Neraka Pasar Saham Mengintai! Goldman Sachs dan Morgan Stanley Kompak Ramal Koreksi Besar 10-20%, Investor Diimbau Waspada

Saham anjlok, runtuh, koreksi,
Saham anjlok (EduFulus/Ist)
Sharing for Empowerment

The Path To Financial Freedom, EduFulus – Para investor global dihadapkan pada ancaman resesi pasar yang mengerikan setelah dua raksasa perbankan investasi dunia, Goldman Sachs dan Morgan Stanley kompak mengeluarkan peringatan serius mengenai potensi ambruknya pasar saham global dalam waktu dekat.

Koreksi tajam ini diprediksi akan menjadi “kemunduran” yang diperlukan, namun dampaknya bisa sangat menyakitkan bagi portofolio.

CEO Goldman Sachs, David Solomon, di ajang Global Financial Leaders’ Investment Summit di Hong Kong, menyampaikan kekhawatiran yang paling mencekam: pasar ekuitas global berpotensi mengalami penurunan antara 10% hingga 20% dalam kurun waktu 12 hingga 24 bulan ke depan.

SIMAK JUGA: 7 Film yang Wajib Ditonton Trader

“Semua berjalan lancar, lalu (pasar) mundur agar orang-orang dapat mengevaluasi kembali,” tutur Solomon, mengindikasikan bahwa rally tanpa henti yang terjadi sepanjang tahun ini telah menciptakan valuasi yang terlalu tinggi dan tidak berkelanjutan.

Valuasi Kelewat Mahal Jadi Pemicu Kekhawatiran

Peringatan dari Goldman Sachs ini bukanlah bluff. Kekhawatiran ini sejalan dengan pandangan yang sebelumnya dilontarkan oleh Mike Wilson dari Morgan Stanley. Wilson, yang dikenal sebagai salah satu analis dengan pandangan bearish (pesimis) paling keras, berulang kali menekankan bahwa euforia pasar, terutama yang didorong oleh ekspektasi pemotongan suku bunga dan fenomena Artificial Intelligence (AI), telah membuat valuasi saham “kelewat panas”.

Peringatan serupa juga datang dari Ketua Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell, dan Gubernur Bank of England (BoE), Andrew Bailey, yang telah lama memperingatkan tentang risiko valuasi saham yang terlalu tinggi di bursa global.

Bagaimana Investor Harus Bersikap?

Dalam konteks domestik, meski Tiongkok dan Hong Kong disebut-sebut memiliki titik terang, ambruknya pasar global tentu akan memberikan tekanan signifikan pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Investor kini dihadapkan pada dilema besar:

  • Pola Pikir Bearish: Haruskah segera mengambil untung dan beralih ke aset yang lebih aman seperti emas, yang diprediksi Morgan Stanley harganya bisa tembus US$4.500 per ons pada 2026?
  • Pola Pikir Buy The Dip: Atau apakah koreksi 10-20% ini justru menjadi peluang langka untuk membeli saham-saham unggulan dengan harga diskon, sebagaimana strategi yang diyakini oleh beberapa analis lain di Morgan Stanley?

So, sinyal bahaya dari dua bank investasi terkemuka dunia ini memaksa setiap pelaku pasar untuk kembali mengencangkan sabuk pengaman dan mempertimbangkan kembali risiko yang mereka tanggung di tengah kondisi pasar yang penuh ketidakpastian.

SIMAK JUGA: 10 Buku Bahasa Inggris yang Wajib Dibaca Trader

* Kuy cerdas investasi dan trading dengan artikel edukatif EduFulus lainnya di Google News. Dus, jika Anda ingin bekerjasama dengan kanal EduFulus, silakan hubungi tim di WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*