5 Dampak Negatif Bullying Bagi Korban, Bikin Takut Sekolah!

Perundungan (bullying) pada anak
Illustrasi: Perundungan (bullying) pada anak (KalderaNews/Ist)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Maraknya kejadian bullying akhir-akhir ini menimbulkan beragam pertanyaan. Salah satunya mengenai dampak negatif bullying bagi korban.

Bullying atau perundungan bukan hanya sekadar kenakalan biasa di lingkungan sekolah. Kenyataannya, tindakan bullying dapat memiliki dampak serius terhadap korban, tidak hanya secara fisik, tetapi juga secara psikologis.

BACA JUGA:

Berikut adalah 5 dampak negatif bullying bagi korban:

1. Kesakitan secara fisik dan psikologis

Bullying seringkali melibatkan tindakan fisik yang menyakitkan dan merugikan secara langsung. Tamparan, tendangan, atau ancaman fisik dapat meninggalkan luka tidak hanya pada tubuh, tetapi juga dalam pikiran korban.

Rasa takut dan ketidaknyamanan menyelimuti korban, menciptakan trauma yang mungkinberpotensi memengaruhi kesehatan mental dan emosional mereka dalam jangka panjang.

2. Merosotnya kepercayaan diri (Self-Esteem)

Korban bullying cenderung mengalami penurunan drastis dalam hal kepercayaan diri. Dalam lingkungan yang tidak aman dan merendahkan, mereka mungkin mulai meragukan kemampuan dan nilai diri mereka sendiri.

Proses di atas dapat memengaruhi perkembangan pribadi, prestasi akademis, hingga aspirasi masa depan korban.

3. Malu, trauma, merasa sendiri, dan serba salah

Bullying menciptakan lingkungan di mana korban merasa terasing dan diperlakukan secara tidak adil. Rasa malu, trauma, dan perasaan kesepian dapat menjadi teman sehari-hari korban.

Korban sangat mungkin untuk merasa tidak berdaya, terjebak dalam siklus negatif, dan seringkali menyalahkan diri sendiri atas perlakuan yang mereka terima.

4. Mengasingkan diri dari sekolah hingga takut datang ke sekolah

Dampak bullying dapat mendorong korban untuk menghindar dari sekolah. Rasa takut dan kecemasan yang terkait dengan lingkungan sekolah dapat membuat mereka merasa tidak nyaman, bahkan ketika berpikir untuk menghadiri kelas.

Pada akhirnya, hal ini dapat memengaruhi kehadiran, kinerja akademis, dan partisipasi korban dalam kegiatan sekolah.

5. Menimbulkan keinginan untuk mengakhiri hidup

Dalam kasus yang ekstrem, bullying dapat menimbulkan rasa putus asa yang begitu besar hingga korban merasa bahwa mengakhiri hidup adalah satu-satunya jalan keluar.

Perasaan ini mungkin terjadi karena tekanan emosional yang berlebihan, perasaan terisolasi, dan kehilangan harapan dan titik terang.

Bullying bukan hanya masalah sepele yang dapat diabaikan. Untuk menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan mendukung, perlu adanya kesadaran kolektif dan langkah-langkah preventif yang efektif.

Mendukung korban, melibatkan komunitas, dan mengedukasi tentang konsekuensi serius dari bullying adalah langkah-langkah krusial untuk menciptakan perubahan positif di lingkungan pendidikan kita.

Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News

*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmuTertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*