Model Pembelajaran Think Pair Share bagi Siswa SMA

Peneliti bersama siswa kelas XI di SMA Sang Timur Yogyakarta
Peneliti bersama siswa kelas XI di SMA Sang Timur Yogyakarta (KalderaNews/Dok.Peneliti)
Sharing for Empowerment

Oleh: Yoas Nathaniel Jullianto dan Cindhy Tesalonika, Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

YOGYAKARTA, KalderaNews.com – Pendidikan adalah salah  satu aspek yang mendasar pada pembangunan suatu bangsa. Di era globalisasi ini, global pendidikan dihadapkan dalam aneka macam tantangan, misalnya berkembangnya teknologi informasi, perubahan kerangka berpikir pembelajaran, dan kebutuhan akan keterampilan abad ke-21.

Untuk menghadapi tantangan tersebut, proses pembelajaran wajib  lebih inovatif dan melibatkan siswa secara aktif. Salah satu pendekatan yg bisa diterapkan buat mencapainya merupakan contoh pembelajaran kooperatif.

Model pembelajaran kooperatif, khususnya Think Pair Share (TPS), adalah salah satu teknik yang bertujuan untuk mempertinggi keterlibatan anak didik, merangsang untuk berpikir kritis, dan menyebarkan kemampuan berkolaborasi pada grup kecil.

BACA JUGA:

Model ini pertama kali diperkenalkan sang Frank Lyman dalam tahun 1981 dan sudah diterapkan secara luas pada aneka macam jenjang pendidikan, baik pada pada kelas juga pada luar kelas. Dalam contoh Think Pair Share, siswa diajak buat berpikir secara individu terlebih dahulu tentang suatu topik atau perkara yang diberikan, lalu berpasangan menggunakan sahabat buat mendiskusikan pemikiran mereka, dan akhirnya menunjukkan output diskusinya pada depan kelas.

Melalui tahapan ini, anak didik tidak hanya menerima pemahaman yang lebih mendalam, namun juga belajar untuk mendengarkan pendapat orang lain, mengkomunikasikan pandangan baru mereka dengan jelas, dan bekerja sama untuk menyelesaikan masalah.

Penerapan pembelajaran tipe Think Pair Share dapat memberikan dampak positif dalam peningkatan kualitas pembelajaran. Penelitian sebelumnya menerangkan bahwa TPS bisa mempertinggi motivasi belajar, kemampuan komunikasi, dan keterampilan sosial anak didik.

Peneliti bersama siswa kelas XI di SMA Sang Timur Yogyakarta
Peneliti bersama siswa kelas XI di SMA Sang Timur Yogyakarta (KalderaNews/Dok.Peneliti)

Model ini juga sangat efektif buat mengatasi pertarungan yang sering kali ada pada pembelajaran tradisional, misalnya kurangnya hubungan antara anak didik, ketergantungan yg tinggi dalam pedagogi mengajar, dan kurangnya keterlibatan aktif anak didik pada proses pembelajaran.

Dalam konteks inilah artikel ini dilatarbelakangi, yaitu untuk menganalisis penerapan contoh Think Pair Share dalam mempertinggi kualitas pembelajaran, dan menggali aneka macam faktor yg bisa menghipnotis efektivitasnya pada pada proses pembelajaran pada kelas.

Selain itu, artikel ini bertujuan buat menaruh rekomendasi bagi pendidik tentang cara-cara yg lebih optimal dalam menggunakan contoh ini untuk mencapai tujuan pembelajaran yg lebih baik.

Landasan Teori

Penerapan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dalam dunia pendidikan dapat dipahami melalui berbagai teori yang mendasari pembelajaran aktif, kolaboratif, dan konstruktivistik. Beberapa teori yang relevan dalam menjelaskan efektivitas TPS meliputi teori konstruktivisme, teori pembelajaran kooperatif, dan teori pemrosesan informasi. Berikut adalah penjelasan tentang landasan teori yang mendukung penggunaan model TPS.

1). Teori Konstruktivisme

    Teori konstruktivisme, yang banyak dipengaruhi oleh pemikiran Jean Piaget dan Lev Vygotsky, menekankan bahwa pengetahuan dibangun melalui interaksi aktif individu dengan lingkungan dan orang lain. Pada konteks pembelajaran, siswa tidak sekedar menerima informasi secara pasif, melainkan secara aktif membangun pemahaman melalui pengalaman mereka dan diskusi dengan teman-teman.

