Puluhan Pegawai Kemendikti Saintek Lakukan Demonstrasi, Protes Soal Arogansi Satryo

Puluhan pegawai Kemendiktisaintek menggelar aksi demonstrasi terkait arogansi Menteri Satryo
Puluhan pegawai Kemendiktisaintek menggelar aksi demonstrasi terkait arogansi Menteri Satryo
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Heboh di sosial media mengenai aksi puluhan pegawai di Kemendikti Saintek yang protes soal sikap arogansi sang menteri.

Demonstrasi itu digelar sebagai bentuk protes kepada Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Mendikti Saintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro yang dituding arogan, pemarah dan main pecat. Senin, 20 Januari 2025.

Aksi ini berlangsung di depan kantor kementerian di Jalan Pintu Senayan, Jakarta.

Mereka menyuarakan keluhan terkait dugaan arogansi Menteri Satryo dan keluarganya yang dianggap mencampuri urusan kementerian.

BACA JUGA:

Protes arogansi Satryo Soemantri Brodjonegoro viral di sosmed

Protes itu awalnya diunggah di media sosial X oleh Kepala Bidang Advokasi Guru Persatuan Guru Republik Indonesia (P2G), Iman Zanatul Haeri (@zanatul_91).

Spanduk-spanduk berisi tuntutan terlihat membentang di depan gedung, salah satunya bertuliskan, “Pak Presiden, selamatkan kami dari menteri pemarah, suka main tampar, dan main pecat.”

Tak hanya itu, kecaman juga diarahkan kepada keluarga Menteri Satryo yang dinilai terlalu ikut campur dalam pengelolaan kementerian. Salah satu spanduk berbunyi, “Institusi negara bukan perusahaan pribadi Satryo dan istri.”

Ada juga tulisan lain yang menyuarakan protes terhadap tindakan yang dianggap merendahkan pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN), seperti, “Kami ASN dibayar oleh negara, bekerja untuk negara, bukan babu keluarga.”

Pranata humas Ahli Muda dan Pj. Rumah Tangga Kemendikti Saintek Neni Herlina menyampaikan keresahannya atas sikap arogan Satryo Soemantri Brodjonegoro terhadap jajaran pegawai Kemendikti Saintek.

Neni menyebut, sebagai pegawai ataupun pengelola pendidikan, tentunya harus memberikan contoh atau tauladan sebagai orang-orang yang terdidik dan berkarakter.

Pegawai Kemendikti Saintek alami arogansi

Setelah 24 tahun bekerja, ia dikagetkan dengan sikap Menteri Satryo yang tiba-tiba bersikap arogan. Hal itu didapati dirinya pada 17 Januari 2024 lalu.

“Tiba-tiba pimpinan tertinggi kami masuk ke ruangan kami dan di hadapan semua orang, beliau mengusir saya keluar dan memerintahkan untuk pindah ke Kemendikdasmen. Saya keluar dan shalat,” kata Neni.

Padahal, Neni mengaku pernah mendapatkan arahan pimpinan yang mana, para tim harus memberi pelayanan yang baik kepada pimpinan-pimpinan yang baru. Neni menekankan, selaku pegawai pastinya siap melayani pimpinan.

“Sayangnya, penyebab pengusiran saya kemarin itu berawal dari sebuah meja di ruang tertinggi lantai 18, yang mungkin perlu diganti karena dianggap ‘tidak menghormati’ dan lain-lain. Lalu semua masalah urusan rumah tangga yang terjadi di lapangan, bermuara kepada Saya, sampai saya harus keluar dari institusi ini,” tuturnya.

Neni menyampaikan permohonan maafnya jika dirinya masih banyak kekurangan dalam melayani pimpinan petinggi Kemendikti Saintek.

Kemendikti Saintek bantah adanya pemecatan dan buka ruang dialog terbuka

Menanggapi hal itu, Sekjen Kemendiktisaintek Togar M Simatupang mengatakan bahwa pihaknya masih membuka ruang dialog ke pegawai yang dipecat.

“Kita apresiasi penyampaian aspirasi suara dari beberapa pegawai. Hal yang terjadi pada banyak pemekaran organisasi, penataaan organisasi, dan dinamika interaksi,” ucap Togar.

Togar juga menyampaikan bahwa dialog dengan pemikiran terbuka masih terbuka lebar untuk mencapai resolusi yang baik.

“Sebenarnya masih tersedia ruang dialog yang lebih baik dan ini tetap dengan tangan yang terbuka, pemikiran yang terbuka, dan pencapaian resolusi yang terbaik,” tambah Togar.

Togar membantah bahwa pihaknya melakukan pemecatan terhadap Neni Herlina secara singkat. Ia  mengatakan ada penjaminan mutu yang harus dilakukan oleh para pegawai Kemendiktisaintek.

“Tidak sejauh itu, dalam penataan ada tingkat layanan dan mutu yang harus dijamin oleh bagian atau individu. Ada perbedaan dan tentu aplikasi penghargaan dan pembinaan,” katanya.

Proses mutasi terhadap Neni, masih terbuka untuk opsi lain. Dirinya meminta semua pihak mengedepankan jalan dialog.

“Sedang proses dan tentu terbuka untuk opsi lain, bukan hitam putih. Tidak baik terlalu reaktif dan tidak ada dialog,” pungkas Togar.

Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News

*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmuTertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*