Banyak Perusahaan di Indonesia Belum Jadikan GRC Sebagai Budaya

Jakarta: Indonesia has urbanized as it has climbed the ladder of development
Gedung perkantoran di Jakarta (KalderaNews/JS de Britto)
Sharing for Empowerment

JAKARTA, KalderaNews.com – Ketua Dewan Juri TOP GRC Awards 2020, Antonius Alijoyo menegaskan ada enam temuan menarik terkait GRC selama proses penilaian dan wawancara penjurian TOP GRC Awards 2020 atau penghargaan di bidang Governance (GCG), Risk (Manajemen Risiko), dan Compliance (Manajemen Kepatuhan) di Indonesia.

Hal ini ditegaskan Antonius Alijoyo di puncak penghargaan TOP GRC Awards 2020 yang diselenggarakan oleh Majalah TopBusiness bekerjasama dan didukung oleh sejumlah institusi pada Kamis, 15 Oktober 2020.

Temuan-temuan ini menarik untuk diulas karena menjadi potret GRC secara komprehensif di berbagai perusahaan yang ada di Indonesia saat ini. Apa saja keenam temuan tersebut?

BACA JUGA:

Pertama, tim memang menemukan adanya kelengkapan sistem dan infrastruktur GRC perusahaan-perusahaan peserta sudah semakin lengkap dan meningkat dibandingkan tahun lalu. Hanya saja, masih banyak perusahaan yang perlu menjalankan GRC secara terpadu atau integrated GRC.

Kedua, sebagian perusahaan masih lebih fokus pada kelengkapan administrasi dan infrastruktur GRC serta belum menjadikan GRC sebagai budaya di perusahaan. Selain itu, banyak perusahaan memang tidak menyangka pandemi Covid-19 menjadi risiko bencana yang berkepanjangan dan berdampak sangat besar terhadap bisnis perusahaan serta belum memasukannya dalam profil risiko perusahaan.

Ketiga, karena perusahaan-perusahaan tersebut sudah menerapkan manajemen risiko dan GRC maka lebih mudah dan lebih cepat untuk melakukan mitigasi dan pengelolaan risiko yang terkait Covid-19.

Keempat, baru beberapa perusahaan yang telah mengembangkan teknologi IT/digital untuk mendukung sistem dan implementasi GRC di perusahaan. Pemanfaatan teknologi IT/Digital terkait GRC ini, bermanfaat untuk meningkatkan efektivitas dan memudahkan penerapan three lines of defence, update Profil Risiko secara berkala, dan penerapan Integrated GRC.

Kelima, adanya potensi permasalahan sistem kontrol dan pertanggungjawaban pengelolaan anak perusahaan dengan perusahaan induk/holding. Karena menurut UU Peseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007, bahwa Anak Perusahaan tergolong entitas Bisnis yang terpisah, maka perlu ditetapkan Policy Management yang ditetapkan dalam RUPS masing-masing (yakni di RUPS Perusahaan Induk dan RUPS Perusahaan Anak), yang didalamnya mengatur, hubungan kebijakan antara Perusahaan Induk dan Anak.

Keenam, belum banyak perusahaan yang mengukur efektivitas dan dampak/manfaat dari penerapan GRC. Pengukuran ini perlu dilakukan untuk menunjukkan bahwa penerapan GRC telah memberikan dampak yang signifikan terhadap pencapaian kinerja bisnis perusahaan.

“Jika dalam TOP GRC Awards 2019 tahun lalu belum ada perusahaan yang mencapai level Bintang 5 maka Alhamdulillah/Puji Tuhan dalam TOP GRC Awards 2020 tahun ini ada 4 perusahaan yang mendapat penghargaan level Bintang 5,” tandas Anton.

Sementara itu, Ketua Penyelenggara TOP GRC Awards 2020 sekaligus Pemimpin Redaksi Majalah TopBusiness, M. Lutfi Handayani menegaskan tujuan dari penyelenggaraan TOP GRC Awards 2020 ini adalah untuk mendorong perusahaan-perusahaan di Indonesia terus meningkatkan implementasi GRC-nya, agar kinerja perusahaan dapat tumbuh secara berkelanjutan.

“Kegiatan TOP GRC Awards 2020 merupakan satu rangkaian dengan kegiatan GRC Summit 2020 yang diselenggarakan beberapa waktu yang lalu,” papar Lutfi.

Penilaian kegiatan TOP GRC Awards ini melibatkan 840 perusahaan. Dari jumlah tersebut, sebanyak 100 perusahaan yang menjadi finalis, dan 84 perusahaan yang memberi konfirmasi untuk mengikuti tahap penilaian akhir (wawancara Penjurian). Sebanyak 65 perusahaan, berhasil mengikuti proses penilaian secara lengkap.

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu




Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*