    Vygotsky (1978) menyatakan bahwa pembelajaran yang paling efektif terjadi ketika siswa berinteraksi dalam zona perkembangan proksimal (ZPD), yaitu jarak antara apa yang dapat dipelajari siswa secara mandiri dan dengan bantuan orang lain, seperti teman sekelas atau guru. Model TPS memungkinkan terjalinnya interaksi sosial yang mendukung siswa dalam memperluas pengetahuan mereka melalui diskusi, dengan teman sekelas sebagai mitra berpikir dan berbagi ide.

    2). Teori Pembelajaran Kooperatif

    Model Think Pair Share merupakan bagian dari pendekatan pembelajaran kooperatif, yang menekankan pentingnya kolaborasi antar siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Johnson dan Johnson (1989) mendefinisikan pembelajaran kooperatif sebagai pendekatan di mana siswa bekerja bersama dalam kelompok kecil untuk menyelesaikan tugas-tugas atau masalah tertentu, saling membantu, dan mendukung proses belajar satu sama lain.

    Dalam model TPS, siswa berpasangan untuk berdiskusi dan berbagi ide setelah berpikir secara mandiri. Proses ini mengintegrasikan prinsip-prinsip pembelajaran kooperatif, seperti saling bertukar informasi, mendengarkan, memberikan umpan balik, dan merespons ide teman. Pembelajaran kooperatif ini tidak hanya meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap hasil belajarnya, tetapi juga memperkuat keterampilan sosial dan komunikasi mereka.

    3. Teori Pemrosesan Informasi

    Teori pemrosesan informasi menyoroti cara manusia menerima, menyimpan, dan mengingat informasi. Salah satu komponen penting dalam teori ini adalah peranan pemikiran aktif dalam proses pembelajaran. Menurut Atkinson dan Shiffrin (1968), informasi yang diterima dalam ingatan jangka pendek akan lebih mudah dipindahkan ke ingatan jangka panjang jika diproses secara aktif.

    Model TPS mendukung pemrosesan informasi yang lebih mendalam karena siswa diberi kesempatan untuk mencerna informasi secara individu (Think), kemudian membagikan dan mendiskusikannya dengan pasangan (Pair), yang memperjelas dan memperdalam pemahaman mereka sebelum berbagi hasil diskusi ke kelas (Share).

    Proses ini tak hanya memperkuat pemahaman siswa terhadap materi, tetapi juga mendorong mereka untuk merefleksikan dan menyusun kembali informasi yang telah dipelajari melalui interaksi sosial.

    4). Teori Motivasi dan Keterlibatan Siswa

    Motivasi belajar merupakan faktor krusial dalam keberhasilan proses pembelajaran. Deci dan Ryan (1985), melalui teori Self-Determination Theory (SDT), menekankan pentingnya motivasi intrinsik, yaitu keinginan siswa untuk belajar berdasarkan minat dan rasa ingin tahunya, bukan hanya untuk memenuhi tuntutan eksternal. Model TPS dapat meningkatkan motivasi intrinsik siswa dengan memberikan kesempatan untuk berbicara, berdiskusi tentang ide-ide mereka, dan mendengarkan perspektif orang lain.

    Hal ini mendorong rasa keterlibatan dan tanggung jawab pribadi selama proses belajar. Keterlibatan siswa dalam proses belajar menjadi salah satu indikator utama keberhasilan pendidikan. Menurut Fredricks, Blumenfeld, dan Paris (2004), keterlibatan siswa terdiri dari tiga komponen: kognitif, afektif, dan perilaku. Model Think-Pair-Share (TPS) secara efektif mendukung semua komponen ini, karena mendorong siswa untuk berpikir kritis (kognitif), merasakan penghargaan melalui interaksi sosial (afektif), dan berpartisipasi aktif dalam diskusi kelompok (perilaku).

    5). Prinsip-Prinsip Pembelajaran Aktif

    Pembelajaran aktif adalah pendekatan yang melibatkan siswa secara langsung dalam proses belajar, baik melalui diskusi, penyelesaian masalah, maupun eksplorasi ide secara mandiri. Bonwell dan Eison (1991) mengemukakan bahwa metode pembelajaran aktif dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis, kemampuan analisis, serta pemahaman yang mendalam terhadap materi pelajaran.

    Model TPS menciptakan suasana yang mendukung pembelajaran aktif dengan memfasilitasi siswa untuk berpikir terlebih dahulu mengenai topik tertentu, berkolaborasi dalam pasangan untuk mendiskusikan ide-ide mereka, dan berbagi temuan dengan seluruh kelas. Pendekatan ini tidak hanya membuat siswa lebih terlibat dalam proses pembelajaran, tetapi juga meningkatkan rasa percaya diri dan memperbaiki kualitas hasil belajar mereka.

