Wajib Tiru Jepang, Bursa Kripto Punya Dana Cadangan Ganti Rugi Insiden Nasabah Bangkrut

Hacker
Hacker (KalderaNews/Ist)
Sharing for Empowerment

The Path To Financial Freedom, EduFulus – Pemerintah Jepang tengah merumuskan sebuah kebijakan fundamental yang akan mengubah cara bursa kripto beroperasi: mewajibkan setiap platform perdagangan aset digital memiliki dana cadangan darurat khusus untuk mengganti rugi nasabah jika terjadi insiden peretasan atau kegagalan sistem.

Langkah proaktif ini memosisikan Jepang sebagai regulator yang beralih dari pendekatan reaktif menjadi lebih preventif dalam melindungi investor.

Pola umum kasus peretasan global adalah proses penggantian dana nasabah yang lambat, bahkan seringkali mandek. Jepang ingin memutus pola ini dengan mewajibkan dana cadangan tersedia sebelum krisis, bukan setelahnya.

SIMAK JUGA: Badai Bear Market Terjang Bitcoin, Anjlok 30% dari Puncak, Buy atau Bye Nih?

Kebijakan ini sedang difinalisasi oleh Financial System Council, lembaga penasihat bagi Financial Services Agency (FSA). Dengan lebih dari 12 juta akun pengguna terdaftar di Jepang, insiden keamanan sekecil apa pun dapat berdampak besar bagi masyarakat luas, sehingga perlindungan ekstra menjadi prioritas.

Membuka Pintu Stablecoin di Tengah Pengetatan Aturan

Menariknya, pengetatan aturan mengenai dana cadangan ini terjadi di saat Jepang justru melonggarkan ruang bagi inovasi aset digital, khususnya stablecoin berbasis Yen.

FSA sebelumnya memberi sinyal bahwa persetujuan stablecoin berbasis yen dari penerbit non-bank dapat datang lebih cepat, kemungkinan mulai tahun 2026. Ini merupakan perubahan besar dari aturan tahun 2022 yang melarang perusahaan non-bank menerbitkan stablecoin.

Inovasi sudah mulai terlihat. Startup fintech JPYC telah meluncurkan stablecoin yang dipatok pada yen dan didukung oleh simpanan serta obligasi pemerintah Jepang. Bahkan, tiga bank raksasa—Mitsubishi UFJ, Sumitomo Mitsui, dan Mizuho—tengah menjajaki pengembangan stablecoin melalui platform Progmat.

Jepang Memilih Jalan Tengah yang Matang

Melalui dua kebijakan kontras—pengetatan keamanan nasabah dan pelonggaran inovasi stablecoin—identitas Jepang dalam ekosistem kripto global mulai terlihat jelas: Negara tersebut memilih jalan tengah.

Jepang tidak ingin menjadi “wild west” yang terlalu bebas, namun juga tidak ingin menjadi yurisdiksi super ketat yang mematikan inovasi. Mereka mendorong teknologi sambil menjadikan keamanan nasabah sebagai hal yang tidak bisa ditawar.

Perusahaan kripto di Jepang kini harus membuktikan dana pelanggan aman bahkan dalam skenario terburuk, sementara penerbit stablecoin harus menjaga transparansi setara sektor perbankan.

Indonesia Seperti Apa?

Kebijakan Jepang memunculkan pertanyaan penting mengenai arah regulasi di Indonesia, yang juga memiliki basis investor kripto masif dan tengah menghadapi transisi regulator dari Bappebti ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

  1. Kesiapan Dana Cadangan Darurat: Indonesia, melalui bursa kripto terlisensi, saat ini mewajibkan adanya pemisahan dana nasabah (segregated account) dari dana operasional bursa, sebuah langkah perlindungan dasar. Namun, Jepang melangkah lebih jauh dengan mewajibkan dana cadangan darurat khusus untuk kompensasi ex-post. Apakah regulator Indonesia akan mengikuti standar preventif ini untuk memberikan jaring pengaman ekstra di atas pemisahan dana yang sudah ada?
  2. Masa Depan Regulasi Stablecoin: Sementara Jepang membuka ruang lebar bagi stablecoin berbasis Yen yang didukung oleh aset konservatif, Indonesia masih sangat hati-hati. Sejauh mana OJK akan membuka pintu bagi penerbitan stablecoin berbasis Rupiah (Rupiah-backed stablecoin) di masa depan? Inovasi ini dapat memperkuat pasar domestik, asalkan memenuhi standar keandalan dan transparansi yang tinggi, sebagaimana yang dituntut Jepang.

Langkah Jepang menjadi tolok ukur bahwa industri kripto global tengah bergerak menuju kedewasaan dan standar yang setara dengan keuangan tradisional. Tantangannya kini berada pada regulator di Indonesia untuk menyeimbangkan perlindungan investor secara maksimal dengan dorongan inovasi yang sehat di pasar aset digital.

SIMAK JUGA: Indodax Gandeng Raksasa Kripto Hong Kong HashKey Bangun Infrastruktur Perdagangan Kripto yang Kokoh

* Kuy cerdas investasi dan trading dengan artikel edukatif EduFulus lainnya di Google News. Dus, jika Anda ingin bekerjasama dengan kanal EduFulus, silakan hubungi tim di WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*