Menilik Sejarah dan Memaknai Tradisi Halal Bihalal dalam Perayaan Idulfitri di Indonesia

Ilustrasi: Halalbihalal Idulfitri. (Ist.)
Ilustrasi: Halalbihalal Idulfitri. (Ist.)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Halal bihalal telah menjadi tradisi khas dalam perayaan Idulfitri di Indonesia. Ternyata, begini sejarah tradisi tersebut dan ini maknanya!

Setiap perayaan Idulfitri di Indonesia, umat Muslim memiliki tradisi unik Halal Bihalal.

Tradisi ini menjadi momen bagi masyarakat untuk saling memaafkan serta mempererat jalinan silaturahmi.

Namun, bagaimana sebenarnya asal-usul tradisi ini?

BACA JUGA:

Asal-usul Halal Bihalal

Istilah Halal Bihalal sendiri berasal dari kata “halal”, yang dalam bahasa Arab berarti “boleh” atau “sah”.

Secara harfiah, istilah ini dapat diartikan sebagai upaya untuk saling menghalalkan atau saling memaafkan kesalahan satu sama lain.

Menurut berbagai catatan sejarah, istilah ini pertama kali populer pada era pasca-kemerdekaan Indonesia.

Presiden pertama Indonesia, Sukarno, disebut-sebut sebagai tokoh yang memopulerkan istilah ini dalam konteks politik.

Pada saat itu, Indonesia menghadapi perpecahan di antara elit politik, dan suasana kebangsaan masih dipenuhi ketegangan pasca-revolusi.

Maka, untuk menyatukan para pemimpin politik, Sukarno mengundang mereka dalam sebuah acara silaturahmi setelah Idulfitri.

KH. Wahab Hasbullah, ulama Nahdlatul Ulama (NU), lantas menyarankan penggunaan istilah “Halal Bihalal” sebagai cara mendamaikan pihak-pihak yang berselisih dan menciptakan harmoni nasional.

Sejak saat itulah, istilah ini makin populer dan diadopsi masyarakat luas, tidak hanya dalam lingkup politik, tapi juga dalam kehidupan sosial dan keluarga.

Memaknai Halal Bihalal

Halal Bihalal bukan hanya sekadar ajang berkumpul, tapi juga memiliki makna mendalam dalam kehidupan sosial dan keagamaan masyarakat Indonesia.

Tradisi ini merupakan warisan budaya yang lahir dari adaptasi nilai-nilai Islam dan tradisi masyarakat Indonesia.

Berawal dari upaya mendamaikan elit politik pasca-kemerdekaan, kini tradisi ini berkembang menjadi bagian dari perayaan Idulfitri yang tidak hanya dilakukan oleh umat Islam, tetapi juga menjadi simbol keharmonisan sosial di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News

*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmuTertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*