
SEMARANG, KalderaNews.com – Kasus bunuh diri dokter Aulia Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Diponegoro (Undip) memasuki babak baru.
Kementerian Kesehatan yang turut menginvestigasi kasus kematian dr.Aulia mengungkapkan bahwa memang benar ada dugaan perundungan atau bullying kepada korban.
Bahkan disebutkan bahwa dr.Aulia pernah dipalak oleh senior hingga Rp 40 juta sebelum ia akhirnya ditemukan meninggal dunia.
BACA JUGA:
- Akhirnya, Kemendikbudristek Turun Tangan di Kasus Bullying PPDS Undip, Bentuk Tim Investigasi dan Pencari Fakta
- Bukti Perundungan Mahasiswi PPDS Undip, dr.Aulia Risma, Sudah Diserahkan ke Polda Jateng
- Kok Bisa? Mendiang Dokter Aulia Sering Dipalak Senior PPDS Undip Rp 20-40 Juta Per Bulan
Korban setiap hari harus pesan 80 nasi boks
Selain itu, pengacara keluarga korban, Misyal Achmad menyampaikan bahwa dr Aulia harus angkat-angkat galon dan memesan 80 boks makanan saat PPDS. Mirisnya, hal itu harus korban lakukan setiap harinya.
“Itu dilakuan setiap hari,” kata dia.
Bahkan, korban juga diminta menyetorkan dan mengumpulkan uang untuk membayar orang yang mengerjakan jurnal milik atasan.
“Sampai seperti itu. Jadi miris kita melihatnya,” ungkap dia.
Misyal juga mengatakan, bahwa korban kerap dipaksa bekerja melebihi kapasitasnya. Korban harus bekerja mulai pukul 03.00 WIB hingga pukul 01.30 WIB saat praktik di RSUP Kariadi.
“Itu setiap hari hingga drop,” jelas dia.
Atas tindakan semena-mena oleh seniornya di PPDS inilah, korban akhirnya pernah jatuh, masuk ke selokan dan membuat saraf korban terjepit, bahkan harus dioperasi dua kali.
“Dia (korban) dioperasi dua kali,” kata dia.
Kejadian yang menimpa dr. Aulia ini tentu membuatnya prihatin karena terlapor merupakan orang-orang yang pintar sehingga seharusnya punya mental stabil.
“Yang saya prihatin dilakukan oleh orang-orang pintar. Yang harusnya mentalnya stabil. Harus ada perlindungan kepada korban,” katanya lagi.
Misyal menyesalkan bahwa harusnya dr. Aulia yang dikenal sangat pintar bisa mendapatkan perlindungan atas tindak perundungan yang dialaminya.
Kemendikbudristek akhirnya turun tangan bantu tangani kasus perundungan
Sementara itu Kemendikbudristek dikabarkan akan ikut turun tangan di proses pencarian fakta kasus dugaan perundungan di lingkungan PPDS Undip.
Dirjen Dikti, Abdul Haris mengatakan bahwa pihaknya menentang segala bentuk kekerasan di lingkungan pendidikan kedokteran.
Kemendikbudristek juga akan terus berkomunikasi dan menjalankan kerjasama dengan Kementerian Kesehatan untuk mengusut tuntas perundungan yang terjadi.
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com.
Leave a Reply