The Path To Financial Freedom, EduFulus – PT Diamond Citra Propertindo Tbk (DADA) memberikan klarifikasi resmi mengenai informasi yang beredar di media sosial dan pasar modal yang menyebutkan bahwa kantor pusat perseroan berlokasi di sebuah warung kelontong.
Perusahaan dengan tegas membantah isu tersebut dan menyebutnya sebagai hoaks.
Corporate Secretary DADA, Meri Anggraini, menegaskan bahwa lokasi kantor pusat DADA adalah di Dave Apartment Lantai GF, sebuah area komersial yang dibangun dan dikembangkan sendiri oleh perseroan.
SIMAK JUGA: Kontroversi Saham DADA dan Analis yang Dipertanyakan Kredibilitasnya
“Dengan demikian, tidak benar bahwa kantor perseroan berada di warung kelontong,” kata Meri dalam keterbukaan informasi, Kamis (20/11/2025).
Pada hari berikutnya, Jumat (21/11/2025), Direktur Bayu Setiawan turut memperkuat bantahan tersebut dan menyerahkan foto kantor yang berlokasi di dalam Dave Apartment kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai bukti.
Lokasi Resmi dan Terdaftar
Kantor DADA, yang menggunakan merek dagang Diamondland, berlokasi di Jalan Palakali, Kukusan, Kecamatan Beji, Kota Depok, Jawa Barat.
Lokasi tersebut, ditegaskan Meri, adalah alamat resmi yang terdaftar di BEI dan digunakan untuk menjalankan kegiatan operasional perusahaan.
Latar Belakang: Hoaks Kantor Muncul di Tengah Kerugian Investor Ritel
Isu mengenai kantor pusat yang disebut warung kelontong ini mencuat seiring dengan maraknya investor ritel yang merugi di saham DADA.
Isu tersebut disertai dengan tangkapan layar warung kelontong sebagai bahan narasi.
Sebelumnya, saham DADA memang menjadi sorotan setelah melonjak drastis, dari level Rp9 pada awal tahun hingga hampir mencapai level Rp200.
Kenaikan liar ini dipicu oleh rumor yang tidak berdasar, termasuk isu akuisisi oleh raksasa investasi AS The Vanguard Group dan isu backdoor listing. Isu-isu ini kemudian ditepis oleh manajemen.
Lonjakan harga saham yang fantastis tersebut menarik minat banyak investor baru. Data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menunjukkan peningkatan signifikan jumlah pemegang saham: 30 September 2025: 9.374 orang dan 31 Oktober 2025 bertambah 50.121 orang, mencapai total 71.159 orang
Namun, di tengah harga saham yang melambung, Pengendali perusahaan, PT Karya Permata Inovasi Indonesia, terpantau melakukan aksi jual besar-besaran, membuat porsi kepemilikan mereka menyusut dari 66,23% per Juli 2025 menjadi hanya 29,6% per Oktober 2025.
Saat ini, saham DADA telah lama tidak bergerak dan bertengger di level Rp50, level terendah yang sering disoroti analis sebagai tanda kerugian besar bagi investor ritel yang masuk di harga atas.
SIMAK JUGA: Ini Alasan di Balik Saham Konglo Mendadak Lebih Seksi Daripada Blue Chip Kayak BBCA Hingga BBRI
* Kuy cerdas investasi dan trading dengan artikel edukatif EduFulus lainnya di Google News. Dus, jika ada yang tertarik menjalin kerjasama dengan di konten EduFulus, silakan hubungi tim di WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com


Leave a Reply