Kumpulan Puisi Hari Ibu 22 Desember yang Menyentuh Hati

Perayaan Hari Ibu. (kalderanews.com)
Perayaan Hari Ibu. (kalderanews.com)
Sharing for Empowerment

JAKARTA,KalderaNews.com – Inilah kumpulan puisi Hari Ibu yang biasa diperingati setiap tanggal 22 Desember. Bisa disampaikan ke ibunda tercinta!

Hari Ibu adalah momen penting untuk setiap anak di Indonesia. Peringatan Hari Ibu bisa menjadi momen istimewa untuk menyampaikan rasa cinta dan terima kasih kepada sang ibunda.

Kita semua bisa turut merayakan momen istimewa Hari Ibu dengan berbagai cara, mulai dari memberi kado, makan bahkan mengirimkan puisi.

BACA JUGA:

Sayangnya, tidak semua orang mampu membuat puisi. Tapi tenang, kumpulan puisi dari para tokoh ini bisa coba diberikan kepada sang ibunda tercinta:

Puisi Hari Ibu ke-1

Puisi Hari Ibu 15

Sajak Ibu

Karya Wiji Thukul

Ibu pernah mengusirku minggat dari rumah

Tetapi menangis ketika aku susah

Ibu tak bisa memejamkan mata

Bila adikku tak bisa tidur karena lapar

Ibu akan marah besar

Bila kami merebut jatah makan

Yang bukan hak kami

Ibuku memberi pelajaran keadilan

Dengan kasih sayang

Ketabahan ibuku

Mengubah rasa sayur murah

Jadi sedap

Ibu menangis ketika aku mendapat susah

Ibu menangis ketika aku bahagia

Ibu menangis ketika adikku mencuri sepeda

Ibu menangis ketika adikku keluar penjara

Ibu adalah hati yang rela menerima

Selalu disakiti oleh anak-anaknya

Penuh maaf dan ampun

Kasih sayang ibu

Adalah kilau sinar kegaiban tuhan

Membangkitkan haru insan

Dengan kebajikan

Ibu mengenalkan aku kepada tuhan

Puisi Hari Ibu ke-2

Ibu Super

Karya: Joanna Fuchs

Ibu, kamu adalah ibu yang luar biasa,

Begitu lembut, namun begitu kuat.

Banyak cara yang kamu tunjukkan bahwa kamu peduli

Ibu sabar saat aku melakukan kesalahan;

Ibu memberikan bimbingan ketika aku bertanya;

Tampaknya kamu dapat melakukan hampir semua hal;

Ibu adalah master dari setiap tugas.

Ibu adalah sumber kenyamanan yang dapat diandalkan;

Ibu adalah bantalku saat aku jatuh.

Ibu membantu di saat-saat sulit;

Ibu mendukungku setiap kali aku menelepon.

Aku mencintaimu lebih dari yang kamu tahu;

Ibu memiliki rasa hormatku sepenuhnya.

Jika aku memiliki pilihan,

Ibu akan menjadi orang yang aku pilih!

Puisi Hari Ibu ke-3

Ibu dan Misteri

Karya Jonna Fuchs

Bu, cintamu adalah sebuah misteri:

Bagaimana kamu bisa melakukan itu semua?

Ibu selalu ada di sana dan memperbaiki hal dengan sempurna

Untuk masalahku, besar dan kecil.

Cintamu melindungiku hari demi hari,

Jadi aku tidak takut, aku aman dan sehat.

Aku merasa bisa melakukan apa saja

Kapan pun ibu ada.

Ibu, cintamu adalah sebuah misteri,

Aku tidak punya petunjuk

Mengapa kamu mencintaiku sepanjang waktu,

Tapi saya sangat senang kamu melakukannya!

Puisi Hari Ibu ke-4

Kesunyian Ibu

Karya: Denza Perdana

Ibu

Dahinya adalah jejak sujud yang panjang

Perjalanan waktu membekas di pelupuk matanya

Derai air mata di pipinya telah mengering

Tanpa sisa, tanpa ada yang menduga

Ia memilih jalan sunyi untuk bertanya

Hiruk pikuk untuk tersenyum di beranda derita

Menjerit saat lelap berkuasa

Berdoa bukan untuk dirinya.

