
PADANGPARIAMAN, KalderaNews.com – Terungkap fakta baru mengenai kasus pembunuhan dan rudapaksa Nia Kurnia Sari, seorang gadis penjual gorengan.
Gadis penjual gorengan di Padang Pariaman, Sumatera Barat yang ditemukan meninggal dengan tidak wajar ternyata bukan sosok sembarangan.
Dia diketahui pernah menjadi juara 1 silat tingkat Provinsi Sumatera Barat. Nia meraih sabuk cokelat dan melatih silat di sekolah-sekolah.
BACA JUGA:
- Miris! Seorang Gadis Penjual Gorengan Tewas Dikubur di Semak-semak, Punya Cita-cita Bisa Kuliah Usai Tamat SMA
- Miris! Seorang Oknum Ibu Guru Tega Jual Anak Kandungnya ke Kepala Sekolah Demi Vespa Matic
- Miris! Siswi SMP Nekat Bunuh Diri di Stasiun Cikarang, Tinggalkan Surat Wasiat untuk Ibunya
Tidak hanya itu, ia diketahui sudah rajin bekerja sejak masih sekolah. Selain berjualan gorengan, Nia juga pernah menjadi sopir ojek, hingga kuli panggul.
Korban rajin bekerja untuk menabung biaya kuliah. Selain itu, uang tabungan akan digunakan Nia untuk memperbaiki rumahnya yang rusak. Nia terpaksa menjadi tulang punggung keluarga sejak kecil karena orang tuanya kesulitan ekonomi.
Nia punya prestasi akademik dan non akademik
Wali Kelas Nia, Reni Fatma Yunita menceritakan sosok gadis penjual gorengan itu adalah siswa yang sangat berprestasi di sekolahnya. Ia bahkan sempat juara kelas saat duduk di X SMA.
“Lalu kelas XI, XII itu tidak pernah rank-nya keluar dari 1-6,” kata Reni.
Selain berprestasi di bidang akademik, Reni juga membeberkan bahwa Nia juga punya prestasi di bidang non akademik. Ia merupakan seorang atlet.
“Anak ini juga memang atlet provinsi, pernah juara 1 silat,” ungkap Reni lagi.
Reni Fatma Yunita kemudian mengenang perjuangan Nia berjualan gorengan sejak kelas X SMA yang membuat tersentuh.
“Nia setiap pagi selalu terlambat saat apel pagi, karena memesan gorengan dulu. Dia selalu minta disanksi bersih-bersih kelas karena terlambat,” kata Reni.
Selalu bantu temannya yang kesusahan
Walau seorang atlet, Nia tidak pernah menyepelekan pelajaran akademisnya. Ia juga selalu membantu temannya yang kesusahan meski ia sendiri juga hidup dalam himpitan ekonomi.
“Nia sering menolong temannya, kalau ada yang kesusahan dia yang kasih jajan. Nia tidak pernah meminjam atau minta belas kasihan,” kata dia.
Reni pun menangis mengenang sosok siswinya itu. Ia berharap pelakunya segera ditangkap dan diberi hukuman setimpal.
“Harapan saya pelakunya segera ditangkap, karena saya sendiri tidak ikhlas, anak yang begitu baik dibikin keji seperti ini.” pungkas Reni.
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com.
Leave a Reply