BLITAR, KalderaNews.com- Jagat maya di Kota Blitar kembali digemparkan oleh munculnya sebuah video singkat yang memperlihatkan tindakan kekerasan antar pelajar.
Rekaman berdurasi 11 detik itu memperlihatkan dua siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) sedang beradu pukulan di pinggir jalan.
Ironisnya, aksi baku hantam yang mirip pertarungan gladiator tersebut tidak dihentikan oleh teman-teman di sekitarnya dan malah direkam hingga akhirnya menyebar luas di media sosial.
BACA JUGA:
- 7 Fakta Siswa SMP Tangsel Tewas Usai Alami Bullying, Akankah Diusut Tuntas?
- Polisi Temukan Bukti Pelaku Ledakan SMAN 72 Korban Bullying, Sekolah Kok Malah Membantah!
- Anak SD di Probolinggo Jadi Korban Bullying, Rekaman Kekerasan Picu Keprihatinan Publik
Hingga kini belum diketahui penyebab pasti perkelahian itu, namun video tersebut memicu kecaman dan keprihatinan publik.
Seorang warga Blitar, Sasa, menyayangkan sikap pelajar yang dianggap menjadikan kekerasan sebagai solusi konflik.
Ia menuturkan, “Ini menjadi PR (Pekerjaan Rumah) besar untuk semua pihak agar kejadian ini tidak menjadi ‘adat’ atau kebiasaan pelajar dalam meredam permasalahan. Seharusnya di usia segitu mereka diajarkan mengontrol emosi, bukan malah adu fisik,” ucapnya dengan nada prihatin.
Dispendik Kota Blitar Turun Tangan untuk Tangani Tindakan Kekerasan Antar Pelajar
Menanggapi ramainya pembahasan di masyarakat, Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Blitar, Dindin Alinurdin, segera mengambil langkah penanganan.
Setelah melakukan penelusuran bersama pengawas pembina, ia mengonfirmasi bahwa kedua pelajar dalam video tersebut merupakan siswa dari salah satu sekolah negeri di Kota Blitar.
Ia menjelaskan, “Setelah kita melakukan koordinasi, terkonfirmasi bahwa kedua pelajar di video itu adalah siswa SMP Negeri 2 Kota Blitar. Saat ini kasusnya sudah ditangani langsung oleh pihak sekolah bersama orang tua (wali murid) masing-masing,” ujar Dindin.
Dindin menegaskan bahwa penyelesaian kasus ditempuh melalui pendekatan kekeluargaan dan menghindari saling menyalahkan, namun tetap menjadi bahan refleksi bagi semua pihak, baik sekolah maupun keluarga.
Pihak Dispendik memandang insiden ini sebagai peringatan serius dan menginstruksikan evaluasi menyeluruh melalui Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (Satgas PPK) serta Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK) di setiap sekolah.
Dindin menambahkan, “Kami berharap ini menjadi pembelajaran terakhir. Ke depan, peran Satgas PPK dan TPPK harus lebih optimal untuk mendeteksi dan mencegah potensi kekerasan sekecil apapun di lingkungan sekolah,” tegasnya.
Ia juga meminta masyarakat untuk berhenti menyebarluaskan video sehingga tidak menimbulkan dampak psikologis bagi anak-anak yang terlibat.
“Mohon untuk semua pihak saling menjaga agar tidak terjadi trauma psikologis ke anak-anak. Kami akan selalu mengontrol ke sekolahan agar tidak ada lagi kekerasan pelajar,” ujarnya.
Sebagai upaya pencegahan jangka panjang, Dispendik mewajibkan seluruh kepala sekolah di Blitar memperkuat penanaman karakter.
Kurikulum sekolah diminta tidak hanya fokus pada capaian akademik, tetapi juga membangun sikap toleransi, empati, dan kemampuan menyelesaikan masalah tanpa kekerasan.
Cek Berita dan Artikel KalderaNews.com lainnya di Google News
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu. Tertarik menjalin kerjasama dengan KalderaNews.com? Silakan hubungi WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com.


Leave a Reply