Puisi Hari Ibu ke-5

Setetes Air Mata

Karya: Hanim Fatmawati Madiun

Setetes air mata seorang ibu

Gejolak hati yang seakan akan ingin menjerit

Air mata terus mengalir

Membasahi kedua pipinya

Yang sangat lembut

Di malam yang sunyi gelap gurita

Kedinginan yang berada di tubuhnya

Hati yang terluka terhanyut dalam kesedihan

Seorang ibu terus Meneteskan air mata

Dan ia mulai bertanya

Kepada seorang anak

Ia mulai mengucapkan

Kata-kata dengan lisan

Mulutnya seakan akan ingin marah

Penderitaan yang dirasakan

Ia mulai berbaring

Dan meneteskan air mata

Apa yang ia rasakan

Dan mulai merenung dan diam

Tanpa kata-kata

Puisi Hari Ibu ke-6

Syair untuk Ibu

Karya: Amelia Zelianti

Ibu setiap rintikkan air matamu

Menyadarkan diriku atas perbuatanku

Pengorbanan yang telah kau berikan untukku

Selalu ku kenang sepanjang hidupku

Di bawah redupnya pelita malam

Ku rebahkan kepalaku di pangkuanmu

Aku merasakan hati yang penuh ketenangan

Lewat belaian hangat tangan halusmu

Ibu, Kau lah jantung dan hatiku

Darahmu mengalir deras di tubuhku

Semua tentang lukamu terikat di batinku

Kutuliskan syair ini untukmu ibu

Dengan bait yang langsung terhubung denganmu

Dihiasi oleh goresan pena yang indah

Syair ini akan selalu mewarnai hidupmu

Puisi Hari Ibu ke-7

Catatan Terima Kasih

Karya Lang Leav

Kamu telah memberi tahuku

Semua hal

Aku perlu mendengar

Sebelum aku tahu,

Aku perlu mendengar mereka

Agar tidak takut dari semua hal

Aku pernah takut,

Sebelum aku tahu

Aku seharusnya tidak takut pada mereka

Puisi Hari Ibu ke-8

Aku Memanggil Namamu

Karya: Dimas Arika Mihardja

Setiap debur rindu, aku memanggil namamu dengan gigil bahasa kalbu:

Ibu Bagaimana bisa aku, bagaimana bisa aku mengubur wajah cerah penuh gairah mencinta?

Ibu, Jika riak menjadi ombak dan ombak menggelombangkan rasa sayang

Kupanggil sepenuh sepenuh gigil hanya namamu. Saat sampan dan perahu melaju

Di tengah cuaca tak menentu engkaulah bandar, tempat nyaman bagai sampan

Bersandar sebab di matamu ada mercusuar berbinar.

Jalan terjal berliku adalah lekuk tubuh ibu yang mengajarkan kesabaran

Rindang pohon di sepanjang tulang mengingatkan hangat dekap di dadamu

Deru lalu lintas jalanan, rambu-rambu dan simpang

Lampu adalah nasihat yang selalu mengobarkan semangat berjihad.

Aku memanggil namamu, Ibu

Sebab waktu tak lelah mengasuh dan membasuh peluh

Aku memanggil namamu, Ibu

Sebab segala lagu, sebab segala lugu mengombak di bibirmu

Aku selalu memanggil dan memanggil namamu:

Ibu!

Puisi Hari Ibu ke-9

Ibu

Karya: Lola Ridge

Cintamu bagaikan cahaya bulan

yang mengubah hal-hal kasar menjadi keindahan,

sehingga jiwa-jiwa kecil

yang masam saling memantulkan secara miring

seperti di cermin yang retak. . .

melihat dalam rohmu yang bercahaya

pantulan mereka sendiri,

berubah rupa seperti aliran air yang bersinar,

dan mencintaimu apa adanya.

Kamu bukanlah gambaran dalam pikiranku,

melainkan sebuah kilau.

Aku melihatmu dalam kilauan

pucat seperti cahaya bintang di dinding abu-abu. . .

cepat berlalu dari ingatan bagaikan pantulan angsa putih

yang berkilauan di air pecah.

Itulah kumpulan puisi Hari Ibu yang selalu diperingati setiap tanggal 22 Desember. Puisi ini bisa dikirimkan ke ibunda tercinta!

Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News

*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmuTertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*