The Path To Financial Freedom, EduFulus – Dunia pasar saham diguncang perang dingin seputar praktik pump and dump (pom-pom saham) di jagat maya yang melibatkan influencer kesohor.
Tensi memuncak setelah akun edukasi Saham Talk @sahamtalk memicu diskusi dengan pertanyaan retoris, “Ada yang pernah ngerasain jadi korban pompom b4nd4r ini? 😁” yang langsung dibalas pedas oleh akun yang diduga kuat sebagai target kritik yakni @belvinvvip.
Akun IG Saham Talk @sahamtalk dalam unggahannya “Belajar Saham “Ada yang pernah ngerasain jadi korban pompom b4nd4r ini?😁” menyajikan konten Carousel berupa kronologi “Awalnya, bandar pompom legendaris beroperasi di dunia saham Indonesia, berfokus pada saham gorengan tidak likuid dan menggunakan Instagram serta Telegram untuk menjaring investor ritel yang masih polos.
SIMAK JUGA: IPO Paling Aneh Tahun Ini? Misteri Dugaan Bocornya Prospektus Superbank Rp 5,3 T Sebelum ‘Ketok Palu’ OJK
Namun, era keemasan ini perlahan meredup (Era Kejatuhan) karena adanya edukasi dari berbagai pihak, termasuk Saham Talk, yang membuat ritel menjadi lebih cerdas dan mengakibatkan bandar-bandar ini mulai merugi.
Akibatnya, bandar tersebut mencoba peruntungan lain (Era Kripto) dengan beralih ke crypto dan bahkan membuat koin sendiri, yang sayangnya berakhir anjlok mendekati harga nol.
Setelah gagal di kripto, bandar tersebut kembali ke dunia saham (Era Kebangkitan) dan berhasil menemukan “kolam” ritel baru yang dianggap polos di platform TikTok dan forum Stockbit.
Dalam kebangkitan ini, yang diistilahkan sebagai “King Pompom is Back,” mereka berhasil mencetak cuan besar hingga Rp 3,2 miliar dalam kasus saham BELL hanya dalam dua hari, sementara investor ritel yang mengikuti mereka malah berakhir nyangkut (terjebak rugi) -18,3%.
Oleh karena itu, investor ritel disarankan untuk hanya mengikuti pergerakan bandar institusi atau konglomerat di saham likuid yang menjaga harga sahamnya, dan menghindari bandar individual/influencer di saham gorengan yang hanya bertujuan pump and dump dalam waktu singkat.
Picu Kehebohan Netizen
Unggahan IG Saham Talk @sahamtalk tentang praktik pump and dump (pom-pom saham) di pasar modal kembali memicu kehebohan di media sosial. Kali ini, netizen secara terang-terangan menunjuk satu nama yang diduga kuat sebagai pelaku utama di balik fenomena “bandar pompom” yang kini melakukan ekspansi ke platform baru seperti TikTok dan forum Stockbit.

Dalam serangkaian komentar yang viral, nama “Belvin” dan akun terkait seperti Belvin Tannadi @belvinvvip dan belvinmology menjadi sorotan utama.
Reaksi netizen menunjukkan kesamaan pandangan bahwa figur ini, yang sebelumnya dikenal luas di kalangan investor, kini kembali aktif setelah sempat “menghilang.”
Ekspansi ke TikTok dan Stockbit Jadi Sorotan
Menurut kronologi yang beredar, pelaku yang dijuluki “si Buntal,” “Koh B,” atau “Pampedak” ini dicurigai berpindah haluan setelah aktivitasnya di pasar saham Indonesia (IHSG) menjadi sulit. Komentar netizen menyebutkan bahwa ia sempat “pindah ke kripto” dan mengalami kerugian (rungkad) sebelum akhirnya kembali ke saham dengan target “mangsa baru” di TikTok.
SIMAK JUGA: 2 Hari Berturut-Turut Error Saat Market Opening, Netizen Nyinyiri Stockbit Belum Klarifikasi dan Minta Maaf
“Pantesan sering liat di tiktok wkwk,” tulis seorang netizen. “Belvin dh buat akun stockbit waspadalah🔥🔥🔥,” timpal yang lain.
Netizen mengaitkan kembalinya aktivitas ini sebagai “Metode lama, mangsa baru,” yang bertepatan dengan maraknya konten saham di platform video pendek.
Istilah “Belvinmology” dan Kecurigaan Lama
Banyak komentar menggunakan istilah khas seperti “Belvinmology ya 😂” dan merujuk pada lagu-lagu saham populer saat pandemi COVID-19, seperti “salam plopit lekan lekan” dan “ladadidadadidawww,” yang erat kaitannya dengan promosi saham masa lalu. Beberapa saham yang pernah dipromosikan juga disebut, termasuk TOYS, JAWA, BELL, TRUK, MITI, dan DNAR.
