BNI Sekuritas Ajak Investor Kenali 3 Tipe Profil Risiko Investasi: Konservatif, Moderat dan Agresif

3 tipe investor di pasar modal berdasarkan profil risiko
3 tipe investor di pasar modal berdasarkan profil risiko (EduFulus/Ist)
Sharing for Empowerment

The Path To Financial Freedom, EduFulus – Setiap individu memiliki karakter unik dalam menghadapi risiko dan hal ini krusial dalam dunia investasi.

PT BNI Sekuritas, anak perusahaan dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI), mengajak para investor, baik pemula maupun berpengalaman, untuk mengenali tiga tipe utama profil risiko investasi demi mencapai tujuan finansial yang bijak dan terukur.

Direktur Retail Markets & Technology BNI Sekuritas, Teddy Wishadi, dalam siaran pers Jumat (14/11), menegaskan bahwa pemahaman profil risiko adalah langkah fundamental sebelum memilih instrumen investasi.

SIMAK JUGA: Panik Pasar Saham Fluktuatif, Ingat 5 Hal Ini Biar Tetap Tenang

“Tidak ada profil yang lebih baik dari yang lain, semuanya tergantung pada karakter, tujuan, dan toleransi risiko masing-masing individu,” kata Teddy.

Berikut ini 3 tipe utama investor berdasarkan profil risiko:

1). Investor Konservatif: Mengutamakan Kestabilan dan Keamanan

    Tipe investor ini sangat mengutamakan kestabilan dan cenderung kurang nyaman dengan fluktuasi tajam nilai portofolio. Fokus utama mereka adalah keamanan modal meskipun harus menerima pertumbuhan yang lambat.

    Tujuan: Jangka pendek hingga menengah.

    Instrumen yang Cocok: Reksa dana pasar uang, obligasi pemerintah, atau deposito berjangka.

    2). Investor Moderat: Mencari Keseimbangan (Keamanan vs. Pertumbuhan)

      Investor moderat berada di posisi tengah. Mereka bersedia mengambil risiko yang terukur, dengan tujuan menyeimbangkan antara keamanan modal dan potensi pertumbuhan portofolio.

      Mereka cukup tenang menghadapi fluktuasi pasar dan cocok untuk tujuan jangka menengah hingga panjang.

      Instrumen yang Cocok: Reksa dana campuran, obligasi korporasi, atau saham blue chip yang memiliki fundamental kuat.

      3). Investor Agresif: Mengejar Pertumbuhan Maksimal dan Siap Risiko Tinggi

        Tipe ini berani mengambil risiko tertinggi demi potensi imbal hasil yang jauh lebih besar. Investor agresif tidak mudah panik menghadapi volatilitas dan biasanya sudah memiliki dana darurat yang kuat sebagai penyangga.

        Tujuan: Pertumbuhan maksimal (biasanya jangka panjang).

        Instrumen yang Cocok: Saham (non blue chip), reksa dana saham, hingga Exchange Traded Fund (ETF).

        Teddy Wishadi mengingatkan, bahwa potensi keuntungan yang tinggi selalu berbanding lurus dengan potensi kerugian yang juga tinggi. Oleh karena itu, disiplin dan strategi yang matang sangat dibutuhkan bagi investor agresif.

        Ia pun menegaskan apapun profil risikonya, kunci investasi yang sukses adalah berinvestasi dengan informasi yang cukup dan memahami instrumen yang dipilih.

        “Investasi bukan hanya soal siapa yang paling cepat untung, tetapi siapa yang paling konsisten, bijak, dan terinformasi,” tutup Teddy.

        SIMAK JUGA: Dana Pendidikan Anak Sebaiknya Diinvestasikan di Saham, Obligasi, atau Reksa Dana?

        * Kuy cerdas investasi dan trading dengan artikel edukatif EduFulus lainnya di Google News. Dus, jika Anda ingin bekerjasama dengan kanal EduFulus, silakan hubungi tim di WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com.

        Be the first to comment

        Leave a Reply

        Your email address will not be published.


        *