
JAKARTA, KalderaNews.com – Sebuah studi menyatakan bahwa satu dari 3 anak di dunia ini mengalami mata minus, dan mesti pakai kacamata.
Pada masa lalu, masalah mata minus atau rabun jauh dianggap sepele. Tapi, kini menjadi perhatian global yang serius.
Apalagi, masalah tersebut banyak dialami anak-anak dan remaja.
BACA JUGA:
- Luangkan Waktu Yuk! Begini Cara Jaga Kesehatan Mental sambil Liburan di Rumah Aja!
- 7 Panduan Praktis Jaga Kesehatan Mental Bagi Siswa SMA
- 5 Kesalahan Orangtua yang Jarang Disadari Bisa Membuat Anak Jadi Korban Perundungan
Bukan hanya gangguan pada mata lho!
Hasil penelitian yang dimuat British Journal of Ophthalmology mengungkap, prevalensi mata minus di kalangan anak dan remaja melonjak tiga kali lipat antara 1990 dan 2023.
Para peneliti pun memprediksi jumlah kasus mata minus pada anak-anak dan remaja bakal mencapai lebih dari 740 juta pada tahun 2050.
Bila tidak ada tindakan pencegahan yang signifikan, 50 persen remaja di seluruh dunia mengalami mata minus pada 2050.
Ini adalah angka yang sangat besar dan menunjukkan betapa seriusnya masalah ini. Temuan penelitian harus menjadi perhatian masyarakat global.
Karena miopia bukan hanya memengaruhi kualitas penglihatan, namun bisa berdampak signifikan pada proses belajar anak dan remaja.
Pengaruh Covid-19
Nah, salah satu penyebab utama peningkatan mata minus pada anak dan remaja ialah kebiasaan berlama-lama di depan layar selama pandemi Covid-19.
Durasi belajar yang meningkat di dalam ruangan, serta kurangnya kegiatan luar ruangan selama pandemi pun kian memperparah masalah ini.
Studi tersebut menyatakan bahwa persoalan mata minus melonjak tinggi sesudah pandemi, terutama pada anak dan remaja di Asia Timur, seperti Jepang dan Korea Selatan.
Ternyata, studi ini juga menjelaskan bahwa persoalan ini dihadapi anak dan remaja yang tinggal di perkotaan, jika dibandingkan dengan mereka yang menetap di pedesaan.
Persoalan mata minus juga lebih banyak ditemukan pada anak dan remaja usia 13 – 19 tahun, dibandingkan anak dan remaj usia 6 – 12 tahun.
Ini tentu bakal menambah beban sistem pendidikan dan kesehatan, serta perekonomian negara, lantaran kebutuhan perawatan mata yang lebih intensif.
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com.
Leave a Reply