The Path To Financial Freedom, EduFulus – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersiap meningkatkan pengawasan pasar modal secara drastis dengan membentuk Satuan Tugas (Satgas) Lintas Lembaga yang khusus menyasar praktik manipulasi dan distorsi harga pasar (saham gorengan).
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, menegaskan bahwa penegakan hukum harus ditingkatkan seiring dengan pendalaman pasar.
“Salah satunya juga, penegakan hukum harus kita tingkatkan… Task force lintas lembaga ini utamanya untuk pendalaman pasar, tapi law enforcement itu harus kita tingkatkan,” jelas Inarno.
SIMAK JUGA: IHSG Tembus 32.000 dalam 10 Tahun, Menkeu Purbaya: Asal Tidak Direcoki ‘Saham Gorengan’
Satgas yang dibentuk bertujuan untuk memastikan pasar modal Indonesia tetap bersih dan kredibel. Struktur satgas ini akan melibatkan kekuatan penuh dari regulator dan Self Regulatory Organization (SRO), termasuk: Kementerian Keuangan (Kemenkeu), PT Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dan PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI).
Satgas ini akan memiliki kewenangan yang lebih kuat untuk memonitor pola transaksi abnormal, mendeteksi dugaan manipulasi sejak dini dan merespons pergerakan harga yang tidak wajar.
Strategi Ganda: Penegakan Hukum dan Peningkatan Free Float
Selain penegakan hukum, Satgas ini juga akan terlibat dalam inisiatif pendalaman pasar, terutama melalui peningkatan free float (jumlah saham beredar bebas di pasar).
SIMAK JUGA: Bos Bursa Kena Semprot Menteri Keuangan Gegara Rengek Insentif, Bersihkan Dulu Saham Gorengan!
OJK menilai free float bursa Indonesia masih rendah dan menargetkan peningkatan signifikan secara bertahap:
- Jangka Pendek: OJK akan menaikkan kewajiban free float minimum dari 7,5% menjadi 10% dalam waktu dekat, terutama untuk emiten yang baru IPO.
- Jangka Menengah-Panjang: Porsi free float akan ditingkatkan secara bertahap menuju 15%, dan ultimate targetnya mencapai 25%.
“Secara bertahap kami akan naikkan. Dalam waktu dekat kami naikkan 10%. Kami upayakan paling tidak untuk IPO ke depan harus minimal 10%,” tegas Inarno.
Mendorong IPO Lighthouse dan Investor Ritel
Di sisi penawaran (supply), OJK dan BEI berupaya menarik emiten-emiten besar (disebut IPO Lighthouse oleh BEI, yang diupayakan memiliki aset sekitar Rp 3 triliun) untuk melantai di bursa, serta memperluas instrumen ESG dan Bursa Karbon.
Di sisi permintaan (demand), OJK menargetkan jumlah investor (SID) mencapai 20 juta pada tahun 2027, didukung upaya perluasan basis investor ritel domestik, institusional, dan dorongan Systematic Investment Plan (SIP).
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, menambahkan bahwa manajemen akan memfasilitasi perusahaan besar agar masuk ke papan pencatatan utama, serta menyaring perusahaan sesuai kapitalisasi pasar untuk meningkatkan kualitas pasar secara keseluruhan.
Komitmen pembentukan Satgas Saham Gorengan ini diyakini menjadi katalis penting bagi stabilitas pasar ke depan, menjamin pasar modal tidak hanya tumbuh nominal, tetapi juga sehat dan terpercaya.
SIMAK JUGA: OJK Respons Tuntutan Bursa Bebas Mafia Saham Gorengan
* Kuy cerdas investasi dan trading dengan artikel edukatif EduFulus lainnya di Google News. Dus, jika ada yang tertarik menjalin kerjasama dengan di konten EduFulus, silakan hubungi tim di WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com


Leave a Reply