Ada Fenomena Supermoon Tanggal 7 Oktober 2025, Paling Terang Sepanjang Tahun

Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com- Langit malam pada Selasa, 7 Oktober 2025, akan menampilkan salah satu fenomena astronomi yang paling ditunggu, yaitu supermoon.

Pada momen ini, Bulan purnama tampak jauh lebih besar dan terang dibanding biasanya. Supermoon kali ini bahkan disebut sebagai yang paling besar sekaligus paling cerah sepanjang tahun 2025.

Supermoon, yang juga kerap dikenal sebagai Harvest Moon, terjadi ketika Bulan purnama bertepatan dengan posisinya yang paling dekat dengan Bumi dalam orbit elips.

BACA JUGA:

Kondisi ini membuat Bulan terlihat hingga 14% lebih besar dan sekitar 30% lebih terang dibanding Bulan purnama pada umumnya. Fenomena ini tentu akan menjadi suguhan menarik bagi siapa saja yang menyukai pemandangan langit malam.

Meskipun Bulan sebenarnya tidak mengalami perubahan ukuran, jarak yang lebih dekat dengan Bumi membuatnya seolah-olah membesar.

Jadwal Fenomena Supermoon

Istilah “supermoon” sendiri pertama kali diperkenalkan oleh Richard Nolle, seorang astrolog, pada tahun 1979. Sejak saat itu, fenomena ini semakin populer dan sering ditunggu-tunggu masyarakat di seluruh dunia.

Menurut catatan NASA, supermoon merupakan hasil kombinasi antara fase Bulan purnama dengan titik terdekat orbit Bulan terhadap Bumi yang disebut perigee.

Kondisi ini menjadikan cahaya Bulan tampak lebih terang dan bercahaya di langit malam, bahkan bisa disaksikan secara jelas tanpa perlu bantuan teleskop maupun alat optik khusus.

Sepanjang tahun 2025, akan ada tiga kali kemunculan supermoon, yakni pada 7 Oktober, 5 November, dan 4 Desember.

Ketiga peristiwa ini akan menjadi kesempatan menarik bagi siapa saja yang ingin menikmati keindahan alam semesta.

Khusus untuk bulan Oktober, supermoon diyakini akan menjadi yang paling menakjubkan karena purnamanya sangat dekat dengan perigee.

Dampak Supermoon

Selain memanjakan mata, supermoon juga memiliki dampak terhadap kondisi Bumi. Seperti halnya Bulan purnama biasa, fenomena ini dapat memengaruhi pasang surut air laut.

Ketika Bulan berada di titik terdekatnya, terjadi peningkatan pasang surut yang dikenal sebagai pasang surut musim semi perigean atau sering disebut pasang surut raja.

Namun, para ahli menekankan bahwa perbedaan gravitasi Bulan saat supermoon dengan kondisi normal hanya sekitar 4%.

Dengan kata lain, meski memiliki pengaruh terhadap laut, supermoon tidak menimbulkan dampak yang berlebihan.

 Justru, momen ini lebih sering dimanfaatkan sebagai kesempatan untuk mengagumi keindahan Bulan yang bersinar terang di langit malam.

Jadi, jangan lupa tandai tanggal 7 Oktober 2025 agar tidak melewatkan fenomena langka yang akan menghiasi langit Bumi ini.

Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News

*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmuTertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*