
YOGYAKARTA, KalderaNews.com – Lingkungan sekolah yang aman dan kondusif adalah faktor penting dalam mendukung efektivitas proses belajar dan mengajar. Prinsip 5S: Senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan Santun merupakan suatu pendekatan yang dapat digunakan untuk menciptakan suasana di dalam sekolah yang harmonis.
Di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta terdapat budaya 5S. Penerapan budaya 5S dalam SMA Pangudi Luhur Yogyakarta dapat meningkatkan sikap positif dan harmonis antar guru dengan peserta didik maupun antar guru dengan rekan kerjanya.
Dalam prinsip ini tidak hanya berfungsi sebagai norma perilaku, tetapi juga sebagai strategi untuk membangun budaya sekolah yang positif.
BACA JUGA:
- Pembelajaran Teks Cerita Sejarah pada Peserta Didik Generasi Z di Era Digitalisasi
- Project Based Learning sebagai Alternatif Pembelajaran Alih Wahana Teks Bahasa Indonesia
- Pentingnya Refleksi Bersama Pasca Pembelajaran: Rangkaian Kegiatan PLP-PP di SMK Negeri 4 Yogyakarta
Penerapan 5S di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta merupakan ekspresi positif yang dapat menciptakan suasana yang ramah dan terbuka. Dalam SMA PL Yogyakarta konteks saling memberikan senyum dari guru, peserta didik, dan staff dapat membantu mengurangi ketegangan, meningkatkan suasana hati yang positif, dan dapat memperkuat hubungan interpersonal.
Memberikan senyuman pada rekan atau peserta didik di dalam sekolah dapat menciptakan kesan yang ramah antar orang yang satu dengan yang lain. Berbeda jika seseorang jarang tersenyum, akan menimbulkan kesan yang judes maupun terlihat lebih galak. Memberikan senyum juga dapat digunakan untuk menurunkan stress dalam diri seseorang dan juga meningkatkan rasa percaya diri.
Praktik mengenai salam dalam SMA Pangudi Luhur Yogyakarta dilakukan pada saat sebelum memulai pembelajaran dan sesudah selesai pembelajaran. Peserta didik biasanya akan dikomando oleh salah satu peserta didik untuk memberikan salam pada Ibu/Bapak gurunya.
Dalam hal ini guru juga akan menjawab salam mereka. Memberikan salam adalah bentuk sederhana dan penghormatan yang sederhana, tetapi mempunyai dampak yang signifikan. Memberikan salam ini dapat memberikan rasa kebersamaan dan meningkatkan keterhubungan antara anggota komunitas di sekolah.
Pemberian sapaan pada peserta didik dapat membentuk interaksi yang lebih pribadi dibandingkan dengan memberikan salam, yang melibatkan penggunaan nama dan pertanyaan yang ringan.
Di SMA PL Yogyakarta banyak peserta didik yang memberikan sapaan pada Ibu/Bapak gurunya. Dengan memberikan sapaan, mereka menunjukkan adanya rasa peduli dan menghargai antar sesamanya. Memberikan sapaan dapat menciptakan lingkungan yang hangat dan kondusif dalam suatu sekolah.
Di dalam suatu sekolah selalu ditekankan prinsip kesopanan. Di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta ini diajarkan mengenai prinsip kesopanan, salah satunya adalah ketika berada di dalam kelas, antara peserta didik dengan guru berbicara menggunakan bahasa yang sopan.
Ketika sedang mengajar maupun belajar, penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar telah diterapkan, ketika bertanya pada guru dan ketika berpendapat, mereka menggunakan bahasa yang sopan dan halus dalam bertutur kata. Ketika sedang ada temannya yang berpendapat maupun presentasi di depan kelas, peserta didik akan diam dan memerhatikan temannya yang sedang bicara.
Sebagai seorang pelajar, sangat penting ditanamkan sikap santun. Sikap santun ini mencakup mengenai tindakan yang menunjukkan perhatian dan kepedulian terhadap kebutuhan dan kepentingan seseorang.
Dalam SMA PL Yogyakarta ditunjukkan dengan adanya sikap saling menolong antar teman. Jika ada temannya yang membutuhkan bantuan, misalnya perlu diantar untuk ke UKS, teman yang lainnya mengantarkan dan memintakan surat izin istirahat di UKS. Hal ini menunjukkan sikap peduli antar teman. Dengan prinsip santun ini mereka juga menumbuhkan iklim sosial yang positif dan juga memperkuat komunitas sekolah.
Dalam penerapan prinsip 5S di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta ini memberikan dampak positif yang sangat signifikan terhadap hubungan antar individu dan juga suasana di dalam sekolah. Evaluasi dan pengawasan mengenai penerapan prinsip 5S dilakukan secara berkala untuk menilai efektivitasnya dalam menciptakan lingkungan sekolah yang positif.
Dengan penerapan senyum, salam, sapa, sopan, dan santun, sekolah dapat menciptakan lingkungan yang lebih harmonis dan mendukung proses belajar mengajar yang efektif. Adanya implementasi yang konsisten dan berkelanjutan dari prinsip ini akan berkontribusi pada peningkatan kualitas kehidupan sekolah dan perkembangan peserta didik. (Oleh: Pradnya Nareswari, Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta)
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com.
Leave a Reply