JAKARTA, KalderaNews.com – BMKG merilis informasi terkait dengan musim hujan dan fenomena La Nina di Indonesia yang diprediksi bisa terjadi hingga April 2025.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat waspada terhadap musim hujan dan fenomena La Nina ini.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengatakan La Nina berpotensi bisa meningkatkan curah hujan 20-40 persen.
BACA JUGA:
- BMKG: Waspada, Cuaca Ekstrem Mengancam Liburan Natal dan Tahun Baru!
- 28 Provinsi Ini Berpotensi Kena Dampak Bencana Hidrometeorologi Menurut BMKG, Cek Sekarang!
- Hati-hati! Waspada Cuaca Ekstrem dan Bencana Hidrometeorologi, Berikut Imbauan BMKG
La Nina bisa terjadi hingga April 2025
Ia juga mengatakan bahwa fenomena La Nina sudah terjadi sejak November 2024 dan bisa berlangsung hingga Maret atau April 2025.
“Kami mengimbau masyarakat untuk mempersiapkan diri menghadapinya karena fenomena ini dapat berdampak signifikan pada kondisi cuaca. Utamanya bagi masyarakat yang bermukim di wilayah perbukitan, lereng-lereng gunung, dataran tinggi, juga sepanjang bantaran sungai,” ujar Dwikorita dalam keterangannya.
La Nina adalah fenomena iklim yang merupakan bagian dari siklus fenomena El Niño–Southern Oscillation (ENSO).
La Nina terjadi ketika suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur lebih dingin dari biasanya.
Fenomena ini memengaruhi pola cuaca global dan dapat menyebabkan perubahan signifikan dalam cuaca di berbagai wilayah, termasuk Indonesia.
Fenomena La Nina bisa menyebabkan berbagai bencana.
Dwikorita mengatakan, La Nina berpotensi menjadi penyebab berbagai bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, tanah lonsor, angin kencang hingga puting beliung.
Selain itu, fenomena ini juga bisa berpotensi menyebabkan bencana banjir lahar yang bercampur dengan material vulkanik dari gunur berapi. Potensi itu bisa meningkat di wilayah yang sedang atau baru mengalami gunung erupsi.
Menurutnya, ada beberapa faktor yang mempengaruhi cuaca dan iklim di Indonesia pada 2025. Salah satunya ada penyimpangan suhu muka laut di Samudra Pasifik, Samudra hindia dan perairan Indonesia.
Penyimpangan suhu itu berhubungan dengan La Nina yang menyebabkan potensi peningkatan curah hujan di Indonesia. Selain itu, ada juga fenomena Indian Ocean Dipole (IOD) juga mempengaruhi distribusi hujan di wilayah Indonesia.
Dampak positif La nina di Indonesia
BMKG juga menyebutkan ada potensi dampak positif dari La Nina. Mulai dari air hujan yang melimpah bisa dimanfaatkan untuk mendukung ketahanan pangan dan menyimpan sumber air.Bagi petani, air hujan yang melimpah bisa mempercepat musim tanam, khususnya di area tanam padi.
Dwikorita mengatakan, hal itu harus bisa dimanfaatkan dengan baik.Kemudian, meningkatnya curah hujan juga bisamendukung operasional pembangkit listrik di bendungan dan waduk sehingga dapat menjamin pasokan energi listrik dengan baik.
“Untuk itu, penting untuk terus menjaga kualitas infrastruktur seperti bendungan dan waduk agar siap digunakan sepanjang tahun. Selain itu, optimalisasi drainase dan tampungan air harus disiapkan guna menghadapi musim kemarau berikutnya,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com.
Leave a Reply