
MALANG, KalderaNews.com- Eks dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, Imam Muslimin secara terbuka mengisahkan kronologi konflik yang dialaminya dengan tetangganya, Sahara.
Pria yang akrab disapa Yai Mim itu mengatakan bahwa permasalahan bermula dari hal sepele, yakni parkir mobil rental milik Sahara di depan rumahnya.
Kisah itu diceritakan Yai Mim bersama sang istri, Rosida Vignezvari, melalui channel YouTube milik Denny Sumargo.
BACA JUGA:
- 6 Fakta Terbaru Perseteruan Eks Dosen UIN Malang dengan Tetangganya
- Usai Viral Pura-pura Stroke, Dosen UIN Malang Kembali Jadi Sorotan karena Guling-guling di Tanah
- Usai Videonya Viral di Medsos, Dosen UIN Malang Resmi Ajukan Pengunduran Diri Permanen
Kronologi Konflik Eks Dosen UIN Malang dengan Tetangganya
“Awalnya kita pulang dari Jakarta tanggal 7 Agustus malam hari. Ketika sampai rumah, ada mobil parkir depan pintu. Padahal sudah ada tulisan ‘Mohon tidak parkir depan pintu’,” ungkap Rosida.
Pasangan suami istri ini menunggu mobil tersebut dipindahkan, namun hingga pukul 23.00 tidak ada respons.
“Sampai jam 11 malam, saya beranikan telepon karyawannya (driver), tapi gak diangkat. Voice note juga gak diangkat,” jelas Rosida.
Ia menekankan alasannya bersikeras agar kendaraan dipindahkan, karena keesokan subuh Yai Mim memiliki agenda pengajian.
“Kenapa saya bersikeras sampai begini. Telepon dan minta untuk dipindah, karena besok pagi Yai Mim ada jadwal pengajian. Mobil kita takutnya gak bisa keluar,” tambahnya.
Karena tetap tidak ada jawaban, mereka memilih beristirahat. Pukul 03.00 WIB dini hari, saat hendak berangkat, Rosida kembali menelepon Sahara.
Dari sana, Sahara memintanya untuk membangunkan para sopirnya yang tidur di pos jaga halaman rumah. Namun, usaha membangunkan gagal hingga Rosida lagi-lagi menghubungi Sahara.
“Mbak anak anak tidak bisa dibangunin, (lalu dijawab) iya sudah tolong dipindahkan,” ucap Rosida menirukan percakapan dengan Sahara.
Akhirnya, Yai Mim mengambil kunci dan memindahkan mobil rental tersebut. “Saya sering nongkrong di situ sama anak-anak. Dan beberapa membantu saat ada penyewa mengembalikan mobil rental. Karena tahu lokasi kunci, saya kemudian berusaha memindahkan mobil,” ujarnya.
Namun, kondisi jalan yang tidak rata membuat Yai Mim sempat menginjak pedal gas terlalu dalam, hingga menimbulkan suara keras. Hal itu membangunkan para sopir dan membuat Sahara keluar dari rumah.
“Waktu itu saya tidak tahu, terlalu keras injak gas. Hingga suara mobil keras, begitu ada suara mobil, mereka bangun. Mbak Sahara keluar rumah,” kata Yai Mim.
Meski demikian, ia menyebut suasana saat itu baik-baik saja. Mereka saling meminta maaf atas keributan kecil tersebut.
“Saya bilang minta maaf, karena saya harus ngaji. Mbak Sahara juga minta maaf, tidak ada masalah waktu itu,” ujar Imam Muslimin.
Lewat akun media sosialnya, Imam juga menegaskan bahwa masalah awal hanyalah terkait parkir mobil di depan rumahnya. Namun, persoalan tidak berhenti sampai di sana.
Parkir kendaraan rental Sahara kembali berulang, hingga Imam berinisiatif membersihkan sebidang tanah di depan rumahnya untuk dijadikan lahan parkir alternatif.
Tidak Terima Soal Tuduhan Cabul
Selain persoalan parkir, Yai Mim mengungkap adanya tuduhan serius dari Sahara yang menuding dirinya sebagai “kiai cabul”. Imam menegaskan tuduhan itu hanyalah fitnah keji.
Ia menceritakan, peristiwa bermula ketika dirinya berada di rumah seorang diri karena sang istri sedang menunaikan ibadah haji.
Rumah mereka di Jalan Joyogrand Kavling III Atas Depag, Kecamatan Lowokwaru, Malang, kemudian didatangi anak Sahara, bernama Sepim. Menyambut kehadiran anak tetangganya itu, Imam merasa senang.
“Ada persoalan kedua, istri saya naik haji, anak Bu Sahara main ke rumah, saya senang. Karena sepi, masuk rumah, Mbak Sahara ngikuti masuk rumah. Nawari masakan juga, saya bilang saya sudah ada makanan,” jelasnya.
Menurutnya, Sahara masuk ke rumah lalu mengunci pintu. Imam mengaku sempat mempertanyakan alasan penguncian tersebut, dan Sahara beralasan agar anaknya tidak keluar. Ia lalu naik ke lantai tiga untuk mencuci pakaian hanya dengan celana pendek.
Tiba-tiba, Sahara ikut naik ke lantai tiga dan langsung meneriakinya dengan sebutan ‘cabul’. Teriakan itu membuat Imam kaget dan panik.
“Mendengar suara itu saya kaget, lalu lari ke balkon sebelah supaya tidak terjadi fitnah,” katanya.
Imam menduga, persepsi cabul menurut Sahara berbeda dengan dirinya. Sahara menilai pria yang terlihat mengenakan pakaian minim adalah cabul, padahal Imam menegaskan dirinya memang terbiasa mencuci dengan hanya memakai celana pendek.
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com
Leave a Reply