“The one and only pampedak 😂” “Sempat pindah ke kripto. Udah ketahuan ini siapa 😂”
Ironisnya, beberapa netizen juga menyinggung bahwa influencer tersebut juga “banyak nyangkut di karungin bandar aslinya” pada beberapa saham yang pernah dipromosikannya, menunjukkan bahwa praktik pump and dump tidak selalu berhasil di mata sang pelaku.
Seruan untuk Waspada dan Pelaporan
Reaksi yang paling keras adalah seruan kepada investor ritel untuk waspada dan bahkan melaporkan praktik ini kepada otoritas.
“Nih gue bantu tag bandarnya @belvinvvip awokwok 🤣,” tulis salah satu komentar paling populer. “Laporin aja ke Pak Purbaya min… biar tdk menyesatkan.. Ayo pada lapor ke Pak Purbaya semua @purbayayudhi.official,” ujar netizen lainnya, merujuk pada Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Gayung Bersambut, Akun Belvin Tannadi @belvinvvip Serang Balik
Ketegangan di antara para influencer pasar modal memuncak setelah akun Belvin Tannadi @belvinvvip merespons kritik yang diduga datang dari komunitas Saham Talk. Dalam unggahan terbarunya, ia melontarkan balasan pedas: “Wkwkwk pengecut kok di folllow..sahamtaik Tayikk tetaplah tayikk.. Mohon maaf saya gk mau injakk😂.”

Reaksi netizen terhadap unggahan yang provokatif ini terbelah, antara pendukung setia dan pihak yang menuntut klarifikasi atas aktivitasnya di pasar modal.
Bantahan Terhadap Tuduhan Pump and Dump
Pusat perdebatan netizen adalah tuduhan bahwa @belvinvvip adalah seorang pompomers (pelaku pump and dump). Seorang netizen berkomentar sinis: “sesama pom pomers dilarang sikut 😢.”
SIMAK JUGA: Kontroversi Saham DADA dan Analis yang Dipertanyakan Kredibilitasnya
Balasan dari @belvinvvip cukup mengejutkan. Ia membantah keras tuduhan tersebut dengan klaim:
“@mifta1929 aku gk perna pom2.. Pom2 suruh kalian beli.. Aku malah bagusan kelen gk usa beli.. soalny aku mau beli wkwkwk”
Tantangan Balik dari Netizen
Bantahan tersebut justru memicu tantangan balik dari netizen yang menyoroti kontradiksi antara klaimnya dan kebiasaan mengunggah saham yang sedang diincar.
“@belvinvvip yaudah ko kalo gitu ngapain di post post kalau gada maksud tertentu, kalo memg mau beli sendiri yaudah diem diem ajala, kasian ritel yang polos2” “@belvinvvip trus ngapain dipost WKWKWKW KOCAK”
Bahkan, ada yang menantangnya untuk membuktikan klaimnya: “@belvinvvip masa sih gk prnh pom2?? mau ku kirim ss nya? wkwkwkwk kacang lupa kulit.” Komentar-komentar ini menyiratkan bahwa bagi sebagian besar pengikutnya, aktivitas posting saham di media sosial memiliki tujuan tertentu, terlepas dari pengakuan si influencer.
Komentar netizen juga menyinggung kemiripan model bisnis antara kedua belah pihak yang berseteru. “Bukannya sama2 ada buka kelas dulu ya? Beda nama aja, vvip sm member platinum. Cmiiw 😅,” ujar seorang netizen, menyiratkan bahwa persaingan ini mungkin berakar pada persaingan bisnis edukasi/keanggotaan.
Meskipun mendapat kritik, pendukung setia tetap memberikan dukungan, menyebutnya “lord ku kembali 👏🔥 sikat Koko kasih paham” dan “kelas king🔥,” menunjukkan bahwa basis pengikutnya masih kuat.
Dalam unggahan terbarunya, @belvinvvip secara eksplisit menargetkan model bisnis lawannya:
“Sok pahlawan retail tapi mau duit retail dari buka kelas.. wkwkk.”
Tuduhan ini menyiratkan bahwa kritik yang dilontarkan kepada influencer adalah bagian dari persaingan bisnis untuk mendapatkan pengikut atau peserta kelas berbayar. Unggahan ini segera memicu keramaian di kolom komentar, dengan banyak netizen menyambutnya dengan tawa sinis: “Wkwkwk lawak2..,” dan dukungan seperti “Sikat king😂” dan “Kasih paham king.”
Dukungan dan Tantangan Netizen
Di tengah perseteruan, beberapa netizen mencoba mendinginkan suasana, namun yang lain justru mendukung perang komentar.
“Sebetulmya ndak perlu lah saring serang yakk.. sama2 cari rezeki di bursa yg nikmat ini hehe.. fokuss aja cari ilmu dan cari cuann.. ndak perlu cari masalah, saya jamin aaammannn jaya sentosa,” komentar seorang netizen yang mencoba menengahi.
Namun, beberapa pendukung @belvinvvip justru menantangnya untuk menunjukkan pencapaian masa lalu, termasuk rekornya dalam lomba trading besar. “Tunjukin koh achievment yg pernah di dapatkan waktu lomba trading jaman covid klo ga salah ya, kokoh bisa juara dengan nilai transaksi Triliunan,” tulis seorang pendukung, mencoba membela kredibilitas influencer tersebut.