    6). Efektivitas Think Pair Share dalam Pembelajaran

    Berbagai penelitian menunjukkan bahwa model TPS mampu meningkatkan kualitas pembelajaran serta hasil belajar siswa. Penelitian oleh Tessa dan Zulfikar (2015) serta Hidayati (2018) mengindikasikan bahwa penerapan model ini dapat memupuk partisipasi aktif siswa, memperbaiki pemahaman konsep, serta meningkatkan keterampilan komunikasi dan kolaborasi antar siswa.

    Dengan mengajarkan siswa untuk berpikir terlebih dahulu, bekerja sama dalam diskusi, dan membagikan pemikiran mereka, model TPS tidak hanya memperkuat pemahaman akademik tetapi juga mengembangkan keterampilan sosial dan emosional yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.

    Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS

    Model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) adalah model pembelajaran yang memberikan siswa waktu untuk berpikir dan berproses. Model ini membantu siswa untuk berpikir secara individual tentang suatu topik atau jawaban atas suatu pertanyaan, dan mengajarkan mereka untuk berbagi ide untuk teman sekelas.

    Terdapat 3 (tiga) tahap pada model pembelajaran ini yaitu; tahap berpikir dengan seorang guru memberikan pertanyaan terhadap peserta didik dan peserta didik diminta untuk berpikir, yang kedua ada tahap berpasangan pada tahap ini peserta didik diminta untuk berpasangan dan mendiskusikan dari hasil mereka berpikir, dan tahap terakhir ada tahap berbagi pada tahap ini guru memberikan waktu kepada peserta didik untuk menyatukan jawaban-jawaban mereka sehingga memperoleh gabungan dari gagasan mereka.

    Data dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI di SMA Sang Timur Yogyakarta dengan jumlah siswa sebanyak 26 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik observasi dan hasil belajar siswa. Peneliti menyampaikan materi pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS yaitu pembelajaran secara berkelompok.

    Peneliti membagi siswa ke dalam 5 kelompok dan membagi aktivitas dalam kelompok menggunakan lkpd. Setelah diamati siswa sangat aktif dalam melakukan kegiatan yang saat itu sedang berlangsung. Dilihat dari pembelajaran yang didominasi oleh siswa, interaksi dan komunikasi antar siswa berlangsung dengan baik, siswa antusias dalam menyelesaikan lkpd yang telah diberikan dengan melakukan diskusi bersama teman kelompok dan bertukar pendapat.

    Sebagaimana yang ditekankan oleh Piaget dan Vygotsky bahwa pengetahuan dibangun melalui interaksi aktif antara siswa. Penggunaan moel pembelajaran tipe TPS mampu memicu antusias siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, dengan menggunakan model pembelajaran ini siswa termotivasi untuk membaca dan memecahkan masalah pada lkpd yang telah diberikan.

    Kesimpulan

    Berdasarkan hasil di atas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran Think Pair Share (TPS) mengajarkan siswa untuk dapat berinteraksi dan berkolaborasi dalam memecahkan masalah. Siswa terlebih dahulu mengetahui hal yang ingin disampaikan, siswa di dalam kelompok  menyampaikan hal yang sama sehingga terdapat penambahan informasi yang harus diketahui oleh siswa.

    Terakhir, siswa menyampaikan keseluruhan informasi yang didapat dari kegiatan sebelumnya, melalui metode Think Pair Share seluruh siswa mendapatkan banyak hal yang harus diketahui. Think Pair Share sangat cocok digunakan oleh guru baik di tingkat SMP, SMA, maupun SMK. Metode ini menjadikan guru sebagai moderator atau pembimbing sehingga metode yang digunakan dapat terlaksana dengan baik.

    DAFTAR PUSTAKA

    Aji Jaelani, Dede Yusnandar, Evi Roviati, M Rizky Hidayat. 2022. Penerapan Model Kooperatif Tipe Think Pair Share untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI MAN 3 Cirebon.

    Arianti, P. 2011. Pengaruh Penerapan Pembelajaran Kooperatif Think Pair and Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Siswa SMA Negeri 8 Surakarta. Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

    Feni Nur Azaria, dkk. 2024. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas V. Universitas Slamet Riyadi.

    Khoirudin, Supriyanah. 2021. Pengaruh Model Pembelajaran Think Pair Share Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Pada Siswa Kelas X Di SMA Kutabumi I Tangerang, Banten.

    Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News

    *Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmuTertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com




    Be the first to comment

    Leave a Reply

    Your email address will not be published.


    *