![]() |
Pelapor Khusus PBB untuk Hak atas Pangan, Ms. Hilal Elver di Lahan Pasang Surut, Kabupaten Banyuasin, Sumsel (KalderaNews/Kemlu RI) |
PALEMBANG KalderaNews.com – “Akan sangat baik jika best practices Sumatera Selatan (Sumsel) di bidang pertanian dapat diduplikasi di provinsi lain di Indonesia,” tegas Pelapor Khusus PBB untuk Hak atas Pangan, Ms. Hilal Elver di Lahan Pasang Surut, Kabupaten Banyuasin, Sumsel, Kamis pekan ini.
Best practices yang dimaksud oleh SR on Food adalah keberhasilan Pemerintah Daerah Sumsel dalam menghadapi tantangan khusus di Sumatera Selatan, dimana 70% area tanahnya didominasi oleh lahan suboptimal berupa rawa lebak (swamp) dan lahan pasang surut (tidal land).
Inovasi, teknologi, dan kemitraan dengan swasta telah terbukti dapat meningkatkan produktivitas sawah di lahan sub-optimal yang sebelumnya hanya sekali panen menjadi dua hingga tiga kali panen dalam setahun.
Kunjungan SR on Food selama 2 hari di Sumatera Selatan diawali dengan diskusi bersama perwakilan dari berbagai dinas terkait di Provinsi Sumsel untuk memberikan gambaran mengenai berbagai program prioritas, inovasi, capaian dan tantangan yang dihadapi di Sumatera Selatan dalam upaya pemenuhan hak atas pangan. Pertemuan dipimpin oleh Kepala Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumsel dan juga dihadiri oleh Kepala Badan Ketahanan Pangan Nasional.
Selain apresiasi terhadap optimalisasi lahan sub-optimal, SR on Food menyambut positif berbagai program yang dicanangkan oleh jajaran Pemda Sumsel untuk menjaga ketersediaan lahan pertanian pangan, antara lain: (1) program pemberian sertifikat tanah kepada para transmigran yang penggunaannya dibagi menjadi lahan tanaman pekarangan (tanaman pangan) dan lahan usaha; (2) peraturan yang mewajibkan perusahaan untuk mengalokasikan 10-25% lahan industri untuk tanaman pangan yang dikelola masyarakat; serta (3) peraturan daerah guna melindungi lahan tanaman pangan dari konversi lahan.
Pada hari kedua, SR on Food berkesempatan mengunjungi Lahan Pasang Surut serta Koperasi Kelompok Wanita Tani di Kabupaten Banyuasin dan melakukan diskusi dengan para petani dan wanita tani terkait keterlibatan wanita dalam pertanian, kepemilikan lahan, program transmigrasi, hingga kesejahteraan petani.
“Pada dasarnya, program pemberdayaan petani dan wanita tani sudah baik di Sumatera Selatan. Pemerintah perlu terus mendukung serta mengembangkan pelaksanaan program tersebut,” tegas SR on Food seusai diskusi.
Dalam kesempatan tersebut, SR on Food turut mencoba alat combine harvester bersama Kepala Badan Ketahanan Pangan Nasional. Combine harvester merupakan salah satu teknologi untuk meningkatkan yield panen dengan menggabungkan penggunaan mesin mekanik dan manual.
Diketahui, Pelapor Khusus PBB untuk Hak atas Pangan, Hilal Elver tengah melakukan kunjungan kerja ke Indonesia yang berlangsung pada 9-18 April 2017. Selanjutnya Elver akan mengunjungi D.I. Yogyakarta dan diakhiri dengan kunjungan ke Provinsi Maluku.
Kunjungan atas undangan Pemerintah Indonesia ini merupakan upaya Pemerintah Indonesia untuk membangun dialog dan kerjasama secara konstruktif dengan mekanisme HAM PBB dalam pemajuan dan perlindungan HAM, khususnya terkait isu hak atas pangan. (JS)
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply