
YOGYAKARTA, KalderaNews.com – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menggelar Sekolah Lapang Geofisika (SLG) di Yogyakarta. Hal ini guna mewujudkan masyarakat siaga bencana, terutama terhadap ancaman gempa bumi dan tsunami.
Yogyakarta dipilih lantaran wilayah Yogyakarta berada di selatan Jawa yang rawan tsunami. Yogyakarta juga berhadapan langsung dengan Samudra Hindia dan berada di Zona Megathrust.
BACA JUGA:
- Hujan Ekstrem Berpotensi Terjadi Hingga Maret 2021, Ini Penjelasan Ilmiah BMKG
- Waspadai Awan Cumulonimbus hingga Longsor pada Puncak Musim Hujan di Daerah-daerah ini
- Tak Hanya Petani dan Nelayan, Presiden Juga Butuh Info BMKG
“Ini untuk menyiapkan diri dan berlatih agar bisa menyelamatkan diri, keluarga, dan masyarakat, sehingga diharapkan tidak ada korban jiwa jika sewaktu-waktu terjadi gempa bumi dan tsunami,” ujar Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati saat membuka kegiatan Sekolah Lapang Geofisika di Balai Desa Glagah, Kulon Progo, DI Yogyakarta.
“Gempa bumi tak bisa dicegah, karena ini salah satu bencana alam yang menjadi bagian dari kehidupan kita, namun yang dapat dicegah adalah jatuhnya korban jiwa dan kerugian sosial ekonomi. Hal inilah yang menjadi tujuan Sekolah Lapang Geofisika (SLG), khususnya mitigasi gempa bumi dan tsunami,” sambung Dwikorita.
Dwikorita mengatakan, latihan evakuasi mandiri juga perlu rutin dan lebih sering dilakukan agar masyarakat lebih cekatan dan sigap untuk menyelamatkan diri, dan pemerintah menyiapkan sarana dan prasarananya.
Selain di Yogyakarta, Sekolah Lapang Geofisika juga akan digelar di 29 wilayah di seluruh Indonesia pada tahun ini.
* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu!
Leave a Reply