
JAKARTA, KalderaNews.com – Dosen ASN Kemendikti Saintek dari daerah sedang bergerak ke Jakarta. Mereka menolak diam, tuntut pembayaran tunjangan kinerja alias tukin!
Para dosen menuntut pembayaran tukin yang telah tertunda selama 5 tahun, padahal dosen ASN di kementerian/lembaga lain sudah menerimanya.
Koordinator Nasional Aliansi Dosen ASN Kemendikti Saintek (Adaksi), Anggun Gunawan menyatakan, di Adaksi tergabung lebih dari 3.000 dosen.
BACA JUGA:
- Waduh! Surat Edaran Kemendikti Saintek Bocor, Tukin Dosen ASN 2020-2024 Tak Bisa Dibayarkan
- Dosen ASN Akan Demo Besar di Jakarta, Tukin Tak Segera Dicairkan!
- Ditanya Soal Kisruh di Kemendikti Saintek dan Tukin Dosen Usai Rapat DPR, Satryo Pilih Tutup Mulut
Para dosen ASN bergerak ke Jakarta
“Kami telah membulatkan tekad untuk memperjuangkan hak. Kami menuntut pemerintah segera membayarkan tukin bagi dosen ASN di Kemendiktisaintek, dan memastikan pembayaran tukin bagi semua dosen ASN, tanpa kecuali,” tegas Anggun.
Aksi para dosen ASN, rencana digelar Senin, 3 Februari 2025 di depan Istana Kepresidenan di Jakarta.
Seluruh Koordinator Wilayah (Korwil) Adaksi terus berkoordinasi dan memastikan kesiapan massa aksi. Ratusan dosen sudah bergerak ke Jakarta.
“Dosen dari Sulawesi sudah naik kapal laut. Yang lain sudah dalam perjalanan darat. Semangat ini sungguh luar biasa dan mengharukan!” kata Anggun.
Perwakilan Adaksi Jawa Timur, Slamet Widodo mengatakan, ada tiga bus yang disiapkan untuk mengantarkan sekira 100 dosen menuju Jakarta.
“Justru para dosen ini semangatnya terbakar ikut aksi damai di Jakarta, karena ada surat dari Kemendikti Saintek yang dikirimkan ke pimpinan perguruan tinggi negeri,” ujar Slamet.
Kata Slamet, meskipun pada Senin nanti banyak dosen meninggalkan kampus, pelayanan kampus tidak terganggu, karena mahasiswa masih libur.
Kami bukan minta belas kasihan, kami tuntut hak kami!
Sementara, Dewan Pembina Adaksi, Fatimah mengatakan bahwa dosen ASN di kementerian lain telah menerima tukin sejak 2012, sedangkan dosen ASN Kemendiktisaintek diperlakukan tidak adil.
“Sudah cukup! Kami menuntut hak kami yang selama ini diabaikan. Kami tidak meminta belas kasihan. Kami menuntut hak kami yang tertunda selama lima tahun,” tegas Fatimah.
Senada, Anggun menegaskan, aksi damai dosen ASN pada 3 Februari 2025 nanti tak akan dibatalkan, meski ada berbagai upaya untuk menggagalkan.
“Tetap turun ke jalan pada 3 Februari 2025,” tegas Anggun. “Kami tidak takut! Kami bukan makar! Kami tidak melanggar hukum! Justru yang menolak aksi ini berarti melanggar konstitusi!” lanjut Anggun.
Perjuangan ini, katanya, bukan hanya tentang uang, tetapi tentang martabat dan penghargaan pada dunia akademik di Indonesia.
“Kami tetap tegak, tetap bergerak, dan tidak akan berhenti sebelum tuntutan ini dikabulkan. Kami menuntut keadilan, bukan belas kasihan,” tegas Anggun sekali lagi.
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com.
Leave a Reply