Sahamtalk Vs Belvinvvip
Perseteruan ini mencuat setelah akun @profesor_saham secara terbuka menyebut “Sahamtalk vs belvinvvip” dalam sebuah unggahan.
Meskipun konten-konten sebelumnya tidak secara eksplisit menyebut nama, netizen menilai bahwa figur yang dimaksud, dengan inisial “Belvin,” kini sedang “gacor-gacornya” melakukan siaran langsung di TikTok. Hal ini memicu perdebatan sengit dan pengungkapan pengalaman lama para investor.
Bagi investor yang baru mengenal saham, muncul pertanyaan, “Belv1n ini tukang pompom? Sejak kapan? Lalu dia stop ya?” Namun, investor lama segera memberikan kesaksian. Salah satu akun dengan julukan “The Tyrant” (@Glabados) menegaskan: “Emang real tukang pom2, waktu covid gw inget banget betapa songongnya dia, trus redup karena pengikutnya pada sadar. Mungkin sekarang udah lupa makanya bacotannya banyak yg denger lagi.”
Menariknya, di tengah peringatan tersebut, muncul “tips” sarkastis dari seorang netizen (@sumpitMieSakura) yang mengaku tetap mendapat untung (cuan) dari influencer ini:
“Tapii aku cuan terus ikut belpin makasih ya kobel gimanapun tiap hari gw dijajanin kopi sama kobel. Caranya; lu list saham belpin.. entry pas anteng.. anggep aja main arisan. kalo di call dia anggep lu menang arisan langsung haki ketika open.”
“Tips” ini secara tidak langsung mengonfirmasi pola pom-pom, di mana keuntungan bisa didapat jika investor ritel masuk jauh sebelum call dilakukan dan menjual dengan cepat ketika call mencapai puncaknya (fenomena haki atau hajar kanan).
Peringatan “Supir Tua” dan Gaya Mengemudi “Ugal-ugalan”. Peringatan keras datang dari akun @transporter_168 yang menyebut dirinya “Supir tua.”
Ia secara eksplisit memperingatkan investor untuk berhati-hati mengekor “supir angkot medan ini,” merujuk pada gaya menyetir (berinvestasi) yang ugal-ugalan dan berisiko tinggi.
Meskipun akun @profesor_saham tidak secara langsung menyebut nama, ia membenarkan bahwa investor lama “ytta” (yang tahu-tahu saja), menguatkan dugaan bahwa figur yang sedang aktif di TikTok tersebut adalah target kritik dari komunitas Saham Talk.
Jadi Tontonan Publik Jagat Maya
Ketegangan di media sosial antara influencer pasar modal, khususnya yang melibatkan akun @belvinvvip dan akun edukasi/kritikus, telah berubah menjadi “tontonan” publik. Hal ini terkonfirmasi setelah influencer senior @ombentrader mengunggah komentar santai: “Gelar tiker dulu ah sama naruh sendal,” menyiratkan bahwa ia siap menonton drama yang sedang berlangsung.

Reaksi netizen terhadap unggahan ini menunjukkan antusiasme yang luar biasa. Komentar yang masuk didominasi oleh respons yang bernada ikut serta dalam keramaian:
Siap Menyaksikan: Netizen menawarkan berbagai perlengkapan untuk menonton, mulai dari “kopi / mojito,” “kacang rebus,” “jagung rebus,” hingga “popcorn.” Beberapa bahkan bercanda meminta tiket atau menawarkan jasa penjagaan sandal.
Apresiasi Drama: Komentar seperti “kalo omben dah komen dah seru nih 😂” dan “om ben kita suka kegadugan ini 🔥” menunjukkan bahwa perseteruan influencer ini dinikmati sebagai hiburan publik.
Keterlibatan Langsung: Akun @belvinvvip sendiri bahkan ikut nimbrung dalam komentar tersebut, meminta “ngemilnya coklat dubai dong 🔥,” yang disambut oleh pendukungnya.
Kondisi ini memperlihatkan bahwa konflik para influencer telah menjadi trending topic yang menarik perhatian luas, mengalihkan fokus dari edukasi finansial murni menjadi sebuah drama reality show di dunia online.
Situasi ini kembali menyoroti pentingnya edukasi mendalam bagi investor ritel, khususnya pengguna baru di TikTok, agar tidak terjerumus dalam fomo (takut ketinggalan) yang didorong oleh influencer saham berisiko.
Edukasi dan kehati-hatian bagi investor ritel, terutama generasi muda yang mendapatkan informasi dari media sosial untuk menghindari kerugian akibat skema pump and dump.
* Kuy cerdas investasi dan trading dengan artikel edukatif EduFulus lainnya di Google News. Dus, jika Anda ingin bekerjasama dengan kanal EduFulus, silakan hubungi tim di WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com.


Leave a Reply