SMK Avicenna Tenjo Diduga Gelapkan Dana PIP, Siswa Tidak Tahu Jadi Penerima Beasiswa Sampai Lulus

tangkapan layar video dugaan penggelapan dana PIP di SMA Avicenna Tenjo
tangkapan layar video dugaan penggelapan dana PIP di SMA Avicenna Tenjo
Sharing for Empowerment

BOGOR, KalderaNews.com – SMK Avicenna Tenjo, Bogor belakangan sedang viral di media sosial soal dugaan penggelapan dana PIP salah satu siswanya hingga lulus.

Akun @nenden_ayuuuu dalam media sosial TikTok merinci beberapa temuannya terkait dengan dugaan kasus penggelapan dana yang dilakukan SMK Avicenna Tenjo.

Nampak dalam video, pemilik akun mendatangi sekolah tersebut untuk menanyakan dana PIP milik seorang siswa yang diketahui telah lulus pada tahun 2022 lalu.

BACA JUGA:

Siswa baru tahu namanya jadi penerima PIP sejak tahun 2022

Rupanya, siswa tersebut baru tahu bahwa ia menjadi penerima PIP pada tahun 2025. Selama tiga tahun bersekolah, siswa tersebut diketahui tidak pernah mendapatkan dana PIP.

Pihak sekolah menyebutkan bahwa datanya baru ditemukan tahun ini.

“Datanya ketemu sekarang, uangnya di mana? Pertanyaan saya uangnya di mana?” tanya pemilik akun tersebut.

Namun, pertanyaan itu belum sempat terjawab oleh pihak sekolah.

“Alasan data baru ketemu sekarang, makanya baru dibagiin PIP-nya? Padahal uangnya semua sudah digasak habis,” tulis akun itu.

PIP diduga diberikan sebagian kepada para siswa

Pemilik akun menjelaskan bahwa dalam pemberian PIP di sekolah tersebut, yang dibagikan hanya sebagiannya.

Sementara itu, pihak sekolah menyebut bahwa dari 10 orang yang berhak mendapatkan PIP, hanya 1 orang yang tidak dibagikan.

“Kok ibu lihat jeleknya aja, kan separo kita bagikan… iya tapi separo lagi kalian maling kocak,” tulis akun tersebut.

Pemilik akun juga menuliskan bahwa di dalam datanya, ada 20 orang siswa yang tidak mendapatkan haknya dan tidak pernah diinformasikan tentang PIP.

Pihak sekolah beri penjelasan terkait dana PIP

Pihak sekolah menjelaskan kasus yang diduga penggelapan dana PIP tersebut. Menurut seorang guru, sekolah tersebut berstatus swasta yang gajinya kecil.

“PIP diberikan kepada orang tua murid. Tapi di lapangan, orang tua murid itu ada, banyak, yang tidak memberikan kewajibannya, SPP, sedangkan kita dibayar oleh swasta yang gajinya nggak seberapa,” jelas guru tersebut.

Guru itu juga mengatakan bahwa sekolah mengalami kerugian hingga puluhan juta akibat hal tersebut.

“Kita nggak mengambil gaji dari PIP, tapi kalau misalkan sekolah itu rugi, siapa yang menanggung banyak bayaran yang tertunda?” tanyanya.

Ia mengatakan bahwa jika sekolah mengalami kerugian besar, hal tersebut akan berdampak pada guru-guru yang menjadi pengangguran.

“Tugas sekolah hanya mendaftarkan dan membantu aktivasi, bukan mengelola dana PIP,” tulis pemilik akun.

Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News

*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmuTertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*