JAKARTA, KalderaNews.com – Secara global ada 285 juta orang (4,24%) mengalami gangguan penglihatan, 39 juta (0,58%) mengalami kebutaan, dan 246 juta (3,65%) mengalami low vision.
Indonesia menempati urutan ketiga dalam daftar negara dengan tingkat kebutaan tertinggi di dunia, mencapai 1,5 persen lebih tinggi dibandingkan negara-negara lain di Asia Tenggara.
Di Indonesia, terdapat sekitar 3,5juta orang mengalami kebutaan pada kedua belah mata dimana 50-60 persennya atau sekitar 1,5 juta mengalami kebutaan akibat katarak. Penyebab lainnya adalah glukoma dan penyimpangan pembiasan mata (refractive error).
BACA JUGA:
- Guru dari 14 SLB Belajar Asesmen bagi Penderita Low Vision
- Selamat, Inilah Para Pemenang Peserta Didik Berkebutuhan Khusus di AKA-PDBK 2020
- Orang Tua Wajib Tahu! 5 Tanda Anak Siap Belajar Membaca
Menurut Evie Tarigan, Ketua Umum Yayasan LAYAK, salah satu lembaga non-profit yang menjadi rekan Standard Chartered Bank dalam program Seeing is Believing, mengatakan prevalensi kebutaan juga dapat dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi.
Minimnya akses untuk mendapatkan pencegahan dan penanganan gangguan penglihatan dan kebutaan juga sangat dipengaruhi oleh keterbatasan finansial, rendahnya mobilitas dan rendahnya paparan terhadap informasi.
“Kami sangat mengapresiasi program Seeing is Believing yang fokus pada upaya pencegahan kebutaan dan peningkatan kesadaran akan dampak kebutaan dan menjamin akses pelayanan rehabilitasi bagi gangguan penglihatan permanen,” tegas Evie Tarigan.
Country Head Corporate Affairs Standard Chartered Bank Indonesia Dody Rochadi pada KalderaNews menambahkan program Seeing is Believing yang diluncurkan sejak 2003, Bank bertujuan memberikan akses bagi pelayanan pemeriksaan dan kesehatan mata yang terjangkau bagi masyarakat di negara-negara dengan pendapatan per kapita rendah untuk menurunkan angka gangguan penglihatan yang dapat diobati.
“Di Indonesia sendiri, sejak 2003, program ini telah mengucurkan lebih dari USD 9 juta untuk program perawatan kesehatan mata bagi masyarakat, mulai dari anak sampai dengan orang dewasa, termasuk pemberian vitamin A ke lebih dari 2 juta orang, pemberian edukasi kesehatan mata bagi lebih dari 1,9 juta orang, serta pemulihan kesehatan mata bagi lebih dari 138.000 orang.”
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu
Leave a Reply