JAKARTA, KalderaNews.com – Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mengritik visi misi para capres 2024 belum memunculkan pendidikan yang berkebudayaan.
Semuanya masih berkutat pada kesejahteraan guru dan pendidikan gratis.
“Visi dan misi pendidikannya belum memunculkan pendidikan yang berkebudayaan. Para capres masih berkutat pada pendidikan gratis dan kesejahteraan guru,” kata Sekjen FSGI, Heru Purnomo.
BACA JUGA:
- Capres Anies dan Ganjar Singgung Bayar UKT Pakai Pinjol, Hentikan Liberalisasi Pendidikan Tinggi!
- Capres Ganjar: Makan Siang bagi Anak-anak Tidak Cegah Stunting! Apa Sih Stunting?
- Capres Anies Baswedan: 700 Ribu Guru Honorer Jadi PPPK dan Percepatan Sertifikasi Guru
Heru mengatakan, pendidikan dan kebudayaan memiliki hubungan yang sangat erat, kebudayaan adalah bagian dari pendidikan.
Makin tinggi kebudayaan, makin tinggi pula pendidikan atau cara mendidiknya.
Pendidikan pun merupakan proses kebudayaan, sebab proses pendidikan terjadi dalam konteks kebudayaan.
Sementara, Ketua Dewan Pakar FSGI, Retno Listyarti menambahkan bahwa sejatinya pendidikan berfungsi merekonstruksi kebudayaan.
Artinya, proses pendidikan memungkinkan peserta didik mampu memberi makna terhadap lingkungan atau dunia kehidupannya.
Retno menambahkan, kurikulum juga harus menyesuaikan dengan budaya dan kekayaan alamnya.
Leave a Reply