
JAKARTA, KalderaNews.com – Uang kuliah tunggal (UKT) di Indonesia masih mahal. Ternyata, inilah penyebabnya! Beda banget sama kampus di luar negeri lho!
Mahalnya UKT seringkali masih saja menjadi isu yang ramai diperbincangkan.
UKT yang mahal ini pun menjadi sorotan Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Riset (Wamenristek Dikti), Stella Christie.
BACA JUGA:
- Kesempatan Emas! Beasiswa S1-S2 Pemerintah Brunei Darussalam 2025 Dibuka, Gratis UKT dan Dapat Uang Saku
- Daya Beli Kelas Menengah Amblas, Desak Batalkan Kenaikan PPN dan Revisi Kebijakan UKT
- 25 Program Kerja Prioritas di Tahun 2025 yang Akan Menjadi Fokus Kemendikdasmen
Menurut Stella Christie, mahalnya UKT di Indonesia selama ini terkait dengan pendanaan atau sistem perekonomian di universitas.
Pendanaan, baik PTN maupun PTS, kata Stella Christie, selama ini masih banyak bergantung pada pembayaran UKT mahasiswanya.
“Salah satu yang tidak bisa kita pungkiri dari universitas di Indonesia, baik PTN atau PTS itu masih banyak disokong uang kuliah mahasiswa,” ujar Stella Christie.
Andalkan investasi riset dan tekonologi
Stella Christie pun menjelaskan bahwa sistem keuangan kampus di luar negeri tidak melulu mengandalkan UKT, namun lebih banyak dari investasi riset dan teknologi.
“Dalam satu abad terakhir, banyak negara menjadi negara maju, karena pertumbuhan sains dan teknologi. Itu bukti nyata di berbagai negara,” paparnya.
Nah, melihat keberhasilan negara-negara tersebut, Stella Christie meyakini, Indonesia pun bisa melakukan hal yang sama.
Tetapi, kata Stella Christie, ekosistem yang mendorong sember daya manusia Indonesia untuk menghasilkan perkembangan riset, sains, dan teknologi, belum tersedia.
“Satu hal yang sudah saya petakan adalah, bukan karena orang-orang kita tidak mumpuni, tapi kita belum punya ekosistem yang optimal untuk mendorong orang-orang kita supaya bisa menghasilkan perkembangan riset, sains, dan teknologi,” paparnya.
Maka, urgensinya adalah mengembalikan riset ke kampus-kampus di seluruh Indonesia.
Selain itu, riset juga harus melibatkan banyak orang, termasuk dosen dan peneliti agar hasilnya berdampak angka pendek maupun panjang dalam pertumbuhan ekonomi.
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com
Leave a Reply