10 Suasana Unik di Berbagai Negara Saat Hari Pertama Sekolah Dibuka Kembali

Ruang kelas di Taiwan. Masing-masing meja dibatasi oleh dinding plastik. (Reuters)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com — Berbagai negara melonggarkan kebijakan restriktif dalam upaya penanganan COVID-19. Langkah pelonggaran ditempuh setelah negara-negara tersebut meyakini telah berhasil melandaikan kurva penyebaran penyakit yang belum ditemukan vaksinnya itu. Salah satu bentuk pelonggaran ialah dengan memperbolehkan sekolah melaksanakan kembali kegiatan mengajar di dalam kelas.

Kembali dibukanya sekolah di tengah pandemi COVID-19 yang belum berakhir total, menampakkan berbagai ‘suansana unik.’ Kegiatan belajar tak bisa sepenuhnya seperti dulu lagi. Ada kesan, mengunjungi sekolah sekolah di masa pandemi COVID-19 tidak ada bedanya dengan mengunjungi rumah sakit. Meskipun demikian, anak-anak merasa senang dapat bertemu lagi dengan temanp-teman dan guru mereka.

BACA JUGA:

Berikut ini berbagai peristiwa unik di berbagai negara di hari pertama sekolah dibuka kembali, dihimpun dari laporan businesstoday dan world economic forum.

1.DENMARK

Denmark memperlonggar kebijakan lockdown pada pertengahan April. Negara ini mulai membuka kembali sekolah dan pusat penitipan anak.

Murid-murid di Denmark bersiap memasuki ruangan sekolah

Namun, kekhawatiran akan terjadinya gelombang kedua kasus COVID-19, menyebabkan tak semua orang tua memberangkatkan anaknya ke sekolah. Ribuan orang tua masih membiarkan anak-anak mereka tetap belajar dari rumah.

Para guru bekerja di bawah pengaturan untuk menjaga jarak sosial di antara murid-murid. Dengan banyaknya gedung sekolah ditutup, beberapa guru membawa murid-murid mereka belajar di luar ruangan. Dan mereka lebih memilih menulis dengan kapur tulis di taman bermain daripada di papan tulis.

2. SWISS

Ritual baru bagi orang tua diperkenalkan di La Tour School di Jenewa. Mereka hanya diperbolehkan mengantar anak dari kejauhan.

Ruang kelas setengah penuh untuk mengurangi kepadatan. Meja satu dengan lainnya berjarak dua meter.

3. BELANDA

Sekolah Springplank di kota Den Bosch memasang pelindung plastik di sekitar meja siswa dan dispenser gel desinfektan di ambang pintu. “Para guru kami tidak khawatir,” kata Rascha van der Sluijs, koordinator teknis sekolah.

“Kami memiliki tirai fleksibel sehingga kami dapat melindungi guru kami jika siswa batuk,” kata dia.

4. KANADA

Provinsi Quebec, Kanada, membuka kembali beberapa sekolahnya pada hari Senin. 11 Mei, kendati sejumlah orang tua dan guru menyatakan ketidakpastian atas keselamatan kebijakan tersebut. Sekolah Ecole St-Gerard, di pinggiran Montreal, dibuka dengan staf yang memakai pelindung dan menggunakan pembersih tangan.

5. SIPRUS

Di Siprus, petugas kesehatan yang mengenakan alat pelindung diri melakukan tes COVID-19 terhadap siswa di sebuah sekolah di Nicosia setelah siswa sekolah menengah diizinkan kembali mulai 11 Mei.

6. SHANGHAI

Siswa dan staf sama-sama diminta untuk memasuki gedung sekolah melalui pemindai termal ketika sekolah dibuka kembali minggu lalu setelah tiga bulan ditutup. Dinding-dindingnya dipenuhi poster tentang langkah-langkah untuk mengatasi virus corona dan di kantin sekolah yang bersih, dinding kaca dipakai untuk membatasi meja, sehingga hanya dua siswa yang bisa makan bersama.

Mengunjungi sekolah lebih mirip mengunjungi rumah sakit di kota ini. Namun para siswa merasa senang bisa kembali.

