
The Path To Financial Freedom, EduFulus – Ada banyak sekali saham perusahaan terbuka (emiten) di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dimiliki atau terafiliasi dengan konglomerat terkemuka di Indonesia atau biasa disebut dengan saham konglo.
“Saham Konglo” adalah istilah populer di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang merujuk pada saham-saham perusahaan yang dimiliki atau dikendalikan oleh konglomerat atau kelompok usaha besar (Grup Bisnis) terkemuka di Indonesia, seperti Grup Djarum, Grup Salim, Grup Barito Pacific, atau Grup Sinar Mas.
Istilah ini mencerminkan struktur ekonomi Indonesia di mana sebagian besar kapitalisasi pasar didominasi oleh segelintir keluarga atau individu yang telah membangun “kerajaan bisnis” dengan anak perusahaan yang beroperasi di berbagai sektor.
SIMAK JUGA: Ini Alasan di Balik Saham Konglo Mendadak Lebih Seksi Daripada Blue Chip Kayak BBCA Hingga BBRI
Bagi investor, saham konglo seringkali dianggap sebagai tolok ukur utama pasar dan berperan penting dalam menentukan arah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Secara umum, saham konglo memiliki karakteristik fundamental yang kuat. Sebagian besar saham-saham ini masuk dalam kategori “Big Caps” (kapitalisasi pasar besar) dan dikenal sebagai blue chip yang menjadi penghuni indeks bergengsi (seperti LQ45 atau IDX30).
Keunggulan utamanya terletak pada diversifikasi bisnis yang luas. Misalnya, Grup Astra (ASII) tidak hanya di otomotif, tetapi juga di jasa keuangan, pertambangan (UNTR), dan agribisnis (AALI).
Diversifikasi ini memberikan buffer (penyangga) risiko; jika satu sektor sedang lesu, kinerja perusahaan masih ditopang oleh sektor lain.
Selain itu, perusahaan-perusahaan konglo cenderung memiliki akses modal yang lebih mudah dan memiliki manajemen yang berpengalaman serta tata kelola yang relatif mapan, menjadikannya pilihan favorit bagi investor institusi dan asing.
Saham konglo sangat memengaruhi dinamika pasar modal Indonesia. Ketika seorang konglomerat melakukan aksi korporasi (corporate action), seperti Initial Public Offering (IPO) anak usaha baru (misalnya, BREN atau CUAN milik Prajogo Pangestu), pasar seringkali merespons dengan antusiasme yang tinggi.
Fenomena ini menunjukkan adanya sentimen kepercayaan investor terhadap rekam jejak dan kapabilitas sang pemilik. Namun, dominasi saham konglo juga memiliki risiko tersendiri, yaitu risiko konsentrasi: jika terjadi isu besar pada salah satu grup konglomerat, dampaknya dapat merambat ke seluruh bursa.
Oleh karena itu, investor yang berinvestasi di saham konglo perlu memahami tidak hanya prospek bisnis emiten tersebut, tetapi juga strategi makro dari induk grup bisnis yang mengendalikannya.
Berikut adalah beberapa konglomerat besar dan contoh saham perusahaan mereka yang tercatat di BEI:
1). Prajogo Pangestu (Grup Barito Pacific)
Gurita bisnisnya bergerak di sektor petrokimia, energi baru terbarukan, dan pertambangan.
- PT Barito Pacific Tbk (BRPT) – Induk perusahaan di bidang energi dan petrokimia.
- PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) – Perusahaan petrokimia.
- PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) – Energi baru terbarukan (panas bumi).
- PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) – Kontraktor dan investasi di bidang batubara.
- PT Petrosea Tbk (PTRO) – Kontraktor pertambangan (diakuisisi melalui CUAN).
- PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) – Anak usaha TPIA di bidang energi dan utilitas.
2). Hartono Bersaudara (Robert Budi Hartono & Michael Hartono) – Grup Djarum
Bisnis utamanya di rokok, perbankan, telekomunikasi, dan ritel.
- PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) – Bank swasta terbesar di Indonesia.
- PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) – Infrastruktur menara telekomunikasi.
- PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) – E-commerce (Blibli).
- PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) – Jasa kesehatan (Rumah Sakit Hermina).
- PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) – Properti dan kawasan industri.
