
NEW YORK, KalderaNews.com – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim menegaskan bahwa kebutuhan guru dan peserta didik menjadi akar dari kebijakan teknologi pendidikan yang diterapkan di Indonesia.
“Filosofi desain teknologi kami berpusat pada pengguna. Kami mendengarkan guru, kepala sekolah, peserta didik, dan lain sebagainya. Alih-alih membangun produk teknologi yang kami pikir diperlukan, kami lebih berfokus pada apa yang sebenarnya mereka butuhkan,” terang Nadiem di New York di hadapan para pemimpin negara di dunia.
Berbagai platform teknologi yang dikembangkan Kemendikbudristek adalah platform Merdeka Mengajar, Rapor Pendidikan, Kampus Merdeka, Kedaireka, belajar.id, Arkas, TanyaBOS, dan SIPLah.
BACA JUGA:
- Ketua Umum PGRI: Penghapusan Tunjangan Profesi Guru, Merendahkan Profesi Guru!
- Menteri Nadiem Sindir Para Pengritik RUU Sisdiknas, Yang Dilihat Hanya Permukaan Saja
- Menteri Nadiem: RUU Sisdiknas Jamin Kesejahteraan Guru ASN dan Swasta
“Kesemuanya itu telah digunakan oleh jutaan orang di Indonesia,” imbuh Menteri Nadiem.
Mendikbudristek menegaskan bahwa semua inovasi kebijakan dan platform teknologi hanya dapat dilakukan jika ada keberanian dan kemauan politik.
“Tanpa mandat dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo untuk membangun sumber daya manusia, transformasi ini tidak akan mungkin terjadi,” tegasnya di sesi Digital Learning and Transformation, sesi khusus yang menghadirkan para pemimpin negara yang menjadi pionir dalam hal pembelajaran digital.
*Jika merasa artikel ini bermanfaat, silakan dishare pada saudara, sahabat dan teman-temanmu!
Leave a Reply