Inspirasi dari Puncak Temu Pendidik Nusantara XI, Berlayar 3 Hari 2 Malam dari Sulawesi Selatan

Para pendidik di acara Puncak Temu Pendidik Nusantara XI (TPN XI) di Pos Bloc Jakarta pada Sabtu, 2 November 2024
Para pendidik di acara Puncak Temu Pendidik Nusantara XI (TPN XI) di Pos Bloc Jakarta pada Sabtu, 2 November 2024 (KalderaNews/JS de Britto)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Ada yang menarik dari Puncak Temu Pendidik Nusantara XI (TPN XI) yang sukses dihelat di Pos Bloc Jakarta pada Sabtu, 2 November 2024 dengan dihadiri lebih dari 2.500 guru secara langsung dan 1.000 peserta yang menonton secara bersamaan di 30 lokasi.

Di balik ribuan peserta yang hadir, terdapat cerita inspiratif dari 50 peserta asal Bantaeng, Sulawesi Selatan, yang berangkat sejak Rabu pagi dan menempuh perjalanan darat serta laut selama tiga hari dua malam.

Lima belas peserta di antaranya adalah staf dinas pendidikan, termasuk kepala dinas.

BACA JUGA:

“Sebenarnya kami ingin urunan membiayai tiket pesawat kepala dinas, tapi ditolak. Katanya kalau kami naik kapal ya bapak juga naik kapal, bahkan maunya kamar juga yang ekonomi,” ungkap Rifal, anggota Komunitas Guru Belajar Nusantara Kabupaten Bantaeng, yang menjadi koordinator rombongan.

“Selama di perjalanan banyak nasehat dan semangat dari kadis. Ketika di puncak kami harus menyebar ke semua kelas agar saat pulang bisa buat sesi berbagi dari apa yang kami dapatkan di sini. Untuk yang ikut debat juga ditekankan yang penting banyak belajarnya dari argumen tim lain,” tambah Rifal.

Tahun ini bukan pengalaman pertama bagi Rifal di Puncak TPN. Pengalaman tahun lalu membuatnya ingin terus belajar di forum ini. Menurutnya, banyak wawasan baru yang diperoleh dari sesama guru meskipun berasal dari daerah yang berbeda.

Sejak tahun lalu, ia bertekad untuk selalu hadir di Puncak TPN karena pasti ada hal baru yang bisa dipelajari untuk pengembangan diri.

Guru Berbicara

Mengusung tema “Pemimpin Pendidikan Berdaya” acara ini menampilkan berbagai sesi inspiratif, termasuk talkshow pendidikan, kelas debat, kelas pendidik, kelas penggerak, pameran karya siswa, dan pasar solusi pendidikan.

Kehadiran berbagai pihak, seperti Iwan Syahril selaku Dirjen PAUD & Dasmen Kemendikdasmen, Dewi Sandra, Tya Ariestya Abdel Achrian dan anaknya, Delisha serta lebih dari 100 guru dari berbagai daerah, termasuk daerah 3T, meningkatkan makna dari acara ini.

Booth Sekolah Cikal dan Sekolah Murid Merdeka (SMM) di acara Puncak Temu Pendidik Nusantara XI (TPN XI) di Pos Bloc Jakarta pada Sabtu, 2 November 2024
Booth Sekolah Cikal dan Sekolah Murid Merdeka (SMM) di acara Puncak Temu Pendidik Nusantara XI (TPN XI) di Pos Bloc Jakarta pada Sabtu, 2 November 2024 (KalderaNews/JS de Britto)

Bukik Setiawan selaku Ketua Yayasan Guru Belajar menjelaskan bahwa TPN mendorong transformasi cara belajar guru dengan memberi mereka kesempatan untuk berbicara.

“Era sebelum TPN, berbagai macam kegiatan membahas soal guru, termasuk seminar, simposium dan lainnya, tapi minim mempercayakan guru sebagai pembicara. Di TPN yang diselenggarakan sejak tahun 2014, guru bukan sekadar mendengar tapi juga didengar, guru layak menjadi narasumber, jadi sumber belajar untuk guru lainnya,” terang Bukik.

Di TPN, peserta juga diberi otonomi untuk menentukan pilihan pembelajaran mereka sendiri. Tersedia banyak opsi kelas dan peserta dapat memilih sesuai dengan kebutuhan masing-masing.

Kelas Debat

Sebanyak 32 tim dari berbagai daerah membahas perspektif mereka mengenai isu-isu terkini dalam pendidikan di kelas debat.

Dengan topik yang bervariasi, mulai dari pemerataan akses pendidikan melalui zonasi hingga Ujian Nasional, diskusi ini menampilkan pandangan kritis yang jarang diungkapkan di forum formal.

Pameran karya siswa SD Pandu di acara Puncak Temu Pendidik Nusantara XI (TPN XI) di Pos Bloc Jakarta pada Sabtu, 2 November 2024
Pameran karya siswa SD Pandu di acara Puncak Temu Pendidik Nusantara XI (TPN XI) di Pos Bloc Jakarta pada Sabtu, 2 November 2024 (KalderaNews/JS de Britto)

Setiap argumen yang disampaikan mencerminkan pengalaman nyata para guru di lapangan, menegaskan bahwa mereka adalah pihak yang paling memahami kebutuhan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Sesi ini menunjukkan pentingnya mendengarkan suara guru.

“Bagi tim yang berdebat, ini adalah proses belajar, mereka mendapatkan umpan balik dari lawan debat bahkan juri, tim akan melengkapi dan memperkuat argumennya. Bagi penonton debat, ini kesempatan untuk memperkaya perspektif, memantik percakapan lanjutan,” jelas Bukik.

Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News

*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmuTertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*