Sudah Semangat Balik ke Sekolah, Ternyata Harus Asesmen Dulu. Sabar, Ya

Simulasi belajar tatap muka di SMPN 1 Surabaya
Simulasi belajar tatap muka di SMPN 1 Surabaya (KalderaNews/Dispendik Surabaya)
Sharing for Empowerment

SURABAYA, KalderaNews.com – Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM telah memasuki pekan ke-8 sejak pemerintah memberlakukannya pada tanggal 3 Juli 2021. Sekolah dan proses belajar mengajar dilakukan total dari rumah sejak PPKM darurat diberlakukan sejak awal Juli 2021 lalu.

Kondisi pandemi yang tampak telah banyak membaik dan diiringi masifnya pemberian vaksinasi Covid-19 hingga ke kalangan usia 12 tahun ke atas para pelajar dan mahasiswa yang akan kembali ke sekolah atau kampus, sangat antusias menyambut kembali diberlakukannya Pembelajaran Tatap Muka.

BACA JUGA:

Sayangnya, hingga akhir Agustus ini, para pelajar di wilayah Surabaya harus kembali bersabar menyambut PTM. Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Supomo menjelaskan, sesuai dengan Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri, PTM di tengah pandemi Covid-19 memerlukan berbagai kesiapan. Meskipun Surabaya telah diperbolehkan menyelenggarakan PTM, tetapi pihaknya masih harus mempersiapkan berbagai hal sesuai dengan isi SKB Tersebut.

“Jadi tidak serta merta ketika kita (Surabaya) turun ke level 3, kemudia kita langsung bisa membuak PTM dan langsung jalan. Karena di SKB 4 Menteri, diatur juga kesiapan-kesiapan seolah, kemudian apa yang harus dilengkapi dan segala macam itu harus dipenuhi,” papar Supomo pada Sabtu, 28 Agustus 2021.

Dalam SKB 4 Menteri terdapat beberapa hal yang harus dilakukan oleh sekolah atau lembaga yang ingin kembali menyelenggarakan pembelajaran di lingkungan sekolah. Beberapa di antaranya adalah menyediakan wastafel atau tempat mencuci tangan, hand sanitizer, hingga thermogun untuk mengecek suhu tubuh siswa dan guru, serta tenaga pendidik.

“Setelah kesiapan sekolah itu dipenuhi, kemudian sekolah harus mengisi data di Dapodik (Data Pokok Pendidikan) . Selanjutnya akan dilakukan asesmen oleh Satgas Covid-19 Surabaya untuk melihat benar atau tidaknya yang pihak sekolah sampaikan,” imbuhnya.

Setelah dilakukan asesmen oleh pihak Satgas Covid-19, sekolah harus mengadakan simulasi meskipun telah dinyatakan lolos asesmen. Hal ini disampaikan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Kabid Sekolah Menengah (Sekmen) Dispendik Kota Surabaya, Tri Aji Nugroho, yang menambahkan bahwa setelah lolos asesmen dari Satgas Covid-19, sekolah perlu menggelar simulasi PTM. Dalam simulasi ini, seluruh pihak mulai tenaga pendidikan, tenaga non-pendidikan, dan siswa harus menaati protokol kesehatan dengan baik.

“Setelah asesmen kita lakukan simulasi dulu. Karena jangan sampai kemudian ketika langsung dijalankan PTM, ternayta prokes di sana (sekolah) tidak terkontrol. Karenanya dilakukan simulasi terlebih dahulu untuk melihat bagaimana mereka (pihak sekolah) menerapkan protokol itu,” terang Aji.

Turunnya level PPKM Surabaya tidak serta merta memperbolehkan seluruh sekolah untuk menggelar PTM. Hingga Desember 2020, baru terdapat 15 lembaga pendidikan yang sudah mencapai titik simulasi PTM. Secara persyaratan sekolah tersebut telah siap melaksanakan PTM, tetapi harus dievaluasi ulang.

“Karena simulasi sudah dilakukan. Kemudian kesiapan juga sudah disiapkan semua. Sehingga kita tinggal final checking, untuk istilahnya kita cek lagi yang dulu sudah disiapkan masih ada atau tidak. Maka akan kita cek ulang,” pungkasnya.

* Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu!

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*