PALEMBANG, KalderaNews.com – Sebuah kisah inspiratif kembali viral di media sosial mematahkan stigma bahwa kesuksesan harus selalu diraih di balik meja perkantoran. Petani juga membanggakan.
Pria bernama Kuyung Fansyah, seorang alumnus Universitas Sriwijaya (UNSRI) dengan predikat cumlaude dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,65, kini dengan bangga dan bahagia memilih profesi sebagai petani.
Dalam unggahan video yang menarik perhatian ribuan warganet, Kuyung Fansyah membagikan perjalanan hidupnya.
BACA JUGA:
- Fantastis, Kementan Buka Lowongan Pekerjaan untuk Petani Milenial dengan Gaji Rp10 Juta Per Bulan, Ayo Daftar!
- Webinar Wellbeing on A Human Planet: Climate Change and Wellbeing Ukrida Singkap Kemandirian Petani
- Petani Indonesia Hadapi Tantangan Berat Terkait Perubahan Iklim, Ini Dampaknya!
Ia menyelesaikan kuliah S1 tepat waktu dalam empat tahun, bahkan dengan capaian akademik yang cemerlang. Ia mengaku sejak Sekolah Dasar (SD) hingga tamat Sekolah Menengah Atas (SMA) selalu meraih peringkat pertama.
Namun, di tengah gemerlapnya dunia kerja yang menuntut gelar sarjana, Kuyung justru membuat keputusan besar. Ia memilih kembali ke lahan menjadi seorang petani.
Dalam unggahannya, ia menulis kalimat menohok yang menyiratkan pesan mendalam tentang arti kesuksesan sejati: “Gak usah bangga jadi sarjana. Nih, kenalin sarjana UNSRI, lulus cumlaude, IPK 3,65 hanya 4 tahun. Sekarang saya di sini.”
Petani Adalah Profesi yang Membanggakan
Kuyung Fansyah menegaskan bahwa pilihannya menjadi petani bukanlah sebuah bentuk kegagalan atau terpaksa, melainkan sebuah kebanggaan. Ia merasa puas karena bisa menghasilkan sesuatu dari jerih payah dan keringatnya sendiri.
“Bangga gak jadi petani? Bangga dong, masa enggak,” ujarnya dalam video tersebut, menunjukkan rasa syukur dan optimisme.
Meskipun sempat ada kesalahpahaman dari warganet, Kuyung tetap santai menghadapi beragam komentar.
Ia bahkan berkelakar tentang cita-cita panennya: “Lagi ngebayangin tiap panen 30 ton apa gak menyala dompetku kan wak. Walaupun searang baru 3 pikul wak.”
Kisah ini sukses membuka pandangan baru, terutama bagi generasi muda yang tengah berjuang di tengah ketatnya persaingan kerja.
Kisah Kuyung Fansyah membuktikan bahwa gelar akademik tertinggi sekali pun tidak membatasi seseorang untuk menemukan kebahagiaan dan kesuksesan di profesi yang paling mendasar sekalipun, yakni bertani.
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com.


Leave a Reply