MUNTILAN, KalderaNews.com – Ratusan warga Desa Sokorini, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, menggelar aksi damai pada Kamis (11/9) untuk menuntut penghentian total aktivitas penambangan pasir di sekitar Sungai Progo.
Aksi ini diikuti oleh berbagai elemen masyarakat, termasuk tokoh pemuda dan perwakilan warga dari berbagai dusun.
Mereka berkumpul dan mengepung Balai Desa Sokorini, menyuarakan tuntutan utama berupa moratorium izin dan penghentian seluruh kegiatan penambangan, baik yang legal maupun ilegal.
BACA JUGA:
- Menu MBG di Muntilan Viral karena Diduga Berbelatung, Ini Kata Kepsek
- SD Marsudirini St Yoseph Muntilan Tanam 90 Pohon di Lereng Merapi
- Kecelakaan Maut Purworejo Renggut Guru PAUD, Inilah Identitas Lengkap 11 Korban Asal Mendut Magelang
“Kami menolak tambang legal maupun ilegal. Semua tambang aliran Sungai Progo di Sokorini harus dihentikan,” tegas Saiful, koordinator lapangan aksi.
Ia menambahkan bahwa aksi ini adalah bentuk perjuangan warga untuk mempertahankan hak hidup di tanah mereka sendiri.
Kekhawatiran warga memuncak setelah adanya dugaan bahwa PT Gupit Indah Jaya mulai membuka akses jalan untuk tambang, dan alat berat mulai mendekati lahan yang telah mereka jaga selama puluhan tahun.
“Kami tidak pernah diajak bicara soal tambang ini. Tiba-tiba alat berat masuk begitu saja,” keluh seorang warga.
Gerus Rasa Aman Warga
Aktivis pemerhati lingkungan, Nano, yang turut hadir dalam aksi tersebut, menilai bahwa konflik ini bukan hanya masalah lingkungan, tetapi juga keadilan.
Ia menegaskan bahwa tindakan warga adalah bentuk pembelaan terhadap hak atas lingkungan, yang dilindungi oleh Pasal 66 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009.
Dalam aksi ini, hadir pula perwakilan dari Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) Muntilan, Kapolsek Muntilan, Danramil, Satpol PP, serta Linmas
Kapolsek Muntilan, AKP Abdul Munthohir, memastikan pihaknya akan menjaga keamanan dan siap menerima laporan masyarakat terkait aktivitas tambang.
Menanggapi tuntutan warga, Kepala Desa Sokorini, Azis Efendi, berjanji akan menampung seluruh aspirasi dan segera membahas regulasi desa untuk mempertegas penolakan terhadap aktivitas penambangan.
Aksi ini menjadi simbol kemarahan kolektif warga Sokorini atas ekspansi tambang yang dinilai semakin masif, mengancam lingkungan, dan menggerus rasa aman mereka.
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com.


Leave a Reply