol keabu-abuan dengan tepian yang jelas.
Namun, menjelang sore hari, awan ini akan berubah menjadi gelap yang lalu bisa menyebabkan hujan, petir dan angin.
“Curah hujan menjadi salah satu pemicu bencana hidrometeorologi basah, seperti banjir bandang dan tanah longsor. Maka, masyarakat yang tinggal di perbukitan, kami mengimbau untuk berhati-hati,” imbuhnya.
Selain itu, Dwikorita berharap, pemerintah daerah bisa lebih optimal mengedukasi masyarakat tentang menghadapi risiko bencana di musim hujan, serta pentingnya memperhatikan peringatan dini.
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com
Leave a Reply