“Saya merasa sangat senang kembali ke sekolah. Biasanya kami menantikan liburan tetapi tiba-tiba liburan kami menjadi begitu lama,” Zhang Jiayi, 17 tahun mengatakan kepada Reuters.

“Kali ini, kami ingin kembali ke sekolah, di mana kami dapat bertemu teman dan guru. “

Setelah mengetahui wabah koronavirus, Taiwan mengambil tindakan cepat untuk menahan penyebarannya.

7. TAIWAN

Taiwan secara resmi tidak pernah menutup sekolah. Namun negara ini memperpanjang liburan musim dingin 10 hari pada bulan Februari 2020. Kesempatan libur dipergunakan untuk melakukan disinfektanisasi fasilitas pendidikan, mendistribusikan pasokan medis, dan menerapkan prosedur baru untuk sekolah.

Saat ini protokol baru diterapkan di sekolah. Di antaranya pemeriksaan suhu, dan di beberapa sekolah menggunakan partisi meja plastik sebagai langkah keamanan tambahan.

8. JEPANG

Pada 27 Februari 2020, Perdana Menteri Shinzo Abe mendesak sekolah-sekolah dasar, menengah, dan tinggi di seluruh Jepang untuk menghentikan kegiatan tatap muka di kelas, mulai 2 Maret hingga awal tahun ajaran baru pada awal April. Ini dimaksudkan untuk mencegah penyebaran virus.

Suasana ruang kelas di sebuah sekolah di Jepang pada hari pertama setelah dibuka di masa pandemi COVID-19

Abe tidak mengeluarkan panduan khusus untuk universitas, yang sebagian besar sedang libur musim semi karena mereka mengikuti sistem semester yang terpisah.

Pada 24 Maret, Jepang mengumumkan bahwa mereka tidak akan memperpanjang rekomendasi penutupan sekolahnya. Pemerintah menyerahkan keputusan kapan dan apakah akan dibuka kembali ke kota setempat berdasarkan jumlah kasus virus corona di daerah tersebut.
Kementerian Kesehatan juga merilis pedoman untuk membuka kembali sekolah yang mencakup membuka jendela untuk ventilasi ruang kelas, menjaga jarak fisik, memeriksa suhu setiap hari, dan mengenakan masker wajah.

“Keadaan masing-masing daerah berbeda, dan akan jauh lebih efektif untuk menilai berdasarkan situasi lapangan yang sebenarnya daripada mendikte langkah kebijakan nasional,” Menteri Pendidikan Koichi Hagiuda mengatakan kepada Straits Times.

Hingga saat ini, sekitar 40% sekolah di Jepang telah dibuka kembali, menurut UNESCO.

9. NORWEGIA

Norwegia menutup sekolah pada 12 Maret. Namun pada bulan April negara ini telah mengizinkan anak-anak sekolah dasar kembali ke kelas di sebelum murid-murid yang lebih senior. Penurunan tingkat penularan virus corona telah terjadi di negara ini.

“Bersama-sama kita telah mengendalikan virus, oleh karena itu kita dapat membuka masyarakat sedikit demi sedikit,” kata Perdana Menteri Erna Solberg saat konferensi pers pada awal April.

10. JERMAN
Sekolah menengah di seluruh Jerman dibuka kembali awal bulan Mei sehingga para siswa senior dapat mengikuti ujian akhir.

Suasana ujian di sebuah sekolah menengah di Jerman setelah negara itu memperlonggar lockdown dan sekolah diizinkan kembali belajar di ruang kelas.

Sebelumnya, sebagian besar sekolah dan tempat penitipan anak di 16 negara bagian Jerman telah ditutup sejak pertengahan Maret.

Sebagai bagian dari rencana Jerman untuk secara bertahap mencabut lockdown,, Perdana Menteri Angela Merkel merekomendasikan agar sekolah memulai proses pembukaan kembali pada 4 Mei, dengan memberikan prioritas kepada siswa yang akan lulus.

Untuk mendorong jarak sosial, pemerintah telah mendesak sekolah untuk membagi kelas menjadi kelompok-kelompok yang tidak lebih dari 15 orang dan meminta anak-anak membersihkan meja mereka setiap hari, di antara tindakan pencegahan lainnya. Sekolah menengah atas dan universitas tetap ditutup sampai pemberitahuan lebih lanjut.

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*