TANGERANG, KalderaNews.com – Universitas Pelita Harapan (UPH) luncurkan kampanye kampus anti kekerasan seksual dengan Deklarasi UPH Bebas dari Kekerasan Seksual.
Deklarasi ini diluncurkan dalam rangkaian acara Pre-Event ELEFAITH (Elevating Faith) 2024.
Hal ini untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman serta nyaman bagi seluruh civitas academika UPH.
BACA JUGA:
- 20 Kampus Terbaik di Dunia Versi EduRank 2024, Mana Impian Kamu?
- Unimus Gelar Pemeriksaan Kesehatan Gratis dan Bakti Sosial Ramadan 2024
- UKWMS Resmi Buka Prodi Informatika dan Program Khusus Culinary & Nutrition
Kegiatan ini bertujuan mendorong masyarakat dan komunitas kampus UPH agar terlibat dalam mencegah kekerasan seksual.
Associate Provost for Faith and Learning Integration UPH, Hendra Thamrindinata mengatakan, gerakan UPH ini sangat penting untuk mencegah kekerasan seksual di kampus.
“Rektorat mendukung 100 persen kampanye yang dimulai dari kalangan mahasiswa ini. UPH menyambut baik kegiatan ini dan berharap semakin banyak mahasiswa yang bersimpati dan ikut mendukung kampanye anti kekerasan seksual ini,” katanya.
Garda terdepan atasi kekerasan seksual
Sementara, Koordinator Social Campaign ELEFAITH 2024, Dominique Dolpin menyatakan, kegiatan ini sangat penting dilakukan, karena kekerasan seksual masih dipandang sebelah mata banyak orang.
Melalui deklarasi ini menunjukkan bahwa komunitas di UPH bisa menjadi garda terdepan dalam mengatasi kekerasan seksual.
“Kami berharap teman-teman mahasiswa, dosen, dan juga para staf di UPH mempunyai kesadaran bahwa kekerasan seksual sangat bisa terjadi di sekitar kita,” ucapnya.
“Kita sebagai komunitas harus bergandengan tangan untuk menghadapi dan mengawal kekerasan seksual yang terjadi di sekitar kita,” ujar Dominique Dolpin.
Kekerasan seksual harus ditolak
Sedangkan, Ambassadors of UPH, Angela Rosari Lowell Saputan mengutarakan bahwa deklarasi ini menjadi bukti bahwa UPH adalah kampus anti kekerasan seksual.
Mahasiswi Prodi Teknik Sipil ini berharap, melalui kegiatan ini, seluruh mahasiswa UPH memiliki kesadaran bahwa kekerasan seksual merupakan hal yang salah dan harus ditolak.
“Kami dengan tegas menolak dan mengajak bersama-sama mahasiswa yang lain untuk memerangi kekerasan seksual di kampus,” katanya.
“Kami juga turut aktif berdiskusi dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) untuk pembuatan modul dan membahas mengenai isu-isu kekerasan seksual di kampus,” kata Angela.
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com
Leave a Reply