Langkah Nyata SMA Negeri 9 dan Masyarakat dalam Mengatasi Krisis Sampah di Yogyakarta

Peserta didik SMA Negeri 9 Yogyakarta (KalderaNews/Dok. Ist)
Sharing for Empowerment

Oleh: Desy Sihotang dan Vincentius Justin Indra Rusyanto, Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

YOGYAKARTA, KalderaNews.com – Sampah menjadi bagian yang tidak bisa dihindari dari kehidupan kita. Menurut data terbaru dari Dinas Lingkungan Hidup Yogyakarta, jumlah sampah yang dihasilkan lebih dari  100-130 ton/hari. 

Namun ketika penanganannya tidak tepat, sampah dapat menimbulkan masalah serius. Di Yogyakarta, penutupan TPA Piyungan menjadi salah satu penyebab dari penumpukan sampah di berbagai titik, khususnya di depan SMAN 9 Yogyakarta.

Penumpukan sampah ini menjadi sumber bau yang sangat menyengat dan menjadi sumber penyakit yang dirasakan masyarakat. Lalu, apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah ini?

BACA JUGA:

Penumpukan sampah bukan hanya masalah estetika saja. Penumpukan sampah ini merupakan salah satu ancaman serius bagi kesehatan dan lingkungan.

Sampah yang dibiarkan menumpuk, akan menjadi sarang bagi nyamuk, lalat, dan tikus yang dapat membawa penyakit seperti demam berdarah dan leptospirosis. Selain itu, pembakaran sampah yang masih sering dilakukan juga dapat berdampak pada pemanasan global.

Namun, di tengah masalah sampah ini, SMAN 9 Yogyakarta telah mengambil langkah konkret untuk mengurangi dampak sampah. Sekolah ini memulai program daur ulang, mendirikan bank sampah, membuat eco-enzyme, dan bahkan sekolah ini mengeluarkan kebijakan baru mengenai pengurangan wadah sekali pakai.

Sekolah ini juga meminta para peserta didik maupun para guru dan karyawan untuk membawa sampah makanan pribadi ke rumah masing masing. dengan kata lain, sekolah mengharapkan para peserta didik, guru, dan karyawan untuk mulai mengurangi penggunaan plastik, kertas, dan wadah sekali pakai. Langkah langkah ini menunjukan bahwa kesadaran lingkungan bisa dimulai dari lingkup kecil, seperti sekolah.

Selain itu, peran masyarakat begitu penting di dalam kehidupan  terutama untuk mendukung program ini, karena masyarakat harus mulai ada rasa menjaga dan peka terhadap situasi sekitar  yang artinya sekolah sudah mengoptimalkan budaya dengan membuang sampah di rumah masing masing dan membawa sampah dari sekolah. Peran masyarakat seharusnya ikut juga menjaga lingkungan sekitar dengan mulai tidak membuang sampah sembarangan.

Masyarakat juga perlu ditanamkan  rasa peduli untuk memulai  untuk melakukan pemilahan sampah, dikarenakan tugas dari pemilahan maupun penumpukan hingga mengingatkan membuang sampah sembarangan bukan hanya pemerintah melainkan kesadaran dari masyarakat juga untuk memulai pengurangan , pemilahan, mendaur ulang hingga mulai melakukan inovasi dari sampah menjadi “karya” ataupun bahan energi dari sampah.

Pentingnya edukasi dan kesadaran lingkungan karena  pentingnya merubah  perilaku menjadi edukasi dengan penanaman hingga kesadaran  untuk mendorong masyarakat juga berperan aktif dalam  menjaga lingkungan, tidak hanya individu melainkan  bertindak secara kolektif.

Masalah di TPA Piyungan memerlukan kerja sama dari semua pihak, mulai dari pemerintah, industri, hingga masyarakat umum. Kesadaran ini bisa diwujudkan melalui partisipasi dalam program-program lingkungan seperti bank sampah, komposting, dan kegiatan gotong royong membersihkan lingkungan.

Dengan meningkatnya kesadaran, masyarakat tidak hanya menjadi bagian dari masalah, tetapi juga bagian dari solusi. Masyarakat juga bisa diberikan edukasi tentang konsep 3R—Reduce, Reuse, Recycle—sangat penting dalam mengurangi beban TPA Piyungan. Dengan mengurangi produksi sampah (Reduce), menggunakan kembali barang-barang yang masih layak (Reuse), dan mendaur ulang sampah yang dapat diolah (Recycle), volume sampah yang masuk ke TPA dapat ditekan secara signifikan.

DAFTAR PUSTAKA

Arisona, Risma Dwi. 2018. “Pengelolaan Sampah 3R (Reduce, Reuse, Recycle) pada Pembelajaran IPS untuk Menumbuhkan Karakter Peduli Lingkungan.” Al Ulya: Jurnal Pendidikan Islam 3(1): 39-51.

Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta. (2024, 16 Agustus). Basis Data Lingkungan Hidup.https://lingkunganhidup.jogjakota.go.id/page/index/basis-data-lingkungan-hidup

Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News

*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmuTertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*