Kemendikti Saintek: Kerja Sama Kampus dan Militer Jadi Potensi Besar di Bidang Riset

Ilustrasi: Rencana pendidikan militer untuk mahasiswa. (Ist.)
Ilustrasi: Rencana pendidikan militer untuk mahasiswa. (Ist.)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi menilai, kerja sama kampus dan militer jadi peluang riset dan pengembangan teknologi.

Demikian dikatakan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikti Saintek, Khairul Munadi.

“Kampus merupakan ekosistem terbuka untuk kolaborasi dalam pendidikan dan inovasi,” katanya.

BACA JUGA:

Hasil kolaborasi kampus dan militer

Khairul Munadi mengatakan, Kemendikti Saintek telah mengidentifikasi 4 produk teknologi pertahanan hasil kolaborasi kampus dengan PT. Pindad.

Empat produk teknologi pertahanan tersebut adalah:

  • Microchip yang berfungsi sebagai sistem kendali, sensor, dan Internet of Things (IoT) sebagai bagian dari upaya kemandirian teknologi nasional.
  • Maung EV, yakni versi elektrik dari kendaraan taktis Maung yang akan segera diluncurkan.
  • Propelan Merah Putih, bahan peledak berbasis selulosa dan gliserin dari sumber dalam negeri.
  • Optronic, yaitu teknologi optik untuk pengembangan teleskop dan sensor presisi tinggi.

“Jadi, kerja sama ini harus dilihat secara luas sebagai bagian dari ekosistem riset dan inovasi nasional,” paparnya.

Unud jalin kerja sama dengan TNI AD

Sebelumnya dikabarkan, bahwa Universitas Udayana telah menjalin kerja sama dengan TNI AD Kodam IX/Udayana.

Meski bukan kerja sama di sektor riset, Rektor Universitas Udayana, I Ketut Sudarsana mengatakan kerja sama ini mencakup beberapa kegiatan, antara lain kuliah umum, pelatihan bela negara, dan program pengabdian masyarakat.

Selain itu, kerja sama ini juga bertujuan meningkatkan kapasitas sumber daya militer aktif melalui akses ke program S1, S2, dan S3 di Universitas Udayana.

Sementara, BEM Unud tegas menolak perjanjian kerja sama antara kampusnya dan TNI AD Kodam IX/Udayana ini.

Ketua BEM Udayana, I Wayan Arma Surya Darmaputra mengatakan, perjanjian tersebut membuka peluang bagi militer masuk ke kampus.

“Penolakan ini muncul sebagai respons kekhawatiran kami terhadap masuknya unsur militerisasi dalam institusi pendidikan,” tegasnya.

Mahasiswa Unud juga berencana melakukan unjuk rasa menuntut pembatalan perjanjian antar Unud dengan Kodam IX/Udayana.

BACA JUGA: Pendidikan Militer untuk Mahasiswa, Kamu Setuju Gak, Gaes?

Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News

*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmuTertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com.




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*