
JAKARTA, KalderaNews.com – Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) akhirnya memberikan klarifikasi lewat akun Twitter resminya @LPDP_RI terkait isu panas dugaan pelanggaran kode etik tes wawancara seleksi beasiswa LPDP. Mereka menegaskan pewawancara yang diduga melakukan pelanggaran kode etik tengah dalam proses untuk pengenaan sanksi.
Diberitakan KalderaNews.com sebelumnya (BACA: Viral, Netizen Ini Kesal Usai Ikuti Seleksi Wawancara Beasiswa LPDP 2019), proses seleksi beasiswa LPDP 2019 dikritik akun @whatshabb pada 24 November 2019 karena pewawancara yang menanyakan hal-hal sifatnya pribadi. Curhatan itu pun menjadi perbincangan hangat warga netizen. Apalagi, kasus serupa, pernah menjadi isu hot dua tahun lalu dimana proses seleksi beasiswa LPDP dikritik karena pewawancara bertanya soal agama, suku, hingga rumah tangga yang bersifat pribadi.
Lewat kicauan klarifikasinya, pihak LPDP mengatakan pihaknya telah menindaklanjuti laporan masuk terkait dugaan adanya pelanggaran dalam proses seleksi wawancara.
BACA JUGA:
- Viral, Netizen Ini Kesal Usai Ikuti Seleksi Wawancara Beasiswa LPDP 2019
- Catat Tanggal-tanggal Penting Terkait Beasiswa LPDP 2019 Tahap II Ini
- Beasiswa LPDP Tahap Kedua Dibuka Hari Ini, Simak Syarat dan Alur Seleksinya
- Penerima Beasiswa LPDP Sudah Tembus 20.255, Hasilnya Kayak Apa Ya?
- Stop Beasiswa LPDP untuk Orang Kaya
- Kebijakan dan Prioritas Beasiswa LPDP Akan Dirombak Besar-besaran
- Housing dan Family Allowance, Masalah Paling Pelik bagi Awardee LPDP
“Selamat pagi, LPDPrens:) Menanggapi isu yang beredar, dapat kami sampaikan bahwa LPDP telah menindaklanjuti laporan mengenai dugaan pelanggaran proses seleksi dan kepada pewawancara yang diduga melakukan pelanggaran kode etik tengah dalam proses untuk pengenaan sanksi,” kicau @LPDP_RI pada Rabu, 27 November 2019.
Tak hanya itu saja, pihak LPDP juga mengaku kalau proses seleksi beasiswa ini dilakukan oleh pihak independen demi terpilihnya kandidat yang berintegritas, berkompetensi tinggi, berkomitmen, kontributif, cinta NKRI, bebas dari intoleransi dan radikalisme.
“Dalam proses seleksi beasiswa, LPDP mengedepankan governance yang baik melalui kerja sama dengan pihak independen demi terpilihnya kandidat yang berintegritas, berkompetensi tinggi, berkomitmen, kontributif, cinta NKRI, bebas dari intoleransi dan radikalisme,” imbuh LPDP.
Selanjutnya, pihak LPDP juga akan menindak tegas jika ada pelanggaran atau penyimpangan dan akan melakukan evaluasi untuk perbaikan.
“Jika dalam proses seleksi ditemukan pelanggaran maupun penyimpangan, LPDP akan menindak tegas dan melakukan evaluasi sebagai upaya perbaikan mekanisme seleksi ke depan,” tandas LPDP.
Pada akhir cuitannya terkait isu ini, LPDP menghargai setiap saran dan masukan untuk perbaikan program layanan LPDP.
“LPDP menghargai setiap saran dan masukan untuk perbaikan program layanan LPDP ke depan. Setiap bentuk pelanggaran dan penyimpangan mohon dapat disampaikan melalui pengaduan.lpdp@kemenkeu.go.id,” tulis @LPDP_RI.
Merespon klarifikasi LPDP ini, netizen pun bereaksi. Ada yang nyinyir, namun ada juga yang mendukung langkah LPDP agar makin lebih baik lagi:
Bastian Lambok @bastian_lh “Jadi perlu ramai dulu ya di medsos baru dilakukan evaluasi. Bagus!“
Ai Fatmawati @aaaaaiiiiiyyyyy “Semangat mimiinnnn“
Akmal @wholequest “Apakah LPDP tidak punya TOR seleksi wawancara dan evaluasi terhadap konten wawancara? Bukankah setiap wawancara direkam? Saya juga awardee (laki2) dan tidak pernah mengalami hal semacam ini, apakah sudah diperiksa bias gender terhadap pewawancara ini?“
JeeS #VersikuisTimWTF19 @senorjoey “Semangat LPDP! Terus berkembang dan jd lembaga yg lebih baik lagi, yaa“. (JS)
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu.
Leave a Reply