JAKARTA, KalderaNews.com – Era digital melahirkan fenomena yang disebut Kenakalan Remaja 2.0; tawuran live di TikTok, bahkan disponsori judi online.
Perilaku menyimpang remaja, kini direncanakan di Instagram, disiarkan langsung (live) di TikTok. Ironisnya, disponsori oleh akun judi online!
Inilah yang menjadi focus kajian Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama ThinkTank.ID dan Direktorat Pembinaan Masyarakat (Ditbinmas) Polda Metro Jaya.
BACA JUGA:
- Unik! Hendak Tawuran, Puluhan Pelajar di Jaksel Disuruh Nyanyi ‘Tek Kotek Anak Ayam’ oleh Polisi
- Terjadi Tawuran Antar Pelajar SMK di Bekasi, Tewaskan Dua Orang
- Tawuran Antarsiswa SD di Depok, Kak Seto: Karena Pendidikan Sekolah yang Tidak Efektif!
Eksistensi digital gantikan motif ekonomi
Ketua Pengurus Harian ThinkTank.ID, Hamzah Zaelani menjelaskan, kenakalan remaja saat ini jauh dari motif konvensional.
Ia menyebut bahwa motif utama remaja terlibat dalam aktivitas berbahaya ini adalah kebutuhan akan eksistensi digital.
“Sekarang tawuran direncanakan di Instagram, disiarkan live di TikTok, bahkan ada yang disponsori akun judi online. Motifnya bukan ekonomi, melainkan kebutuhan akan eksistensi digital,” ungkap Hamzah.
Sementara, perubahan bentuk kenakalan ini disebut mind blowing oleh Anta Maulana Nasution, Periset Pusat Riset Politik BRIN.
Ia menyoroti kasus-kasus ekstrem seperti anak SMA yang menjadi mucikari online hingga pengelola investasi daring.
Tawuran itu hal biasa?
Hasil survei terhadap 408 siswa SMA di Jabodetabek menunjukkan temuan mengejutkan:
- Lebih dari 90 persen responden menganggap tawuran sebagai hal biasa.
- 80 persen menyebut tekanan teman sebaya (peer pressure) sebagai faktor pemicu utama.
Menariknya, mayoritas responden ternyata mendukung pembentukan unit polisi khusus dengan pendekatan yang lebih humanis dan restoratif.
Kompol Heru Julianto, Kabagbinopsnal Ditbinmas Polda Metro Jaya, menyambut baik hasil riset ini.
“Temuan ini akan kami telaah lebih lanjut. Ke depan, kami berencana membentuk tim kecil untuk mengkaji pembentukan unit-unit baru yang lebih adaptif,” ujarnya.
Terjadi disfungsi keluarga
Periset BRIN, Andika Aji Baskoro memaparkan bahwa meskipun tawuran dan bullying masih menjadi kenakalan paling umum, layanan yang paling dibutuhkan remaja saat ini adalah konseling psikologis.
Kenakalan konvensional kini dimaknai sebagai “rekreasi” atau ekspresi penasaran.
Namun, akar masalah sesungguhnya terletak pada disfungsi keluarga dan pola pengasuhan yang abai.
Bahkan, BRIN menemukan kasus remaja 15 tahun yang menjalankan manajemen prostitusi online, menjadi pengelola judi daring, sampai menyiarkan tawuran secara langsung dengan pendanaan dari akun judi online.
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com.


Leave a Reply