YOGYAKARTA, KalderaNews.com – Guru besar, dosen, mahasiswa, serta alumni Universitas Islam Indonesia (UII) menyatakan sikap “Kematian Demokrasi Indonesia”.
Mereka berhimpun di depan Auditorium Prof KH Abdul Kahar Muzakkir, Kampus Terpadu UII, Jalan Kaliurang Kilometer 14, Sleman, DI Yogyakarta.
Sivitas akademika UII ini berkumpul dan menyatakan sikap terkait kondisi demokrasi di Indonesia.
BACA JUGA:
- Seruan Salemba 2024, Terjadi Penyalahgunaan Kekuasaan dengan Rekayasa Hukum
- Lagi-lagi, UGM Serukan Gerakan Kampus Menggugat dari Balairung, Ini Isi Lengkapnya
- Bukan Bangun Kampus, Ternyata Stanford University Mau Bikin Pusat Riset di IKN
Sikap “Kematian Demokrasi Indonesia”
Lantas, Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Prof. Fathul Wahid membacakan pernyataan sikap bertajuk “Kematian Demokrasi Indonesia”.
Inilah isi lengkap pernyataan sikap sivitas akademika UII:
Sejak awal pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), tanda-tanda kematian demokrasi sudah terasa. Namun, saking halusnya tanda tersebut, tidak banyak yang merasakannya.
Penciptaan segregasi sosial sejak 2014 hingga sekarang dengan label kadrun vs kampret terbukti menjadi sarana ampuh untuk melumpuhkan struktur demokrasi.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dikebiri. Pengkritik pemerintah dibawa ke meja hijau dan bahkan dijebloskan ke balik jeruji besi. Aktor masyarakat sipil dibayar menjadi loyalis sok sejati.
Leave a Reply