3). Anthoni Salim – Grup Salim
Bisnisnya sangat terdiversifikasi, terutama di bidang makanan, ritel, dan energi.
- PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) – Makanan olahan.
- PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) – Makanan konsumen bermerek (anak usaha INDF).
- PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) – Investasi di ritel (Indomaret) dan telekomunikasi.
- PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) – Pertambangan tembaga dan emas.
4). Low Tuck Kwong – Grup Bayan
- Fokus utama di sektor batubara. PT Bayan Resources Tbk (BYAN) – Perusahaan pertambangan batubara.
5). Keluarga Widjaja – Grup Sinar Mas
Gurita bisnisnya mencakup sektor keuangan, properti, agribisnis, dan energi.
- PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) – Energi, properti, dan teknologi.
- PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) – Industri kertas dan bubur kertas.
- PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) – Industri kertas.
- PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) – Properti.
- PT Smart Tbk (SMAR) – Agribisnis (kelapa sawit).
6). Theodore Rachmat – Grup Triputra
Konglomerat dengan saham-saham di berbagai sektor.
- PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) – Batubara (melalui afiliasi Boy Thohir/Grup Adaro).
- PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) – Kelapa sawit dan produk kayu.
- PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) – Logistik dan lelang.
- PT ESSA Industries Indonesia Tbk (ESSA) – Kilang LPG dan amoniak.
7). Edwin Soeryadjaya – Grup Saratoga
Fokus pada investasi di berbagai sektor strategis.
- PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) – Batubara (melalui afiliasi).
- PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) – Menara telekomunikasi.
- PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) – Pertambangan emas, tembaga, dan mineral lainnya.
8). Grup Lippo (James Riady)
Grup ini dikenal memiliki banyak aset di sektor properti, ritel, kesehatan, dan media.
- PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) (Properti)
- PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) (Ritel)
- PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) (Kesehatan)
- PT Multipolar Tbk (MLPL) (Investasi/Teknologi)
9). Grup MNC (Hary Tanoesoedibjo)
Fokus utama bisnis grup ini adalah di bidang media, keuangan, dan properti.
- PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) (Media)
- PT Bhakti Investama Tbk (BHIT) (Induk Investasi)
- PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP) (Bank)
- PT MNC Land Tbk (KPIG) (Properti/Resor)
10). Grup Bakrie
Grup ini merupakan salah satu pemain lama di BEI, dengan portofolio di sektor energi, pertambangan, dan telekomunikasi.
- PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) (Induk)
- PT Bumi Resources Tbk (BUMI) (Batubara)
- PT Darma Henwa Tbk (DEWA) (Kontraktor Pertambangan)
- PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) (Mineral)
11). Grup Astra (Keluarga Soeryadjaya)
Meskipun didirikan oleh keluarga Soeryadjaya, kepemilikan saham publiknya juga besar dan saat ini dikelola secara profesional. Mereka memiliki gurita bisnis di sektor otomotif, jasa keuangan, agribisnis, properti, dan alat berat.
- PT Astra International Tbk (ASII) (Induk)
PT United Tractors Tbk (UNTR) (Alat Berat & Pertambangan)
PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) (Agribisnis)
PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) (Komponen Otomotif)
12). Hashim Djojohadikusumo
Fokus bisnisnya banyak di sektor energi, pertambangan, dan logistik.
- PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) (Logistik & Digital)
- PT Media Energi Utama Tbk (MEDC) – (Meskipun sudah berganti kepemilikan, masih sering dikaitkan)
13). Dato Sri Tahir – Grup Mayapada
Bisnis utamanya di sektor keuangan dan kesehatan.
- PT Bank Mayapada International Tbk (MAYA) (Bank)
- PT Sejahtera Bintang Abadi Textile Tbk (SBAT) (Tekstil/Investasi)
Ada saham lain lainnya yang masuk saham-saham konglo?
SIMAK JUGA: Analisis Mengapa Saham Bank Besar (Big Four) Indonesia Terus Anjlok Akhir-Akhir Ini
* Kuy cerdas investasi dan trading dengan artikel edukatif EduFulus lainnya di Google News. Dus, jika ada yang tertarik menjalin kerjasama di kanal EduFulus, silakan hubungi tim di WA (0812 8027 7190) atau email: kalderanews@gmail.com.
Leave a Reply